1.0

466 82 13
                                    

"Chae, lo ngga papa?"

"Chae?"

"Chaeyoung!"

"Aish! SON CHAEYOUNG!"

Chaeyoung mengerjap. Bukannya menjawab panggilan teman-temannya, Ia malah berdiri. Tangannya bergerak membuka jendela kelas, kepalanya melongok keluar dan pemandangan dibawah sana berhasil membuatnya merinding.

Dino, dengan kepala yang setengah hancur dan juga tubuh yang penuh dengan darah sudah tergeletak begitu saja diatas tanah. Jelas saja, nyawanya sudah melayang entah kemana.

"Chae, lo baik-baik aja, kan?" Tegur Nayeon.

Semua orang bahkan tahu kalau Chaeyoung masih dan sangat mencintai Dino sampai saat ini. Meskipun mereka telah lama berakhir, tapi Chaeyoung masih memiliki perasaan yang sama.

"D-dia meninggal?"

Sana ikut melongokkan kepalanya. Ia sedikit meringis sebelum membalikkan badannya. "Pasti lah. Lo liat aja bentukannya gimana."

"Lagi?" Celetuk Dahyun. "Ini udah yang keberapa? Empat?"

"Iya."

"WOY. KALIAN LIAT GA? ITU SI DIN-"

"MOHON DIAM. KITA SEDANG DALAM SUASANA DUKA."

"LO SAMA AJA."

"LO JUGA."


Plak.


Plak.


Jihyo tanpa segan-segan langsung memukul kepala bagian belakang milik Momo dan juga Jeongyeon. Ia gemas dengan tingkah kedua temannya yang sangat tidak memahami situasi.

"Duduk, Chae. Duduk."

Nayeon menyeret Chaeyoung untuk kembali duduk di kursinya. Kini, mereka semua sudah berkumpul. Hanya ada mereka bersembilan, Anak-anak lain sedang sibuk mengerubuni tubuh Dino dibawah sana. Jelas saja, mereka sedang sibuk belajar, lalu tiba-tiba dikejutkan dengan adanya seorang murid yang terjatuh dari atas gedung. Bahkan semua guru langsung berhenti mengajar dan mengecek apa yang sebenarnya terjadi.

"Lo baik-baik aja, kan?" Tanya Tzuyu memastikan.

"D-Dino, dia-"

"Dia mati. Udah jelas, kan." Celetuk Jeongyeon.

"Udah, relain aja."

"Cowok banyak kali, Chae."

"Move on!"

"Lo cantik. Tinggal nyebar pengumuman, ngantri deh tuh cowok-cowok."

"Lo pikir gue semurah itu?"

"Ya, gitu deh."

Chaeyoung mendengus kesal. Jujur, Ia merasa sangat terkejut. Ia memang masih mencintai Dino sampai saat ini, tapi melihatnya meninggal seperti itu membuat perasaannya tidak jelas. Satu sisi Chaeyeon merasa kehilangan, tapi disisi lain Ia merasa bahagia. Mengingat semua perlakuan Dino padanya dulu, pikiran tidak biasa mulai muncul di dalam otaknya.

Dino emang pantes dapetin  itu, tapi gue juga masih cinta sama dia.

"Pihak sekolah gimana, sih? Ini udah kematian ke 4, loh. Masa ngga ada tindakan apa-apa."

Momo berucap pelan. Sebagai orang yang paling penakut diantara mereka, wajar saja Momo merasa takut. Ia tidak tahu siapa peneror sebenarnya. Bukan tidak mungkin kalau Ia dan teman-temannya masuk ke dalam list sang peneror.

Semua kemungkinan itu ada. Who knows?

"Bukannya mereka nutup semua kasus ini ya?"

"Bunuh diri?"

CODE |Part 0.2 - ~|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang