Chapter 17

464 33 5
                                    

Hari menuju ulang tahun seorang selir sudah bisa dihitung jari. Meskipun berkutat dengan urusan yang sama, semua kediaman terlihat sibuk sendiri. Untuk selir yang satu ini, tentu saja mereka harus memilih hadiah yang apik. Tanpa terkecuali, semua selir menyiapkannya dengan hati-hati.

"Shuqing, apakah kamu tahu apa yang kira-kira akan disukai Selir Resmi He?" tanya Zhang Chunqian sehabis menyesap tehnya.

Ketika hendak menanggapi pertanyaan itu, Fang Shuqing berpikir keras dahulu. Sedikitpun tidak terlintas hal yang mungkin bisa diberikan sebagai hadiah padanya. Tapi kalau dipikir-pikir lagi...

"...Bunga?"

"Kami berdua sering tidak sengaja bertemu di taman utara. Seingatku dia suka melihat bebungaan," lanjut Fang Shuqing.

Bahkan setelah mendengar jawaban temannya, Zhang Chunqian masih bingung dengan hadiah yang harus disiapkan. Apakah ia harus memberi kain sutra bermotif bunga? Atau aksesoris rambut bentuk bunga? Memikirkan semua itu membuat kepalanya sakit.

"Hadiah apa yang akan kamu siapkan? Aku benar-benar bingung." tanyanya lagi.

"Sepertinya aku akan memberikan tusuk rambut bunga peony dari giok. Apakah itu cukup bagus?"

Zhang Chunqian segera mengangguk. Jika tusuk rambut tersebut berasal dari bahan biasa, tentu saja itu tidak akan bisa memuaskan Selir Resmi He. Tapi batu giok? Rasanya itu sudah cukup.

- ISTANA SELIR -

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Semua orang sudah berkumpul di kediaman He Renxin. Meskipun acaranya belum akan dimulai sampai beberapa lama lagi, mereka semua memastikan agar tidak telat hadir.

Saat terdengar langkah kaki He Renxin, ruangan mendadak hening. Hampir semua selir menjadi tegang. Mereka mencoba menyembunyikannya di balik senyuman manis, tapi sia-sia. Siapapun yang melihat pemandangan ini akan tahu bahwa para selir itu takut dengan wanita tersebut. He Renxin.

Tapi ada seseorang dengan mimik wajah yang tidak berubah. Tangannya tidak bergetar sedikitpun. Tatapan matanya tetap tajam tanpa goyah. Seakan bagi dirinya, He Renxin sama sekali bukan orang yang harus ditakuti.

"Selamat ulang tahun, Selir Resmi He," ucap wanita itu tanpa gentar.

"Terima kasih, Selir Resmi Xian," jawab He Renxin sambil tersenyum manis.

Tatapan Xian Chunhua yang menusuk. Senyuman He Renxin yang menyembunyikan kelicikannya. Kedua hal tersebut jelas menambah ketegangan di ruangan itu yang sudah cukup tegang sedari awal.

Akhirnya seorang selir memberanikan diri untuk mencairkan suasana.

"Selir Resmi He, apakah tidak sebaiknya kita semua memperlihatkan hadiah untuk Anda?" usul Selir Gou dengan muka agak cemas.

He Renxin langsung menjawab, "Silakan, aku menanti pemberian kalian."

Para selir menghela napas lega. Akhirnya mereka bisa terbebas dari ketegangan antara dua Selir Resmi itu.

Selir Gou menunjukkan hadiahnya yang berupa vas berbahan porselen. Terlukis di permukaannya sebuah pemandangan danau. Tanpa perlu ditanyakan lagi, vas ini memang berkualitas tinggi.

Para selir lain juga akhirnya mengikuti. Emas, sutra, serta porselen terpampang di ruangan itu. Di ulang tahun selir yang satu ini, hadiahnya memang cukup mewah. Semua orang tidak ingin mengecewakannya.

