MIM . 9

3K 377 40
                                    

*

*

*

*

Hari ini hari terakhir Taehyung bekerja di minimarket. Hanya saja dia sedikit sedih karena Yoongi tidak muncul sejak Jungkook menjemputnya tiga hari yang lalu. Bahkan Yoongi tidak mengiriminya pesan seperti biasanya. Taehyung berpikir Yoongi marah padanya karena waktu itu meninggalkannya untuk pulang bersama Jungkook.

Saat ini Taehyung sedang duduk menunggu Jungkook menjemputnya. Jam kerjanya sudah habis. Dia juga sudah pamit pada Seungchol dan pemilik minimarket. Seunchol bahkan sempat menangis saat Tahyung pamit. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini untuk kebaikan Taehyung sendiri. Apalagi sekarang Taehyung punya keluarga baru yang mengurusnya. Jadi dia tidak ingin banyak-banyak merepotkan mereka.

TIN!!

Jungkook sudah tiba. Taehyung bangkit dari kursinya kemudian berjalan menghampiri mobilnya. Namun saat Taehyung hendak membuka pintu mobil seseorang menahan tangannya hingga membuat Taehyung terkejut.

"Yoongi hyung?"

Itu Yoongi. Dia terlihat seperti habis lari marathon dengan napas yang terengah-engah dan rambut acak-acakan. Jungkook yang melihatnya kemudian turun dan menghampiri mereka. Ditariknya lengan Taehyung yang ditahan Yoongi hingga mem uat cekalan Yoongi terlepas. Yoongi segera melempar tatapan tajam pada Jungkook yang langsung dibalas tak kalah tajam oleh pemuda kelinci itu.

Taehyung yang berada disituasi ini menjadi bingung. Kedua pria dihadapannya ini terlihat sangat siap untuk baku hantam. Atmosfir diantara keduanya terasa tidak baik.

"Hari ini aku yang akan mengantarkan Taehyung pulang. Jadi sebaiknya kau tinggalkan saja Taehyung," ujar Yoongi pada Jungkook.

"Kurasa tidak bisa. Sekarang sudah waktunya dia pulang dan dia tidak akan kemana-mana," Jungkook tidak mau mengalah. Dieratkannya genggamannya pada lengan kurus Taehyung.

"Jungkook sakit," Taehyung mengaduh kecil merasakan lengannya sakit.

Jungkook menyadarinya lalu melepaskan cengkeramannya pada lengan Taehyung. Yoongi menatapnya garang. Hampir saja Yoongi memukul Jungkook namun ditahan oleh Taehyung.

"Jangan berkelahi! Aku tidak suka! Jungkook pulanglah. Hari ini aku akan pulang dengan Yoongi hyung!" tegas Taehyung. Ia jengah melihat kedua pria itu yang terlihat sangat tidak bersahabat.

Jungkook menatap Taehyung sekilas kemudian berlalu masuk kembali ke mobilnya dan pergi begitu saja. Taehyung memandang kepergian mobil Jungkook dengan tersenyum miris. Dia tau Jungkook marah padanya. Jika begini hubungannya dengan Jungkook bisa memanas lagi. Nanti akan ia pikirkan caranya bagaimana membujuk Jungkook agar tidak merajuk lagi padanya.

"Taehyung-ah," Yoongi memanggil namanya. Taehyung menoleh mendapati Yoongi tengah menatapnya.

"Yoongi hyung, kau dari mana saja? Kau menghilang tiga hari ini. Kupikir kau marah padaku. Bahkan pesanku tidak kau balas," ucap Taehyung khawatir.

"Maaf. Kemarin adalah hari kematian ibuku. Aku harus pulang ke Daegu untuk menghadiri acara peringatan kematiannya. Dan aku baru saja kembali dari sana. Aku sedikit sentisif jika hari peringatan kematian ibuku tiba. Aku hanya sedang mencoba menenangkan diriku. Maaf kan aku karena tidak mengabarimu," Yoongi mengulurkan tangannya lalu menyentuh pipi Taehyung. Dingin. Sepertinya dia terlalu lama berada diluar.

"Pipimu dingin. Mampirlah dulu keapartemenku. Akan aku buatkan coklat panas untukmu sebelum pulang," ajak Yoongi.

"Bolehkah?" tanya Taehyung ragu.

Sebenarnya Taehyung merasa gugup karena Yoongi pertama kalinya mengajaknya mampir. Selama ini mereka hanya sekadar mengobrol diminimarket saja.

"Tentu saja. Kajja."

