1.4 Ternyata...

5.5K 930 84
                                    

Selamat datang para hadirin sekalian!

***

Chan mengerutkan alisnya, tidurnya terusik dengan suara ketukan di pintu rumahnya. Suara itu masih terus terdengar, mau tidak mau matanya terbuka perlahan, mengumpulkan nyawanya sebentar sebelum beranjak membukakan pintu.

*ceklek

Pemandangan pertama yang dia lihat adalah senyum cerah mahasiswanya, "Selamat pagi, pak." sapanya ceria, tidak sekaku saat pertama kali datang ke rumahnya.

"Masuk, Min."

"Saya langsung ke kamar Ayen ya, pak." setelahnya Minho udah hilang menuju kamar Jeongin. Sedangkan Chan balik ke ruang tengah untuk membereskan berkas yang berserakan dan juga gelas kopi bekasnya semalam.

Saat Chan sedang siap-siap, hidungnya menangkap aroma harum masakan, dan aroma itu semakin kuat saat ia keluar dari kamar. Kemudian bisa dia liat anaknya sudah rapih dengan seragamnya dengan seseorang di dapurnya.

"Pagi, dad." sapa Jeongin setibanya Chan di meja makan.

Chan usak pelan rambut Jeongin, "pagi, son." tak lama datang Minho membawa omurice untuk Jeongin dan Chan.

"Punya kamu mana, Min?" tanya Chan

"Ini, pak." jawab Minho sambil melihatkan piringnya ke Chan yang baru dia ambil dari dapur. Bukan tanpa sebab Chan bertanya seperti itu, pasalnya Minho suka tidak ikut acara sarapannya dan Jeongin.

"Min, sepertinya hari ini saya akan lembur, kamu bisa temani Jeongin sampe saya pulang?" tanya Chan lagi di sela sesi sarapannya.

"Oh— bisa, pak."

Setelahnya sudah menjadi rutinitas, Minho yang berangkat ke kampus menggunakan bus, lalu setengah berlari ke kelas agar tidak telat. Dia menyesal kenapa selalu lupa membetulkan motornya yang rusak, ingatkan Minho untuk membetulkan motornya nanti.

*

"Balik ini lu ke rumah pak Chris lagi?" tanya Changbin. Sekarang mereka lagi kerja kelompok atau kerpok atau kerkom atau japok, banyak banget atau nya ya.

Minho jawab dengan anggukan, dia harus cepat mengerjakan tugasnya agar tidak telat menjemput Jeongin.

"Lu beneran jadi pengasuh anaknya pak Chris?" tanya Yeji, kembarannya Hyunjin yang tidak tau kenapa tiba-tiba nyangsang disini, padahal mereka ga sejurusan.

Minho menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop, "iya buat perbaikan nilai, itung-itung bantu pak Chris jaga anaknya."

"Tapi emang kasian sih, pak Chris kan ditinggal istrinya pasti susah juga bagi waktu buat kerja sama jagain anaknya."

Semua langsung natap Yeji, bahkan Minho sekalipun yang daritadi fokus ikutan menatap Yeji, "pak Chris yang ganteng gitu ditinggal istrinya?" tanya Changbin tak percaya, karena menurut dia dosennya itu ganteng banget walaupun nyebelin, masa iya bisa-bisanya di tinggal istrinya.

"Kabarnya sih gitu. Tapi Minho beruntung sih."

Jisung mandang Yeji aneh, "Beruntung? Ada juga sial temen gua harus ketemu tuh dosen tiap hari."

"Sung, semua orang yang masuk kelas pak Chris tuh beruntung banget, apa lagi Minho yang tiap hari ketemu, itu sih udah beruntung tingkat dewa."

"Ga ade, ga kakak, lebay semuaaaa..."

"Heh! Gua diem aja ya daritadi!" Hyunjin tidak terima di bilang lebay padahal dia daritadi anteng bantuin Minho.

Minho selesai dengan tugasnya, melihat jam sebentar, belum telat pikirnya. Dia beresin barang-barangnya dan menyelempangkan tasnya sebelum pamit ke teman-temannya.

"Nih dah kelar, kalo ada kurang-kurang chat gua aja ya."

