"Auh......"
Mina mengerang pelan. Tangannya Ia gerakkan ke depan dan ke belakang. Seluruh tubuhnya terasa pegal ketika bangun tidur tadi pagi. Sepertinya, Mina tidur dengan posisi yang salah.
"Kenapa lo?" Tanya Jihyo. Mereka bersembilan sedang duduk berkumpul di sudut kelas.
Sengaja. Lagipula, ini masih terlalu pagi untuk memulai sebuah pelajaran.
"Ngga tau. Bangun-bangun badan gue pegel semua." Keluh Mina.
"Lo tidur sambil kayang kali. Makanya tuh badan pada pegel." Sahut Dahyun. Mulutnya penuh dengan makanan, hasil merebut dari Momo.
"Ngaco."
"Eh, tapi beneran itu? Soal Jennie?"
Jeongyeon merasa sedikit bosan, itulah kenapa Ia memilih untuk mengungkit masalah ini. Cukup dibuat penasaran sebenarnya.
"Iya." Jawab Nayeon.
"Kok bisa?"
"Jadi kemaren, gue sama Momo tuh iseng doang nebak Jennie. Ya soalnya, dia bilang orang yang jadi targetnya itu dari masa lalu kita kan? Gue coba aja. Jennie tuh bacot banget. Iya nggak, sih? Bisa jadi karena itu, penerornya pake kata SHUT UP. Ya karena emang dia pengen nyuruh Jennie diem."
"Oalah. Paham-paham."
"Hm. Kira-kira apa jadinya kalo kalian ngga ngirim arti kodenya?"
"Mati. Apalagi?"
"Mulutnya sobek ngga, ya?"
"Dua pilihan. Kalo ngga sobek, pasti dijahit."
"Ngeri."
"Tau beneran dia, ngga gue kirim deh. Biarin aja dia mati. Ngeselin abisan orangnya." Celetuk Nayeon setengah kesal.
"Gampang. Lo bunuh aja dia pake tangan lo sendiri." Sarah Tzuyu.
"Mau bantuin ngga?"
"Boleh. Pake yang tumpul apa yang tajem?"
"Tumpul aja. Biar enak."
"HEH. KENAPA MALAH PADA RENCANAIN PEMBUNUHAN, SIH?"
Dahyun berteriak kesal. Yah, Ia tahu. Teman-tenannya hanya bercanda, tapi bagaimana kalau orang lain ada yang mendengar? Bisa gawat. Secara, semua kasus pembunuhan yang telah terjadi, ditutup begitu saja. Tidak ada pengusutan lebih lanjut.
"Yaudah, sih."
"Mina."
Mina menoleh ketika mendengar Sana memanggilnya dengan intonasi pelan. Sangat pelan.
"Dia kembali."
"Dia siapa?"
Sana mendekat. Membisikkan sebuah nama kepada Mina, yang berhasil membuatnya membulatkan mata terkejut.
"Hey, jangan bercanda." Lirih Mina. Ia melirik kearah yang lain, takut ada yang mendengar.
"Gue serius. Kemarin, gue ketemu sama dia."
"K-"
"Ini sekolah. Inget Mina. Bukan cuma ada kita berdua disini."
Mina menghela napas pendek. Ia kembali mendekat, siap untuk membisikkan sesuatu.
"Kenapa gue ngga tau?"
"Sejak kapan lo sadar sama dia? Dari dulu, cuma dia yang tau semua tentang lo."
"Tapi-"
"Kalian berdua ngapain bisik-bisik?" Sela Momo. Penasaran.
"Bisik-bisik tetangga~~"

KAMU SEDANG MEMBACA
CODE |Part 0.2 - ~|
Fiksi Penggemar"Lo... Itu lo kan yang seret kita ke dalam kode-kode ngga jelas ini?" Available for part 0.2 until the end. Part 0.0 and 0.1 you can read on account @smilnw_