Yoongi meraih tangan Taehyung lalu membawanya menuju gedung apartemennya. Seungchol yang sedari tadi melihat semua kejadian itu bersorak dari dalam minimarket.

"Wah, Tae keren sekali! Bisa diperebutkan oleh dua pria tampan dan kaya. Ah seandainya saja aku seperti mereka tentu aku akan berani menyatakan perasaanku padanya. Tapi apalah aku ini hanya penjaga minimarket. Tidak pantas bersaing dengan mereka. Huhuhu. Taetaeku..."





***





Taehyung mengedarkan pandangan kesekeliling ruangan apartemen Yoongi. Tidak terlalu besar tapi nyaman dan rapi. Kebanyakan perabotannya berwarna hitam dan gelap. Khas Yoongi sekali.

"Kau duduklah dimanapun kau suka. Aku akan membuatkanmu coklat panas dulu," Ujar Yoongi. Ia kemudian berlalu kearah dapur yang hanya dibatasi oleh meja makan dengan ruang tengah yang berisi sofa dan TV.

Taehyung hanya menggumam menjawab ucapan Yoongi. Ia lalu membawa langkahnya ke teras. Taehyung membuka pintu teras, angin dingin menerpa pipinya. Dia memandang ke bawah. Terlihat jelas dari sini minimarket tempat ia bekerja. Jangan-jangan selama ini Yoongi mengintainya dari sini. Pipi Taehyung memanas membayangkan hal yang tidak-tidak. Dia lalu menggelengkan kepalanya menepis pikiran aneh itu dari kepalanya.

"Kenapa kau malah berdiri diluar? Disini dingin."

Suara Yoongi mengejutkannya. Taehyung menoleh mendapati Yoongi membawa segelas coklat panas untuk Taehyung dan sebotol bir untuknya sendiri. Yoongi mengulurkan gelas coklat pada Taehyung. Taehyung menerimanya sambil tersenyum.

"Gomawo hyung."

"Hati-hati panas."

Untuk sesaat tidak ada pembicaraan diantara mereka. Keduanya hanya diam sambil menyesap minuman masing-masing. Yoongi melirik kearah Taehyung. Dilihatnya pipi yang lebih muda memerah.

"Sebaiknya kita masuk kedalam. Aku tidak mau kau membeku disini."

Yoongi menggiring Taehyung masuk kedalam. Dia lalu menutup pintu teras dan menguncinya. Mereka berdua duduk di ruang tengah. Entah mengapa setelah mereka masuk keadaan malah semakin canggung.

Taehyung menaruh gelas coklatnya yang sudah mendingin diatas nakas. Terdiam karena bingung hendak melakukan apa. Yoongi sendiri sejak tadi sedang berperang dengan pikirannya. Saat ini dia ingin sekali jujur dan menyatakan perasaanya pada Taehyung. Namun dia masih ragu. Apakah Taehyung akan menerimanya atau justru menolaknya. Dia hanya takut jika Taehyung hanya menganggapnya teman dan menolak perasaannya.

"Ayolah Yoongi. Jangan jadi pengecut. Setidaknya kau harus mencobanya. Sebelum kau menyesal nanti Taehyung keburu diambil oleh kelinci raksasa itu. Tapi bagaimana jika dia menolak? Aku tidak akan punya muka lagi untuk bertemu dengannya."

Itu suara hati Yoongi yang sedang berperang didalam sana. Raut wajahnya terlihat serius. Taehyung yang memperhatikannya jadi tersenyum tipis. Yoongi yang serius terlihat sangat lucu.

"Taehyung-ah," Yoongi tiba-tiba membuka suara.

"Ah, ne?" Taehyung memalingkan wajahnya pada Yoongi yang kini menatapnya serius.

"Ini pasti akan terdengar aneh. Tapi aku mohon dengarkan perkataanku. Setelah itu terserah padamu."

Yoongi bangun dari duduknya, memutari sofa kemudian berjongkok dihadapan Taehyung. Pupil mata Taehyung bergetar melihatnya. Apa yang hendam Yoongi lakukan?

"Taehyung-ah, aku... aku menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?"



Tbc.

Publish : 5 Juli 2020
Revisi : 17 Maret 2021

Kira-kira Taehyung terima gak ya? Terus Jungkook gimana? Mulai chap depan bakalan sedikit lebih complicated. Jadi jangan lupa selalu tunggu kelanjutan ceritanya ya.

Don't forget to Vote and comment ya gaesssss...

See u Next Chap!!!

Borahae....


My Ice ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang