VOTE SEBELUM BACA, MENJADI SALAH SATU DUKUNGAN BAGI PARA PENULIS.
🌻🌻🌻🌻🌻
"Nanti kalo udah besar aku mau tinggal serumah sama kamu, kayak mama dan papa" senyum manisnya tak pernah berhenti berkembang.
"Iya iya, asal tuan putri ku seneng aja deh" yang di ucapkan anak laki laki ini memang menenangkan, tapi disisi lain dia benar benar tak bisa berbohong makin lama lagi.
Tiba tiba si gadis kecil berdiri sembari menatap langit dan tertawa lepas.
🌻🌻🌻🌻🌻
Hari ini Renza bangun kesiangan, setelah bangun dia bergegas untuk siap siap dan menuju kantornya.
Pakaian yang dia pakai hari ini memang menunjukkan kesan PENGUSAHA MUDA , dengan jas berwarna biru tua dan dipadukan dengan kemeja putih beserta celana yang senada dengan jasnya. Begitu tampan tapi sayang sekali dia hanya mendedikasikan dirinya untuk sang adik.
Baru saja berjalan menuju ruangan kantornya, Renza sudah mendapati dering telepon nya.
Nomor tak dikenal tertera dilayarnya.
Pikir nya lebih baik tidak dijawab, tapi takutnya penting mau tidak mau ya harus diangkat.
"Ren ini gue Leo, rencanaya mau gimana?"
"Gue kira perempuan yang nge fans ke gue, eh taunya malah buaya" Renza mengatakan itu dengan nada mengejek khasnya.
"Cuih! Narsis. Gue serius ogeb" dari suaranya sepertinya Leo bergidik sendiri mendengar kenarsisan seorang batu dan campuran es kutub yang hidup.
"Ke kantor aja sama Gilang sekalian, gue ada di ruangan gue kita bahas di sini aja. Lu bener penuh warna."
"Gue udah bilang ke elu. Oke gue on the way".
Dengan begitu panggilan telepon itu berakhir.
Sembari menunggu kedua sahabatnya itu, Renza mulai mengurus dokumen dokumen yang menumpuk untuk di tanda tangani.
🌻🌻🌻🌻🌻
Disisi bumi lain tepatnya di Tanah Air.
Sudah sore dan Serena masih saja duduk di bangku taman komplek rumah nya.
Seperti biasa dia menatap langit dengan tatapan sendu, entah bagaimana keadaan kakak nya saat ini dan entah apa kabar dengan kedua orang tuanya yang sudah berada di langit, hanya itu yang dipikirkan oleh Serena saat ini.
Sebenarnya Serena sehabis pergi ke minimarket depan lalu dia mulai berdiam diri di bangku taman.
Tak ada satupun orang di taman itu selain Serena, karena hari ini langit sedang mendung sesuai seperti rasa sendu yang dimiliki Serena.
"Kalo aja dulu Seren ikut mama papa buat pulang ke Tanah Air, pasti sekarang Seren udah gak perlu sendirian lagi di sini" ucapnya, yang begitu tenggelam dalam pikirannya.
Setelah mengatakan itu tiba tiba terlintas wajah Renza di pikirannya. Iya kakak nya yang begitu bersusah payah agar dia bangkit dan tak merasa terpuruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] You Are The Warm
Teen Fiction"Tenang aja, masih ada Kakak yang bakal jagain kamu." Tragedi ini bukan lagi duka yang pertama kalinya bagi Serena. Kepergian orang tuanya bukan lah pengalaman pahit pertamanya. Anak bungsu dari 2 bersaudara, yang kini harus menetap di Indonesia sem...