Note: Vote dan follow sebelum membaca hargai usaha para author ya~
🌻🌻🌻🌻🌻Aroma tanah yang basah, cukup menenangkan pikiran dan hati yang ku rasa kacau. Dedaunan yang basah terguyur air hujan menjatuhkan tetesan demi tetesan yang indah...bagaikan embun.
"Eh liat deh ada pelangi!" Sembari menunjuk ke atas langit, anak laki-laki itu terpana oleh indahnya pelangi hari itu. Tak kalah terpananya dengan si anak laki-laki, gadis kecil disampingnya juga ikut memandang ke atas langit yang sama.
"Iya cantik banget ya, warnanya banyak...menurut kamu kalo udah besar nanti kita masih bisa liat pelangi sama-sama lagi gak?" Dengan wajah polos dan nada khas anak-anak, gadis kecil itu menanyakan hal yang sederhana tapi mampu membuat anak laki-laki disampingnya itu berpikir sejenak. Lalu dia mulai menjawab.
"Iya pasti! Kita bisa kok liat pelangi sama-sama lagi," Senyum dingin mulai terukir di wajah anak laki-laki itu. Sembari berusaha tersenyum dia merasa bersalah karena harus membohongi gadis kecilnya itu.
Si gadis kecil tersenyum sangat lebar dan manis saat mendengar jawaban anak laki-laki itu. Semakin bersalah rasanya...maafin aku Tuan Putri, aku gak mau buat kamu kecewa. Pikir anak laki-laki itu.
🌻🌻🌻🌻🌻
Serena yang tiba di depan rumah cukup terkejut, saat sesosok pria yang ada didepannya tersenyum ke arahnya.
Perasaan senang, terkejut, haru dan ingin menangis menjadi satu didalam dirinya, matanya mulai memanas dan hendak menahan air yang akan jatuh dipelupuk matanya yang berwarna coklat terang itu, hingga sebuah suara yang memanggilnya membuat usahanya sia-sia untuk menahan tangis.
"Seren...kakak pulang." Sambil merentangkan tangannya, pria tersebut memasang senyum termanis nya untuk sang adik. Iya, pria itu Renza, yang datang mendadak untuk memberi kejutan pada Serena adik kecilnya yang paling berharga.
Serena memeluk Renza dan tumpahlah air matanya, senang...sangat senang yang dia rasakan, rindunya pada sang kakak tak kalah besarnya hingga suasana haru juga ikut menyelubungi Bi Rusmi dan Pak Amir.
Air mata Serena yang tumpah di iringi rintikan halus air hujan, yang turun hari itu.
Bi Rusmi dan Pak Amir yang biasanya menyambut kedatangan Tuan dan Nyonya rumah mereka beserta anak-anak mereka,selama bertahun-tahun, kini hanya menyambut kedatangan Renza seorang.
Setelah pelukan untuk melepas rindu didepan teras rumah itu selesai, mereka menuju ruang makan sesudah Serena berganti pakaian. Seperti biasa masakan Bi Rusmi sudah tersaji dengan rapi di atas meja makan keluarga, dengan 4 kursi disisi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] You Are The Warm
Jugendliteratur"Tenang aja, masih ada Kakak yang bakal jagain kamu." Tragedi ini bukan lagi duka yang pertama kalinya bagi Serena. Kepergian orang tuanya bukan lah pengalaman pahit pertamanya. Anak bungsu dari 2 bersaudara, yang kini harus menetap di Indonesia sem...