Berikan kritikan dan saran dengan sopan, karena kritikan dan saran mu dapat menuntun ku agar lebih baik kedepannya.
Follow sebelum baca.
Vote sesudah baca:)"Pernah merasa tenggelam dan sakit begitu mendalam, tapi aku tak tau bagaimana bisa aku kembali dengan keadaan tenang. Serasa terlahir kembali dengan dua jiwa dan satu raga"
-Ardhan Regan Pratama
🌻🌻🌻🌻🌻
Dipagi hari yang agak mendung dan suhu yang begitu dingin. Kita berada di kediaman keluarag Bunda Arin.
"Ar ini nanti sarapannya kelewat lo nak bangun gih ayo sarapan",
Sudah lebih dari 5 kali Bunda Arin memanggil anak semata wayangnya itu dari ruang makan, karena sarapan bersama adalah hal yang tidak pernah terlewatkan.
Tapi tetap saja yang dipanggil tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan sedikitpun.
Bunda Arin tak terlalu khawatir, karena dia tau bila semalam Ardhan tidur sangat larut. Tapi entah mengapa kali ini Ardhan tidak menyahut sama sekali.
Alhasil Bunda Arin memilih untuk melewatkan sarapan dan digabung saja nanti saat makan siang.
Sementara itu di kamar bernuansa cerah dan ceria ini dipenuhi dengan patung mini yang terlihat mahal dan sangat terawat.
Ditengah kamar itu terdapat kasur dengan motif awan yang cerah, tetapi seseorang yang sedang tidur diatasnya itu memasang raut wajah cemas dan gelisah.
Matanya masih tertutup, pipinya memerah dengan hembusan nafasnya yang begitu berat.
"Maafin aku...aku gak tau apa-apa...maa..fin...aku" berulang kali kata maaf diucapkan.
Awalnya dengan lirih tetapi semakin lama semakin mengeras suaranya, hingga Bunda Arin tergesa-gesa menghampiri kamarnya.
Tok..tok...tok...
"Ar sayang...kamu gak papa nak? Sayang?" Panggil bunda dengan penuh cemas.
Tak mendapati jawaban apapun dari dalam kamar Ardhan akhirnya bunda memutuskan untuk masuk saja ke kamar itu.
Dari awal bunda hanya tidak mau masuk ke dalam dunia pribadi anaknya tapi bila sudah genting begini ya apa boleh buat.
Begitu pintu dibuka yang tersuguhkan adalah pemandangan yang tak ingin di lihat setiap ibu di dunia ini.
Ya, Ardhan tengah terpejam dengan kondisi tubuh yang pucat serta suaranya yang serak serta terbata-bata.
Rasanya Ardhan sedang demam tinggi dan memori yang dulu-dulu itu kembali lagi masuk menjadi mimpi.
"Astaga Ar, kamu kumat lagi ya nak...udah ya udah ada bunda disini" ucap bunda dengan penuh iba dan bersalah.
Dalam hati bunda tak tega melihat Ardhan dengan begitu lemah dan dengan lemas mengatakan kata maaf di alam bawah sadarnya.
Dengan tulus bunda juga meminta maaf pada Tuhan akan hal yang dulu dia lakukan pada anaknya, hingga harus menutupi segalanya sampai detik ini.
Bunda Arin sudah menelepon dokter khusus keluarga mereka yang sudah dikenalnya sejak belum menikah.
🌻🌻🌻🌻🌻
Setelah 30 menit, akhirnya Dokter Farrel Venlove datang bersama putri semata wayangnya yaitu Carla Venlove. Kebetulan Carla dan Ardhan seumuran dan sudah sering bermain bersama sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] You Are The Warm
Teen Fiction"Tenang aja, masih ada Kakak yang bakal jagain kamu." Tragedi ini bukan lagi duka yang pertama kalinya bagi Serena. Kepergian orang tuanya bukan lah pengalaman pahit pertamanya. Anak bungsu dari 2 bersaudara, yang kini harus menetap di Indonesia sem...