««»»
"Pagi, Pak Han." Sapa Pak Joko di pagi hari dengan senyumnya yang selalu ramah.
"Pagi, Pak Joko."
Para karyawan sering mengatakan, di kantor mereka ada dua orang yang mempunyai senyum paling ramah. Pertama Pak Han, kedua Pak Joko. Dan jika di pagi hari bertemu dengan kedua sosok itu, niscaya harimu seperti terberkati oleh senyum mereka.
Sama halnya dengan Sejun, pria nyentrik yang suka mewarnai rambut sekaligus pemilik senyum paling manis segedung tingkat 10. Senyum tipis saja lesung pipitnya sudah terlihat. Apalagi ketika menampilkan senyum paling lebarnya.
"Om Haaaaannn!!!" Belom sempat Han memasuki lobi, ia lekas berbalik begitu mendengar namanya dipanggil. Siapa lagi jika bukan Minhee.
Minhee menongolkan kepalanya dari jendela mobil, tangannya melambai dan tersenyum lebar. Papinya sampai harus mengibaskan tangannya agar Minhee memasukkan kembali kepalanya ke dalam karena mobilnya akan berjalan untuk mengantarkan Minhee ke sekolahnya.
Han melambaikan tangannya ke arah Minhee seiring mobil yang sudah berjalan kembali hingga keluar dari gerbang. Han menyambut Taejin di pintu masuk.
"Tumben berangkatnya barengan, Pak."
"Mobil Maminya masuk bengkel. Jadinya ya sekalian."
"Oh, mari, Pak." Han mempersilahkan Taejin terlebih dahulu untuk masuk ke dalam lift.
"Oh, ya. Weekend kemarin Om habis dari rumahmu. Jenguk Nana." Siapa lagi kalau bukan ibunya yang dimaksud.
"Ah, sudah sehat, Om?" Sedikit canggung bagi Han ketika ia harus menanyakan keadaan ibunya sendiri lewat orang lain.
Taejin tersenyum, ia menepuk punggung Han. "Seperti biasanya, Han. Sudah sehat. Sudah bisa ketawa-ketawa. Kemarin nanyain kabarmu."
Han hanya tersenyum simpul dalam menunduknya. Mustahil, jika Ibunya menanyakan perihal Han kepada Taejin. Begitu pikir Han.
"Kamu gak perlu cemas lagi." Ujar Taejin singkat sebelum ia keluar dari lift sambil menepuk punggung Han sekali lagi.
Di dalam ruangan Han, ia sudah mendapati Sejun yang sibuk menyiapkan materi meeting siang nanti.
"Good Morning, Boss."
"Pagi," Jawab Han sekenanya.
Gara-gara di lift tadi, perasaannya sedikit down. Padahal maksud Taejin mengatakan tiu agar Han merasa bahagia juga semangat. Tapi ternyata tidak tersampaikan dengan baik.
"Ini materi rapat nanti siang sudah saya siapkan, Pak, beserta laporan keuangan."
"Terima kasih."
Sejun mengangguk dan segera undur diri, namun belum sampai pintu dengan cepat ia berbalik lagi ke meja Han.
"Han, dugem." Ucapnya dengan ekspresi dan nada yang merajuk.
Han mengernyit dengan permintaan yang tiba-tiba itu.
"Kita udah lama gak mabuk. Udah 2 bulan." Ucap Sejun berusaha untuk merayu. "C'mon, dude. Let's have fun tonight." Dengan senyum mautnya ia berusaha merayu.
Han menghembuskan nafasnya dengan berat lalu mengangguk. "Ok."
"Yess!! That's my dude." Pekik Sejun girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Me | Han Seungwoo X OC ✔️
Romance[COMPLETED] Han Seungwoo X OC Contains mature content. Please, be wise! Semua berawal dari cuddle care. Awal dimana mereka dipertemukan dengan segala kepedihan yang mengisi hati mereka. "We just two broken people, Han. What do we expect?" -Malaka...