Pagi hari yang cerah. Cukup cerah untuk menikmati udara pagi yang sepoi-sepoi dan belum terkena sinar matahari yang panas. Han telah bangun satu jam yang lalu karena kehadiran Malaka yang tahu-tahu sudah berada di depan matanya saat ia membuka mata.
Kini Malaka sedang sibuk membantu mengepaki beberapa baju milik Han ke dalam koper kecilnya. Han sendiri tidak membawa baju yang banyak. Hanya beberapa kemeja dan setelan saja, toh dia juga akan tinggal di rumahnya. Bajunya masih banyak yang berada di sana.
Sebenarnya ada sedikit rasa kesedihan di hati Han, melihat Malaka yang mondar mandir mengambil barang Han yang perlu dibawa. Meskipun Han telah melarangnya karena takut jika merepotkan, Malaka tetap bersikeras membantunya.
"Besok aku gak bisa mampir ke sini, Han. Dari pagi aku sudah harus stay di ballroom. Mumpung hari ini aku ada waktu, jadinya ya sekarang aja. Aku pengen banget ikut andil kayak gini. Nyiapin baju-baju kamu sebelum pergi, ngingetin kamu barang apa aja yang sudah kamu masukin ke tas, ngingetin ada yang ketinggalan atau nggak, sama mastiin kalau semuanya sudah siap."
Han benar-benar speechless dibuatnya, berdiri di dekat walk in closet-nya, memerhatikan punggung Malaka yang melipat bajunya dan memasukkannya ke koper. Oh, Tuhan. Han mengelus dadanya karena berdesir mendengarkan ucapan Malaka yang sangat tulus itu.
Oh, seperti ini rasanya ketika ada yang memerhatikan dengan tulus untuk hal-hal kecil seperti yang Malaka sebutkan tadi? Bagaimana mungkin tidak membuat Han tiba-tiba merasa goyah saat ini?
"Udah re-schedule tiket?" Malaka berbalik menatap Han yang masih bergeming di tempatnya.
"Aku bawa mobil, Mal."
"Ah, iya sih. Bakal lama juga kamu di sana." Malaka kembali menatap koper Han dan menyelesaikan semuanya.
Han menghela nafasnya lalu menghampiri Malaka. Ia menyentuh tangan Malaka untuk berhenti dan menarik tangannya dalam genggamannya. Malaka memandangnya dengan sedikit bertanya-tanya namun sayangnya Han tidak punya jawabannya. Ia hanya ingin memeluk Malaka. Mengelus kepala hingga punggungnya dengan lembut.
Malaka pun demikian, Ia melingkarkan lengannya di tubuh Han dengan erat, menyandarkan kepalanya di dada Han dan mengelus punggung Han dengan halus. Sangat nyaman.
"Kamu baik-baik di sini. Kalau ada apa-apa tetap hubungi aku. Jangan segan buat minta tolong teman-teman kamu. Kalau kepepet boleh minta tolong sama Sejun, dia juga teman kamu. Dia bakal bantu kamu kalau ada apa-apa."
"Kamu? Kamu gimana di sana? Ada yang bisa dimintain tolong juga?"
Han tersenyum samar mendengar pertanyaan Malaka. Sebetulnya Han tidak yakin dimintai tolong dalam konteks apa, namun secara tersirat, Han memahaminya. Ia mencium puncak kening Malaka dengan sedikit lama.
"Ada. Don't worry, Mal. Ada Pak Min, ada Dongpyo, banyak lah pokoknya."
"Telfon aku juga kalau ada apa-apa."
"Pasti, Sayang."
"I can see your life must be getting so hard and heavy there." Gumam Malaka yang nyaris berbisik seraya mengeratkan pelukannya dan menekan kepalanya di dada Han.
"Everything will be okay. For you, for me, and us." Malaka mengangguk. Lalu mereka kembali saling berdiam.
"Haah, jadi pengen cuddle care." Ucap Han dengan nada jahilnya dan ia langsung tertawa saat mendapat cubitan di pinggangnya.
««»»
![](https://img.wattpad.com/cover/212625624-288-k354633.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Me | Han Seungwoo X OC ✔️
Romance[COMPLETED] Han Seungwoo X OC Contains mature content. Please, be wise! Semua berawal dari cuddle care. Awal dimana mereka dipertemukan dengan segala kepedihan yang mengisi hati mereka. "We just two broken people, Han. What do we expect?" -Malaka...