The Last

3.5K 294 47
                                    

Suara deburan ombak memecah dikeheningan fajar. Taehyung merapatkan jaket yang ia kenakan. Cuaca masih cukup dingin namun ia memaksakan diri keluar dari villa yang ia tempati bersama Yoongi untuk sekadar melihat matahari terbit. Ia tidak membangunkan Yoongi karena merasa kasihan karena Yoongi terlihat sangat lelah dengan acara pernikahan mereka dan kemudian harus menempuh perjalanan yang jauh untuk sampai ketempat ini untuk bulan madu mereka. Mereka sekarang sedang berbulan madu di pulau Jeju dengan tinggal disalah satu villa pribadi milik keluarga Min.

Taehyung menempatkan dirinya duduk dipasir sambil melamun. Melamunkan semua yang sudah terjadi padanya. Tahun demi tahun sudah terlewati. Mulai dari kepindahannya ke Seoul, perkenalannya dengan Yoongi hingga pada akhirnya mereka sekarang menikah.

Taehyung merasa bersyukur dengan semua yang terjadi. Tuhan selalu memberikannya berkah yang berlimpah yang bahkan Taehyung tidak membayangkannya sama sekali.

"Eomma, appa, aku sekarang sudah bahagia. Semuanya berkat doa kalian. Aku sangat bahagia bisa dipertemukan dengan pria sesempurna Yoongi hyung. Aku tidak sanggup untuk meminta apapun lagi dari Tuhan karena kurasa hidupku sekarang sudah sempurna."

Eomma Taehyung meninggal beberapa bulan sebelum pernikahannya terlaksana. Namun Taehyung tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Dia tau eommanya sekarang sudah bahagia disurga bersama sang appa. Karena itu diapun harus bahagia disini bersama Yoongi.

Saat sedang asik melamun sepasang tangan melingkari leher Taehyung. Taehyung tahu itu adalah tangan sang suami. Ia mendengar langkah kakinya mendekat tadi. Karena itu dia tidak terkejut.

"Kenapa kau pagi-pagi buta sudah duduk disini sendirian? Apa kau tau aku tadi kaget mendapati kau menghilang. Hampir saja aku panik dan menelpon polisi jika tidak sengaja melihatmu duduk disini," suara serak Yoongi membuat Taehyung menoleh dan menatap sisi wajah suaminua itu.

"Ah, aku hanya ingin melihat sunrise hyung. Tadinya aku ingin membangunkanmu. Tapi aku tahu kau pasti lelah."

"Aku tidak pernah merasa lelah jika aku sedang bersama denganmu. Kau itu adalah semangatku."

Yoongi mengecup pipi Taehyung. Ia sungguh-sungguh sangat mencintai pemuda manis dipelukannya ini.

Taehyung menyuruh Yoongi untuk duduk disampingnya. Bersama-sama menanti matahari terbit. Taehyung sudah tidak merasakan dingin lagi karena tangan hangat Yoongi yang melingkar dipundaknya. Taehyung pun tak segan menyenderkan diri dipundak sang suami. Keduanya terdiam menikmati semburat warna jingga yang perlahan keluar dari peraduannya.

"Cantik," gumam Taehyung.

"Iya cantik," Yoongi menimpali. Namun matanya tidak terarah ke laut lepas, tapi pada wajah cantik Taehyung.

Merasa diperhatikan Taehyung akhirnya mendongak dan mendapati Yoongi yang tersenyum manis sambil memandang wajahnya.

"Ke-kenapa menatapku seperti itu hyung?" Taehyung merasa malu diperhatikan begitu intens oleh Yoongi.

"Memangnya tidak boleh ya aku melihat wajah suamiku sendiri?" Yoongi bertanya balik.

"Bo-boleh. Tapi kan kita disini untuk melihat sunrise bukan wajahku."

"Aku lebih tertarik menatap wajahmu yang jauh lebih indah dari pada sunrise."

Gombalan Yoongi membuat Taehyung menyusup kedadanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Yoongi itu biarpun jutek kepada orang lain tapi dia selalu bersikap manis pada Taehyung.

"Tidak jadi lihat sunrisenya?"

Taehyung menggeleng kecil. Dia masih malu atas ucapan Yoongi tadi. Apalagi dia ingat mereka baru saja menikah alias pengantin baru. Pipinya jadi memanas memikirkannya.

My Ice ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang