Chapter 18

472 34 6
                                    

Beberapa hari ini, hidup Fang Shuqing menjadi tidak tenang. Masalah-masalah kecil muncul terus-menerus akibat seseorang. Kumpulan tikus di kediamannya, bajunya yang tiba-tiba penuh lubang entah bagaimana, makanan basi untuk santapan. Meskipun tidak terlalu sulit untuk diatasi, lama-lama kesal juga menghadapi semua hal itu. 

"Kapan sih perempuan itu akan berhenti?!" keluh Fang Shuqing pada dayangnya.

Ia sudah mencoba untuk bersabar, tapi kali ini aksinya benar-benar keterlaluan. Makan siang yang ia nantikan kini terhias dengan katak mati terlindas.

Akibat kesabarannya yang kini putus, ia lantas berteriak.

"Wu Qingling! Ayo kita datangi saja Selir Tian si biadab, kita sodok mulutnya dengan katak gepeng ini!"

Muka Fang Shuqing merah membara. Ia muak dengan segala tingkahnya.

Hubungannya dengan Selir Tian memanglah tidak baik, tapi tidak seburuk itu sampai yang satunya melakukan semua hal menjijikan ini.

Penindasan yang ia alami tak lain diakibatkan hubungannya dengan seseorang.

"Nyonya harus tenang. Bila ingin membalas, tentu saja harus dengan wibawa," jawab Wu Qingling penuh percaya diri.

"Kamu punya rencana?" tanya Fang Shuqing.

Wu Qingling segera mengangguk.

- ISTANA SELIR -

"Selir Tian, bagaimana kabar Anda?" sapa Fang Shuqing ramah.

"Kabar saya baik," jawab Selir Tian dengan rasa curiga, "tumben sekali Selir Fang mengunjungi saya."

Mendengar jawaban itu, Fang Shuqing tersenyum untuk sesaat lalu ekspresinya berubah menjadi serius.

"Saya sadar bahwa apa yang Anda ucapkan waktu itu benar."

Selir Tian tidak langsung bertanya apa maksud kalimat tersebut. Ia menunggu kelanjutan ucapan itu sambil memutar-mutar cincin giok di jari tangannya.

"Saya... memanglah selir yang sama sekali belum pernah melayani raja. Tidak pantas bagi saya untuk menceramahi Selir Tian," lanjut Fang Shuqing.

"Memangnya kapan saya bicara begitu?"

Fang Shuqing segera memperjelas, "Waktu itu sedang acara ulang tahun Selir Tian. Lalu saat saya memotong pembicaraan Anda, itulah yang Anda katakan..."

Ia tidak berbohong. Pada hari itu, Selir Tian mengejek Selir Mu karena kondisi ekonominya buruk. Saat ia mencoba membela selir malang itu, Selir Tian membisikkan kata-kata yang menusuk. Lidahnya memang bagaikan ular.

"...Saya dengar Selir Tian mahir menyulam saat masih remaja?" tanya Fang Shuqing.

"Benar, memangnya kenapa?" jawabnya masih dengan curiga.

Fang Shuqing tersenyum puas. "Saya tadi mengunjungi Ibu Suri."

"Lalu?"

"Saya memuji keahlian menyulam Anda dan mata Ibu Suri langsung berbinar. Ia ingin Anda menyulam naga emas di jubah raja!" ucap Fang Shuqing penuh antusias.

Wajah Selir Tian berubah menjadi datar. Ia melihat Fang Shuqing dengan tatapan yang menusuk.

"Jadi ini cara Selir Fang membalas saya?"

"Apa maksud Selir Tian? Saya kan hanya ingin menebus kesalahan dengan membantu Anda."

Selir Tian ingin tertawa mendengar omong kosong itu. Rupanya wanita ini tidak sejinak yang ia kira.

"Semua selir tahu kalau keahlian itu hanya sebuah masa lalu," ucap Selir Tian.

Ia melanjutkan, "Berani-beraninya Selir Fang memanfaatkan ketidaktahuan Ibu Suri."

Ashes of the SilkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang