2.1

572 80 68
                                    

Hai, sebelum kalian baca part ini, pastiin kalian siap dan jangan bosen di tengah-tengah ya. Soalnya ini panjaaaangg banget. 2 kali lipat dari yang biasanya. Oke?



















































"Haish! Kenapa botol minum gue pake ketinggalan segala, sih?" Gerutu Nayeon kesal. Ia sampai menendang-nendang udara saking kesalnya. "Kalo aja itu bukan hadiah dari S-, hah. Ngga bakal gue ambil dah tuh."

Nayeon terus berjalan cepat menuju ruang dance. Botol minum paling berharganya tertinggal disana siang tadi ketika Ia menemani Momo berlatih dance. Benar-benar ceroboh. Bahkan Nayeon sampai tidak sadar kalau ada seseorang yang membuntutinya.

Kali ini, orang itu tidak memakai penutup wajah apapun. Ia juga hanya berjalan sendiri, tanpa dikawal oleh orang-orang berbaju hitam dan bertubuh kekar. Seperti biasanya.

Ada sesuatu yang salah bukan? Disini?

"Hahhhh. Untung aja masih ada." Gumam Nayeon lega ketika melihat botol minumnya masih ada di tempat semula. Ia kemudian hendak keluar, sebelum seseorang masuk dan menutup pintu ruang dance. Tanpa menguncinya.

"Mina?" Panggil Nayeon, sedikit bingung kenapa Mina bisa berada disini.

Mina diam. Menatap Nayeon dari atas sampai bawah, lalu terpaku pada botol minum di tangan kanan gadis itu.

"Oh, ini?" Ucap Nayeon sambil menunjukkan botol itu kearah Mina. "Iya, ini-"

"Gue ngga peduli." Potong Mina cepat, atau lebih tepatnya bukan Mina, tapi Sharon.

"Yaudah." Sahut Nayeon. "Jadi, kenapa lo kesini?"

"Kenapa gue kesini?"

Sharon (alter ego dalam tubuh Mina) berjalan mendekat kearah Nayeon. Ketika sampai tepat di depan gadis itu, Ia kemudian mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam saku almamaternya. Nayeon jelas terkejut.

"L-lo m-mau ngapain?" Tanya Nayeon gugup.

"Ngapain?"

Nayeon mengernyit, Ia memberanikan diri menatap dalam kearah Mina. Tatapan itu terlihat berbeda. Dingin dan mengintimidasi. Jelas bukan Mina yang biasanya. "Lo-"

Ucapan Nayeon terputus ketika Ia menyadari sesuatu. Netranya membulat sempurna, Ia mundur beberapa langkah sampai punggungnya menyentuh cermin yang mengelilingi ruang dance. Jantungnya berubah tidak beraturan.

"S-Sharon? I-is that y-you?"

Sharon tersenyum miring. "Yeah, it's me. Why? Lo kaget?"

"G-gimana bisa? B-bukannya lo- maksud gue Mina, udah lama sembuh? Lo udah menghilang hampir dua tahun lalu dari tubuh itu! Tapi gimana bisa sekarang lo muncul lagi? Hey! Apa yang salah disini?!"

Lagi-lagi hanya senyum miring yang Sharon berikan. Ia lalu berjalan mendekat kearah Nayeon. Sangat dekat sampai mereka bisa merasakan deru nafas masing-masing, dan Sharon bahkan mendengar detak jantung Nayeon yang tidak beraturan.

"Ngga ada yang salah disini." Sahut Sharon datar, sama sekali tidak ada ekspresi di wajahnya. "Gue muncul lagi, karena terpancing. Lo inget? Apa yang bisa buat gue muncul setelah sekian lama menghilang?"

Nayeon menarik napas panjang. Mencoba merilekskan hati dan pikirannya. Ia lalu mulai mencari, jawaban apa yang tepat akan pertanyaan Sharon.

"Ah!" Teriak Nayeon. "Jeongyeon?"

Sharon tersenyum puas sebelum akhirnya mengangguk.

"Sial!" Dengus Nayeon.

Bingung dengan situasi ini?

CODE |Part 0.2 - ~|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang