MIM . 15

2.9K 304 34
                                    

Namjoon dan Yoongi yang mendengar teriakan Seokjin berlari terbirit birit menuju lantai bawah. Wajah keduanya langsung terlihat syok begitu melihat keadaan Taehyung yang cukup mengkhawatirkan. Taehyung terkena serangan panik dan sedang kesulitan untuk bernapas. Yoongi segera mengambil alih Taehyung dari pelukan Seokjin. Ditepuk-tepuknya pipi Taehyung agar membuat kekasihnya itu tetap sadar.

"Taehyung-ah, gwenchanna? Kau apakan Taehyung?!" hardik Yoongi pada Seokjin. Baru saja Taehyung keluar dari rumah sakit tidak mungkinkan jika sekarang taehyung kembali lagi kesana?

Dengan susah payah, Taehyung menarik lengan kemeja Yoongi. Mulutnya berbisik mengucap sesuatu. Yoongi sampai harus menempelkan telinganya mendekat agar dapat mendengar perkataan Taehyung.

"Nan- gwenchanna. Jangan marah pa-da Seokjin hyung. Bu-kan salahnya."

Walau tidak sepenuhnya percaya pada ucapan Taehyung namun Yoongi terpaksa mengiyakannya. Dia tidak ingin keadaan Taehyung semakin parah.

"Cepat ambilkan obat Taehyung didalam tasku didalam mobil! Botol berwarna putih!"

Yoongi melempar kunci mobil pada Namjoon. Namjoon melesat dengan segera. Seokjin berlari ke dapur mengambil air putih. Tak berapa lama mereka berdua kembali. Dengan sigap Namjoon membuka botol itu dan memberikan satu butir pil berwarna putih kepada Yoongi. Yoongi langsung meminumkan obat itu pada Taehyung.

Beberapa menit pun berlalu akhirnya Taehyung mulai tenang. Dia sudah bisa duduk normal meski Yoongi masih menumpunya. Napasnya juga sudah tidak sesesak tadi walaupun masih terkesan pendek-pendek.

"Mianhae. Aku sudah merepotkan. Tadi aku hanya sedikit kelelahan saja. Jadi jangan salahkan Seokjin hyung," ujar Taehyung pada Yoongi.

Yoongi berdehem mengiyakan. Sedangkan Seokjin bertatapan dengan Namjoon. Seokjin merasa sedikit tak enak hati. Gara-gara dia Taehyung baru saja kolaps. Seharusnya dia menunggu sedikit lebih lama hingga keadaan Taehyung membaik baru membicarakan mengenai Jungkook. Seokjin akhirnya hanya bisa merutuki dirinya sendiri didalam hati.

"Baiklah, sebaiknya kita segera pulang. Kau butuh istirahat. Barang-barangmu sudah dikemasi tinggal diangkut saja. Aku akan membawanya turun. Kau tunggulah dimobil. Seokjin hyung bisakah aku meminta tolong padamu untuk mengantarkan Taehyung ke mobil sementara aku mengambil barang-barangnya?" pinta Yoongi.

"Tentu saja. Ayo Taehyung biar hyung bantu."

Namjoon dan Yoongi kembali naik keatas sedangkan Seokjin memapah Taehyung menuju mobil milik Yoongi yang terparkir dihalaman depan. Tidak ada pembicaraan sama sekali sampai akhirnya Taehyung duduk didalam mobil. Seokjin menemaninya sambil bersandar dipintu mobil menunggu Yoongi dan Namjoon untuk keluar.

Taehyung menurunkan kaca jendela mobilnya lalu mencolek lengan Seokjin yang sedang melamun.

"Kamjagiya! Kau mengagetkanku Tae," kata Seokjin sambil mengelus dadanya.

Taehyung terkekeh kecil. "Mian. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin menjawab pertanyaanmu tadi hyung."

"Maksudmu? Sebaiknya kau tidak usah memikirkannya. Aku tidak ingin kau kolaps lagi. Itu membuatku takut."

"Aku sudah tidak apa-apa sekarang. Dan akupun sudah yakin dengan jawabanku hyung," Taehyung menghela napas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Aku... Aku sudah memaafkan Jungkook. Aku pun sudah mulai belajar untuk menerima semua ini. Dengan bantuan Yoongi hyung tentu saja. Dan aku harap Jungkook pun dapat belajar untuk tidak melakukan perbuatan seperti ini dikemudian hari. Katakan padanya untuk semangat menjalani kehidupannya dengan baik disana. Walaupun untuk saat ini aku masih belum sanggup menemuinya tapi aku yakin suatu saat aku dan dia bisa kembali menjadi teman yang baik. Maafkan aku karena tidak bisa membantu mengeluatkannya dari penjara. Yoongi hyung bisa murka jika aku memohon padanya. Tapi dibalik itu aku berharap setelah dia keluar dari penjara nanti, dia akan menjadi seorang pribadi yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jadi katakan padanya aku sudah memaafkannya hyung."

Seokjin ternganga mendengar semua ucapan panjang Taehyung. Pemuda ini selalu penuh dengan kejutan. Seokjin tidak menyangka akan semudah itu Taehyung memaafkan Jungkook bahkan memberikan kata-kata penyemangat dan senyuman termanis yang pernah ia lihat dari sosok Taehyung. Padahal baru saja Seokjin melihatnya kolaps karena hal itu.

"Gomawo Taehyung-ah. Kau memang pemuda yang sangat baik. Seharusnya Jungkook bersikap baik padamu. Mungkin dengan begitu kau akan jatuh cinta padanya."

"Siapa yang jatuh cinta?" Yoongi menyahut begitu dia keluar dari rumah dan menenteng sekoper besar barang-barang milik Taehyung. Diikuti oleh Namjoon yang juga menenteng sebuah tas ransel berukuran sedang. Seokjin hanya menggeleng mendengar pertanyaan Yoongi. Bisa-bisa dia nanti dicekik oleh Yoongi jika dia Yoongi tahu hal yg sebenarnya.

"Sudah? Hanya ini?" tanya Seokjin.

"Memang hanya segini barang-barangku hyung," Taehyung yang menjawab.

Yoongi dan Namjoon memasukan barang milik Taehyung ke bagasi mobil Yoongi. Setelah itu Yoongi segera masuk kedalam mobilnya dan melajukannya tanpa basa-basi. Dari kejauhan terlihat Seokjin mengepalkan tangannya keudara melihat kelakuan Yoongi.

"Kenapa kita tidak pamit dulu?" tanya Taehyung heran setelah mobil mereka keluar ke jalanan.

"Untuk apa? Aku mendengar semua yang kalian bicarakan. Kupingku tajam asal kau tau."

Taehyung berlagak seperti terkejut dan menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangan. Lalu sedetik kemudiam dia tertawa. Yoongi tidak menghiraukannya dan matanya tetap lurus kedepan fokus pada jalanan.

Dia sedang malas menanggapi candaan Taehyung karena tadi Taehyung berbicara mengenai Jungkook pada Seokjin. Kenapa mudah sekali untuknya memaafkan orang yang sudah hampir membuatnya kehilangan nyawa? Sebenarnya Taehyung itu manusia atau malaikat?

Taehyung memperhatikan wajah Yoongi yang datar. Dia tahu kekasihnya ini sedang merajuk. Bagi Taehyung Yoongi yang sedang merajuk itu lucu sekali. Biarpun menurut sebagian orang Yoongi itu menyeramkan tapi menurut Taehyung kekasihnya ini sungguh menggemaskan.

Chup!

Teahyung mengecup pipi Yoongi. Yoongi sedikit tersentak. Untung saja mobil mereka sedang berhenti karena lampu merah. Jika tidak mungkin bisa saja Yoongi tidak sengaja menekan pedal gas karena kaget. Dan itu berbahaya. Taehyung itu sungguh tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Yoongi menoleh. Terlihat Taehyung yang tersenyum manis padanya. Jika sudah begini Yoongi tidak akan bisa marah. Diraihnya tangan Taehyung dan dielusnya.

"Jangan merajuk lagi,"pinta Taehyung.

Yoongi tersenyum tipis. "Aku sudah tidak apa-apa. Berkat kecupanmu barusan."

"Baguslah. Aku suka sekali melihat Yoongi hyung tersenyum. Hyung tau tidak, senyummu itu manis seperti gula. Sugar. Ah, bagaimana kalau aku memanggilmu Suga hyung?"

"Nama yang cukup bagus. Boleh saja."

"Benarkah? Yeay! Berarti mulai sekarang aku akan memanggilmu Suga hyung. Suga hyung milik Taehyung."

Lampu sudah kembali hijau. Yoongi melajukan mobilnya kembali menuju apartemennya. Terlihat Taehyung sepertinya sudah kelelahan. Yoongi ingin agar Taehyung segera beristirahat.

Begitu sampai ke apartemen Yoongi langsung membawa Taehyung ke kamarnya. Direbahkannya Taehyung ke ranjang. Setelah beberapa saat Taehyung akhirnya terlelap. Yoongi membetulkan letak selimutnya lalu berjalan keluar dari kamarnya. Yoongi berniat memasakan makan malam untuk mereka. Sudah lama sekali sejak Yoongi memasak. Dia harap kali ini masakannya akan berhasil.

Saat asik mengaduk-aduk kimchi jjigae buatannya terdengar suara bel dari pintu apartemennya. Yoongi mematikan kompor lalu bergegas menuju pintu. Tanpa sempat mengecek siapa yang datang, Yoongi langsung membuka pintunya.

"Sia-pa... Kau untuk apa kau kesini?"

Tbc.

Publish : 21 Juli 2020
Revisi : 5 April 2021

My Ice ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang