Note!
Ini adalah part 0.2 dari cerita CODE. Untuk part 0.0 dan 0.1 bisa dibaca di akun @smilnw_
Thanks!
Jeongyeon menatap salah satu temannya itu yang berpamitan hendak menjawab telepon, dengan tajam. Tangannya sendiri masih menggenggam erat handphonenya yang masih saja tersambung dengan nomor tidak dikenal.
Tuuutt.
Tuuutt.
Tuuu-
Tepat di nada sambung yang ketiga, panggilan terputus. Tidak ada jawaban, dan kebetulan sekali. Salah satu temannya itu juga kembali bergabung bersama mereka.
Sesuatu yang patut untuk dicurigai.
"Lo dapet telepon dari siapa?" Tanya Jeongyeon datar. "Sana?"
Sana mengernyit. Tidak paham.
"Dari bokap. Kenapa?"
"Lo yakin?"
"Iyalah."
"Gue dapet teror-"
"Jadi maksud lo, gue yang neror lo, gitu?"
Sana menatap tajam Jeongyeon. Otaknya berpikir dengan keras dan hatinya berteriak tidak Terima dituduh seperti itu.
"Bukan gitu-"
"Terus gimana? Lo curiga kan sama gue?"
Chaeyoung yang kebetulan duduk di sebelah Sana, mengelus lengannya pelan. Menyuruhnya untuk tidak mudah terpancing emosi.
"Teror gimana maksud lo?" Tanya Jihyo bingung. "Dan Sana, biarin Jeongyeon jelasin dulu."
Sana menghela napas pendek. "Oke. Jelasin. Kasih gue alasan yang pas, biar gue ngga ngerasa dicurigai kaya gini sama lo."
Jeongyeon memutar bola matanya. Lagipula, siapa yang tidak curiga dengan kelakuan Sana tadi? Memangnya kebetulan bisa terjadi seakurat itu?
"Nih. Kalian baca." Suruh Jeongyeon sembari meletakkan handphonenya di tengah-tengah.
Mereka semua langsung mendekat. Membaca room chat Jeongyeon dengan si peneror.
"Surprise?" Gumam Tzuyu.
"Jangan bilang, surprise yang dia maksud itu, Yerin?" Celetuk Momo tiba-tiba.
"Masa, sih?" Ragu Mina. "Ini seriusan atau cuma bohongan?"
"Gue juga bingung. Gue pikir ini cuma pesan spam, tapi dia tanya soal surprise itu. Mana pas banget lagi sama si Yerin bunuh diri. Gimana gue ngga yakin?" Balas Jeongyeon.
"Lo udah coba telpon dia? Buat mastiin aja gitu."
Jeongyeon melirik kearah Sana ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Chaeyoung, yang dilirik membalas dengan tatapan tak kalah tajam.
"Apa?! Gue ngga bohong, kok. Gue emang barusan dapet telepon dari bokap." Ucap Sana. "Nih, kalo ngga percaya liat aja sendiri."
Sana melemparkan handphonenya dengan kesal. Jeongyeon dengan tidak sabaran mengecek riwayat panggilan di dalam handphone Sana.
Benar. Hanya ada panggilan masuk dari Ayahnya, dan beberapa panggilan keluar untuk Ibunya.
"Ada?" Tanya Sana.
Jeongyeon menggeleng. "Engga. Maaf udah nuduh lo."
"Emangnya tadi lo nelpon dia diangkat?" Celetuk Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
CODE |Part 0.2 - ~|
Fanfiction"Lo... Itu lo kan yang seret kita ke dalam kode-kode ngga jelas ini?" Available for part 0.2 until the end. Part 0.0 and 0.1 you can read on account @smilnw_