"Mau gua anter ga?" tanya Changbin.

"Ga perlu, deket kok, gua duluan ya!"

**

Setelah menjemput Jeongin, keduanya langsung pulang ke rumah Chan, Minho keinget perkataan Yeji tentang istri sang dosen, pantes aja selama jadi pengasuh Jeongin dia ga pernah ngeliat istri pak Chris bahkan fotonya pun nihil.

"Ayen ganti bajunya ya? Kak Minho mau beresin rumah dulu."

"Oke, kak!"

Akhirnya Minho mutusin buat beresin rumah Chan yang baru di tinggal Minho 2 hari tapi udah kaya kapal pecah, sesekali Minho menghampiri Jeongin yang sedang asik bermain di ruang tengah.

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 9 malam, Jeongin Sudah bersiap tidur dengan Minho yang sedang menemaninya di sisi ranjangnya. Sesekali Minho akan menyanyikan lullaby untuk Jeongin sambil mengelus sayang surai anak itu.

Tak terasa ternyata Minho ikut Jeongin ke dunia mimpi karena lelah sehabis membereskan rumah Chan yang lumayan besar itu. Dia terbangun karena merasa haus, dia liat jam tangannya, pukul 11.00 malam.

"Lama juga gua tidur."

Saat sedang minum di dapur, terdengar suara deru mesin mobil dari halaman depan rumah, Minho bangkit untuk memastikan itu dosennya atau bukan. Belum juga ngintip di jendela, pintu utama rumah itu terbuka dan nampilin Chan dengan wajah lelah luar biasa.

"Selamat malam, pak."

"Oh? Malem Min."

"Bir saya bantu pak." ucap Minho sambil mengambil tas dan berkas-berkas yang Chan bawa.

"Terima kasih."

"Bapak udah makan?"

Chan berpikir sebentar kapan terakhir dia makan, mungkin tadi pagi pas sarapan bersama Jeongin dan juga Minho. "Belum, terakhir saya makan itu sarapan tadi pagi sepertinya."

Minho menatap Chan tak percaya, apa dosennya ini tidak merasa lapar? Dia aja bakal berubah jadi monster kalo lagi laper, makanya teman-temannya suka ngatain dia hewan oink oink alias babi.

"Kalo gitu bapak ganti baju dulu aja, saya mau angetin makanan tadi." Chan sih nurut aja, dia langsung bawa tasnya masuk ke kamar. Sedangkan Minho jalan ke dapur buat menghangatkan makanan.

Chan sudah segar sehabis membersihkan tubuhnya dan saat dia kelur kamar, dia lihat di meja makan sudah ada beberapa makanan tersaji. Chan menarik salah bangku lalu mendudukan dirinya disana, tak lama Minho datang dari arah dapur dengan segelas air putih di tangannya.

"Bisa kamu temenin saya makan?"

"Hah?"

"Saya sebenernya ga suka makan sendirian, jadi kamu bisa temenin saya makan?" ini Minho tak salah dengar kan?

"Bi- bisa kok, pak." ucapnya terbata lalu mendudukan dirinya di depan Chan.

Chan mulai memakan makanannya, sesekali dia akan melirik Minho yang sibuk memainkan ponselnya. "Kenapa kok kamu kaya bingung gitu?" tanya Chan saat melihat Minho terus menerus mengerutkan dahinya.

"Ini pak, saya lagi liat app ojek online, kok ga ada ojek online deket sini ya, mereka jauh-jauh banget."

"Kamu mau pulang?"

"Iya pak, besok saya ada kuliah pagi."

"Nginep disini aja, udah terlalu larut buat kamu pulang."

"Ga ngerepotin pak?"

"Ga kok, kamu bisa pake kamar tamu."

Chan sebenernya merasa sangat terbantu dengan kehadiran Minho di rumahnya hampir sebulan ini, karena Minho tak hanya menjadi pengasuh Jeongin tapi dia juga membantu Chan membereskan rumahnya saat dirinya lupa untuk membereskannya.

—tbc—

🐱🐺Hayo jangan lupa ninggalin jejak ya frend!🐺🐱

GOVERNESS || Banginho ft. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang