Chapter 5

897 56 0
                                    

"Hah? Misi apaan?" kata Fang Shuqing dengan bingung. Saat ini ia hanya ingin bersantai-santai dulu.

"...Dasar pikun. Kan tadi udah aku jelasin sekilas," ucap sang rubah dengan kesal.

Dengan sangat keras Fang Shuqing mencoba mengingat-ingat ucapan si rubah. Tapi saat ia pertama bertemu rubah itu, ia terlalu panik untuk mengingat omongan apapun.

"Ya udah, aku jelasin lagi semuanya dari awal," lanjut si rubah.

Fang Shuqing menyimak dengan fokus. Ia memasang muka serius.

"Namaku Xuebai. Aku adalah asisten dari salah satu pengubah takdir, Schai. Tugasku adalah menuntun orang-orang yang ingin mengubah kehidupan masa lalunya. Kamu adalah salah satu dari orang-orang itu, Fang Shuqing," kata Xuebai.

Fang Shuqing menganggukan kepala. Ia tercengang mendengar semua perkataan Xuebai. Semua hal ini sangat aneh tapi keren. Tidak pernah dalam hidupnya ia bermimpi sesuatu yang serumit ini. Ia tidak menyangka bahwa otaknya mampu berimajinasi suatu skenario yang sudah seperti plot film.

"Gila, keren banget mimpi gue. Terus, terus? Misi gue apaan?" jawabnya dengan antusias. Saat ini, ia sangat semangat karena merasa situasi ini mirip dengan suatu permainan.

Xuebai mendengus. "...Ini bukan mimpi, lho. Misi kamu cuma tetap bertahan hidup. Gitu doang."

Fang Shuqing kecewa mendengar hal tersebut. Ia kira misinya adalah sesuatu yang fantastis. Raut mukanya langsung berubah menjadi malas.

"Jangan males gitu, dong. Dulu kamu lho yang mohon-mohon minta ngulang kehidupan. Nih ya, aku kasih tau kayak gimana kematian kamu sebelumnya," ucap Xuebai sedikit tersinggung.

Xuebai menjelaskan bagaimana Fang Shuqing mati sebelumnya. Rupanya Fang Shuqing yang saat itu menjadi salah satu selir kesayangan raja menarik banyak rasa cemburu dari selir-selir lainnya. Yang paling merasa tersaingi adalah Selir Zhou. Ia menjebak Fang Shuqing dan membuatnya kehilangan status selir. Bahkan setelah Fang Shuqing tersingkir, rasa kesal Selir Zhou masih ada. Ia meracuni makanan Fang Shuqing, mengakibatkan kematiannya.

"Oh, Selir Zhou yang numpahin teh itu ya?" tanya Fang Shuqing.

"Iya, yang itu," jawab Xuebai.

- TAMAN SELIR UTARA -

Fang Shuqing menikmati pemandangan bunga-bunga di depannya. Ia mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia suka udara di sini.

Wu Qingling dan beberapa pelayan lainnya menunggui Fang Shuqing. Saat majikannya itu tidak melihat, Wu Qingling bertanya kepada salah satu pelayan.

"Apa Nyonya memang biasanya seperti ini? Aku baru mulai melayani Selir Fang dari dua hari lalu tapi rasanya ia sering berubah-ubah sifat," tanya Wu Qingling sambil mengerutkan dahi.

Pelayan itu menjawab, "Sifat Nyonya memang suka berubah-ubah. Tapi hari ini terasa janggal. Ia tiba-tiba berteriak menyumpahi rubah dan berkomat-kamit sendiri saat kita sedang membersihkan dirinya."

Tidak lama, pelayan di sebelahnya juga ikut menimpali. "Iya ya. Nyonya memang orangnya sulit diprediksi. Tapi sebelumnya, ia selalu berhati-hati dalam berucap dan tidak pernah berbicara sendiri."

Mereka bertiga memperhatikan Fang Shuqing dengan sedikit rasa cemas dan khawatir.

- ISTANA SELIR -

Wu Qingling menyiapkan minuman untuk majikannya. Ia menuangkan teh dari teko keramik ke gelas kecil yang ada di meja. Asap mengebul dari gelas tanpa gagang itu.

"Silakan, Nyonya," katanya dengan sopan. Fang Shuqing yang sedang duduk di kursi senyum dan menundukkan kepalanya sedikit. Ia mengambil gelas teh tersebut.

Wu Qingling mengerutkan dahinya untuk sesaat sebelum memasang wajah biasa lagi. Ia berucap dengan halus, "Nyonya, saya adalah dayang Anda. Tidak perlu sesopan itu."

Fang Shuqing bisa melihat bahwa dayangnya itu terlihat tidak tenang karena perlakuannya itu. "Oke, gue gak bakal gitu lagi," ucapnya.

Waktu terus berjalan.

Tak terasa langit sudah gelap. Bintang-bintang menghiasi langit malam. Udara menjadi semakin dingin.

Sudah waktunya untuk tidur. Fang Shuqing menyelimuti dirinya, tapi ia tidak bisa tidur.

"Mimpi ini panjang banget. Apa semua ini emang nyata?" pikirnya.

Angin yang mulanya berhembus pelan, tiba-tiba menjadi kencang.

Dengan segala saljunya yang dramatis itu, Xuebai telah datang. Kali ini ia menunjukkan wujudnya. Tidak seperti pagi tadi, saat ia hanya terdengar suaranya dari dalam pikiran.

"Lu dateng lagi ya, rubah."

"Iya," jawabnya singkat.

Fang Shuqing bertanya, "Ini semua... beneran ya? Kapan gue bisa baliknya?" Terdengar rasa khawatir dari pertanyaannya itu.

Xuebai mengangguk dan berkata, "Entahlah. Mungkin bertahun-tahun lagi."

Saat Xuebai mengatakan itu, dahi Fang Shuqing langsung mengerut. Tidak berapa lama setelahnya, akhirnya Fang Shuqing tidur juga. Merasa tidak ada urusan lagi, rubah putih itu pergi menghilang.

[Keesokan harinya]
- ISTANA SELIR -

Fang Shuqing sudah bangun sedari tadi. Ia sudah sarapan dan berpakaian dengan lengkap. Mulutnya meneguk teh hijau yang masih panas. Ia memperhatikan gelas tehnya dengan seksama.

"Wu Qingling, ambilin racun tikus," perintahnya.

"Untuk apa, Nyonya? Apakah ada tikus di sekitar sini?" tanya Wu Qingling.

Fang Shuqing menoleh ke arah Wu Qingling. Ia mengerutkan alisnya sedikit untuk menyuruh pelayannya itu tidak banyak tanya.

"Baik, Nyonya. Akan saya ambilkan."

Fang Shuqing menyuruh seluruh pelayan untuk keluar dan menunggu di depan pintu.

"Rubah, kalo gue mati di sini berarti gue bisa balik kan?" tanya Fang Shuqing dalam pikirannya.

"...Kalo kamu berencana buat bunuh diri, itu sia-sia."

"Kenapa?"

"Kamu cuma bakal balik ke waktu awal kamu ke sini."

"..."

Fang Shuqing sebenarnya takut untuk meminum racun sendiri. Tapi saat ini, ia ingin kembali. Dengan tangan gemetar, ia memasukkan racun tikus ke dalam tehnya.

Ia menghembuskan napas untuk menenangkan diri. Diteguknya teh itu dengan cepat.

Rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya. Napasnya menjadi berat. Kesadarannya mulai turun. Kepalanya sempoyongan dan menghantam meja.

Para pelayan yang mendengar suara hantaman keras langsung masuk ke dalam ruangan. Mata mereka terbelalak melihat badan Fang Shuqing yang kejang-kejang dan sekarat. Badan mereka gemetar. Ada juga yang menangis.

"Nyonya! Nyonya!"

"Panggil tabib! CEPAT!"

Fang Shuqing mengeluarkan suara rintihan kecil. Ia menyesal sudah menelan racun tikus itu. Tidak ada jaminan ia akan kembali setelah merasakan sakit yang amat sangat ini. Seketika penglihatannya menjadi buram lalu hitam. Semua terlihat hitam.

Fang Shuqing telah mati.

Ashes of the SilkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang