Double up nihh~
***
Hari semakin sore, keempatnya memutuskan untuk istirahat sejenak dan memilih mengobrol ngalor ngidul.
"Eh tapi Ho, tugas lu kok udah mau selesai aja dah tadi? padahal sebelumnya lu nelpon gua ngajak kita ngerjain tugas bareng karena lu ga ngerti tugasnya." tanya Changbin.
"Oh itu, gua di bantuin."
"Sama siapa?"
"Kak Chan, eh." terkutuklah Minho dengan mulut ceplas ceplosnya.
"Kak Chan siapa? Perasaan gua baru denger tuh nama, gebetan baru lu?" kini semuanya menatap Minho penasaran.
"Bukan siapa-siapa."
"Oh gitu, sekarang mainnya rahasia-rahasiaan." ucap Jisung.
"Ih, engga! Kak Chan itu—"
*ting
Pintu Cafe terbuka dan menampilkan seseorang yang mereka kenal, Jeongin yang melihat pun langsung lari menghampiri, "daddy!" ucap Jeongin setibanya di samping Chan.
Sekarang Jeongin sudah berada di dalam gendongan Chan, "Jeje sama siapa?"
"Sama kak Minho, tuh!" tunjuknya ke arah Minho dan teman-temannya berada. Lalu Chan perlahan berjalan ke arah yang di tunjuk Jeongin, sedangkan para penghuni tempat yang di tunjuk sedang memandang kagum sosok dosen di depannya. Chan benar-benar seperti hot daddy saat menggendong anaknya, pikir mereka.
"Selamat sore, pak." ucap Jisung, Changbin, dan Hyunjin dengan senyum sopan.
"Oh, sore. Santai saja, kita sedang di luar area kampus sekarang."
"O- oh iya pak."
"Kalian abis ngerjain tugas?" tanya Chan saat melihat laptop dan buku-buku mereka masih ada di atas meja, lalu Chan tatap mereka satu per satu.
"I- iya pak, kami habis mengerjakan tugas yang bapak berikan."
Teman-teman Minho sangat gugup karena kehadiran Chan di meja mereka, sedangkan sang pelaku malah santai sambil menurunkan Jeongin dari gendongannya, dan menatap Minho.
"Bukannya kemaren kak Chan udah bantuin kamu sampe selesai, Min?"
"Ah— itu kak, tinggal bab akhir tapi udah selesai kok."
"Ohiya bener juga, semalem kan kamu ketiduran pas mau ngerjain bab akhir."
Minho meringis melihat teman-temannya menatapnya kaget, lalu wajah mereka berubah seperti menuntut penjelasan.
"Kak Chan kenapa disini? Katanya lembur?"
"Sampe lupa, kakak ga jadi lembur, ini niatnya mau beli kue dulu buat kalian di rumah eh malah ketemu disini."
Minho hanya mengangguk saja, "kamu udah selesai?" tanya Chan.
"Udah, bentar lagi juga mau pulang."
"Yaudah bareng aja, tapi aku beli es kopi dulu, bentar." dan sepeninggal Chan memesan, Changbin, Jisung, dan Hyunjin benar-benar menuntut penjelasan kepada Minho.
"Gila lu Lee Minho!" dan pukulan sayang Hyunjin dapatkan dari Jisung, "jangan ngomong kasar, ga liat noh ada bocah!" ucap Jisung sambil melihat Jeongin yang sekarang asik menggambar.
"Sejak kapan lu sama pak Chris sedeket itu? sampe manggil 'kak Chan' segala." tanya Changbin dengan menekuk dua jarinya seperti mengutip saat menyebut panggilan Minho untuk Chan.
"Lo ga jadi simpenan tuh dosen kan?" kini gantian Jisung yang mendapatkan pukulan sayang dari Minho.
"Kaga lah! Gua manggil kak Chan biar lebih akrab aja, kan tiap hari ketemu masa mau kaku terus."
"Tapi lu juga ada rasa kan sama tuh dosen?"
"Hah?"
"Ey~ kalo ada juga gapapa kali, lagian pak Chris hot juga." goda Jisung, dan tiba-tiba semburat merah menjalar di pipi Minho, membuat teman-temannya tertawa melihatnya.
Minho itu kalo di godain biasanya bakal marah atau mukul, tapi sekarang yang mereka lihat adalah Minho yang malu-malu. Mereka yakin kalo temen mereka ini ada perasaan dengan dosen ganteng yang sedang berjalan ke arah meja mereka.
"Mau pulang sekarang?"
"Ah, iya ayo, Ayen ayo pulang." Minho membereskan barang-barangnya dan alat gambar Jeongin, lalu Chan menggendong Jeongin.
"Bilang apa sama kakak-kakak?"
"Terima kasih kakak-kakak, aku pulang dulu ya, bye~"
"Duluan ya."
Dan mereka pun pergi meninggalkan Cafe, "mereka kalo di liat-liat kaya keluarga cemara yang mak gue suka tonton njir." ucap Jisung.
"Gua dukung dah Minho sama pak Chris, sapa tau nilai gua kecipratan bagus." anggukan setuju Changbin dapatkan dari teman-temannya.
Malamnya Minho kembali mengerjakan tugas, bukan tugas dari Chan tapi tugas dari dosen mata kuliah yang lain. Minho benar-benar memforsir dirinya untuk terus terjaga, sampai Chan yang di sebelahnya menatap khawatir.
"Udah malem Min, kamu butuh istirahat juga."
"Sebentar lagi kak, nanggung."
Lalu Chan beranjak ke arah dapur, membuat dua gelas coklat hangat untuknya dan juga untuk Minho. Setelah jadi, Chan kembali duduk di sebelah Minho yang sedang menatap laptopnya dengan fokus.
"Mau kakak bantuin lagi ga?" tanyanya sambil menaruh mug berisi coklat hangat untuk Minho di meja.
Minho melirik Chan sebentar, sebelum pandangannya jatuh ke coklat hangat yang masih mengepul, "gausah kak, aku bisa sendiri. By the way, makasih."
"Makasih untuk apa?"
"Untuk ini," Minho mengangkat mugnya dan mendapatkan anggukan dari Chan, "Untuk yang kemarin juga." lanjutnya.
Chan tersenyum menatap Minho dan mengelus surai halus Minho, "kakak cuma ga mau kamu sakit, Min." ucapnya tulus.
"Aku ga bakal sakit kak, aku ini kuat~"
"Iya kakak percaya, yaudah lanjutin gih tugasnya biar cepet selesai terus tidur."
Minho mengangguk dan kembali mengerjakan tugasnya, tapi baru saja ingin memulai dia kembali menatap Chan yang sedang memainkam ponselnya di samping Minho.
"Kakak kenapa masih disini?"
"Mau temenin kamu, takutnya kamu butuh bantuan."
Minho mengangkat bahunya acuh dan kembali pada tugasnya, padahal di dalam sana jantungnya terus berdetak dengan kencang.
—tbc—
Aku mau cepet-cepet selesain cerita ini, jadi kalian jangan bosen bosen yaw💛
🐺🐱ft.🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
GOVERNESS || Banginho ft. Jeongin
FanfictionLee Minho, mahasiswa semester atas yang harus menerima kenyataan pahit kalau dirinya diberi nilai kecil oleh sang dosen, dan berkemungkinan akan lulus tidak tepat waktu. Tapi, bagaimana jika dosennya memberikan sebuah pilihan untuk memperbaiki nilai...