Gessss mari kita layarkan kembali kapal kita!!!
***
Hari ini Chan sangat bersemangat, membuat beberapa mahasiswanya heran sekaligus senang karena sudah lama sekali pak dosennya itu tidak memiliki mood yang sangat bagus seperti hari ini.
"Perkuliahan saya tutup sampai sini, selamat siang." ucapnya sebelum keluar dari ruang kelas.
Chan langsung menuju ruangannya untuk menaruh beberapa barang dan mengambil tasnya yang ia simpan disana. Setelahnya Chan mengeluarkan kunci mobilnya dan berjalan menuju parkiran.
Setelah mengemudikan mobilnya sebentar, Chan langsung memarkirkan kembali mobilnya. Tak langsung keluar, Chan memilih menenangkan jantungnya yang berdegup kencang, Chan gugup bukan main.
Dirasa sudah cukup tenang, kini langkah lebarnya membawa Chan menuju sebuah taman tempat biasa sang anak bertemu dengan pemilik hatinya, Minhonya.
Tapi saat kakinya berpijak disana, taman itu kosong, seperti hanya Chan yang datang kesana siang itu. Lalu Chan melihat jam di pergelangan tangannya, pukul 2 siang, itu tandanya Jeongin belum pulang, dan Minho pasti akan datang kesini saat Jeongin sudah pulang. Chan terlalu cepat rupanya.
Kemudian Chan memutuskan untuk berkeliling guna menghilangkan gugupnya. Hingga akhirnya, Chan berhenti dan berdiri mematung saat melihat pemuda yang sedang terduduk di salah satu bangku taman sambil memainkan ponselnya.
Pemuda itu, Minho, mengangkat kepalanya saat dirasa ada seseorang berdiri di depannya. Seseorang yang beberapa bulan lalu membuatnya menangis setiap malam dan berubah seperti mayat hidup. Tapi, sekarang dia lihat penampilan orang di depannya tak jauh berbeda dengannya saat itu.
Tersadar dari keterkejutannya, Minho langsung berdiri hendak pergi menjauh. Tapi lengannya sudah lebih dulu di tahan oleh sosok pucat itu,
"Tunggu, Min!"
"Kamu kemana aja?" lanjut Chan karena Minho tak juga menggubrisnya.
"Maaf pak, tapi saya harus pergi."
"Please, kasih aku waktu sebentar aja."
Minho menghela nafasnya, kemudian berusaha melepas lengannya yang di cekal Chan. Melihat Minho yang seperti itu membuat Chan secepat mungkin melepaskan lengan Minho dengan wajah sedih.
"Maaf, aku minta maaf karena udah ninggalin kamu. Maaf aku udah jadi orang paling bodoh karena ga bisa megang kata-kata aku buat ga ninggalin kamu. Maaf aku egois karena cuma mikirin perasaan aku doang. Maaf aku telat cari tau semuanya." Minho tetap tak menjawab.
"Sekarang aku udah tau semuanya dari Nancy. Kamu boleh pukul aku, kamu boleh teriak marah ke aku, kamu boleh lakuin apapun yang kamu mau asalkan kamu maafin aku, Min." lanjut Chan, memohon pada Minho.
"Kakak tau keadaan aku setelah di buang gitu aja sama kakak? Aku hancur kak, aku setiap malem nangisin sesuatu yang bahkan bukan salah aku, tapi bodohnya aku masih mikirin Ayen, masih mikirin kakak."
Minho memejamkan matanya sebentar berusaha menenangkan dirinya, "Min, aku bener-bener nyesel, maaf udah buat kamu terluka. Aku egois, aku jahat." ucap Chan sambil menggenggam tangan Minho erat.
Chan benar-benar kacau, menatap lekat netra Minho yang kini menatapnya juga. Sakit, Chan sakit saat melihat mata cantik itu meneteskan air mata.
"Aku mohon maafin aku—" ucapan Chan terhenti karena kini Minho menangkup wajahnya dan mengelusnya perlahan.
"Dan kakak tau apa yang lebih bodoh? aku gabisa benci sama kakak dan aku udah maafin semua kesalahan kakak." ucap Minho dengan wajah penuh air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOVERNESS || Banginho ft. Jeongin
Fiksi PenggemarLee Minho, mahasiswa semester atas yang harus menerima kenyataan pahit kalau dirinya diberi nilai kecil oleh sang dosen, dan berkemungkinan akan lulus tidak tepat waktu. Tapi, bagaimana jika dosennya memberikan sebuah pilihan untuk memperbaiki nilai...