Tiba giliran Xian Chunhua untuk menunjukkan hadiahnya. Para selir yang menanti sudah tidak sabar lagi. Mereka mengira-ngira apa yang akan diberikan selir itu kepada rivalnya.

Tangan Xian Chunhua mengambil gulungan yang disodorkan dayangnya. Dibukanyalah dengan hati-hati. Rupanya gulungan tersebut berisi tulisan kaligrafi karya sastrawan ternama.

"Selir Resmi He, saya ingin menghadiahkan kaligrafi ini," ucapnya sambil memberikan hadiahnya ke tangan He Renxin.

Ia melanjutkan, "Tulisan ini berisi tentang integritas dan kejujuran, cocok sekali dengan Anda."

He Renxin tertawa kecil. "Apa maksud Selir Resmi Xian?"

"Sebagai penyandang status Selir Resmi, sudah tugas kita untuk tetap jujur dan berintegritas dalam berlaku. Tentu saja Anda setuju, kan?" jawabnya dengan nada agak menyindir.

Walaupun tersembunyi dalam kalimat yang berbelit, para selir bisa langsung tahu. Xian Chunhua menghina cara He Renxin mempertahankan posisinya. Berbeda dengan Xian Chunhua yang naik status karena kesetiaannya terhadap raja, He Renxin menggunakan cara-cara yang lumayan licik.

Tidak dapat dipungkiri kalau raja paling menyukai He Renxin. Tapi demi memastikan keadaan tidak berubah, wanita itu akan 'mengganggu' selir yang berpotensi menjatuhkan posisinya. Daripada jadi masalah nantinya, lebih baik urus sekarang, kan?

Setelah menghadapi ketegangan tanpa henti, para selir akhirnya bisa bernapas lagi ketika acaranya berakhir. Selir Resmi Xian sudah lebih dulu meninggalkan tempat itu. Yang lainnya ada yang masih belum kembali, malah berbincang dengan satu sama lain.

Baru saja Fang Shuqing mau kembali dengan Zhang Chunqian, tiba-tiba salah satu selir datang mencegatnya.

"Selir Fang, boleh minta waktunya sebentar?" tanya Selir Gou.

Fang Shuqing mengangguk tanpa banyak tanya.

"Saya dengar belakangan ini Anda menjadi lumayan dekat dengan Selir Resmi He."

Fang Shuqing menelan ludahnya. Entah kenapa jika membahas soal ini, rasanya sudah was-was duluan.

"Iya, itu benar," jawabnya masih was-was.

Selir Gou menghela napas. "Selir Fang, saya rasa Anda tahu kalau Selir Resmi He mempunyai banyak musuh."

Selir itu mendekat dan berbicara lagi dengan suara yang lebih kecil.

"Kedekatan Selir Fang dengan beliau akan menjadikan Anda sasaran empuk bagi para musuh itu," jelasnya.

Alasan Selir Gou repot-repot memperingatkannya sudah jelas. Tentu saja bukan karena hati nuraninya yang ingin membantu sesama selir. Ia yang merupakan pendukung He Renxin, tidak ingin Fang Shuqing menjadi kelemahan bagi yang didukungnya.

"Saya harap Anda akan lebih berhati-hati agar tidak merugikan Selir Resmi He," ucap Selir Gou.

Akhirnya terbukti juga, hubungannya dengan He Renxin membuat kehidupannya semakin sulit. Tapi apa boleh buat, yang sudah terjadi tak bisa diulang kembali. Ia hanya bisa menghadapi keadaan saat ini.

"Saya mengerti. Tapi siapa saja para musuh itu? Apakah Selir Resmi Xian?" tanya Fang Shuqing dengan polosnya.

Selir Gou balas menjawab, "Selir Resmi Xian memang tidak menyukai Selir Resmi He. Tapi tenang saja, ia tidak akan menyerang Anda."

"Kenapa Selir Gou yakin sekali?"

"Selir Resmi Xian tidak suka metode seperti itu. Ia lebih suka menyerang langsung lawannya," jawabnya sambil agak berbisik.

Fang Shuqing langsung lega. Walaupun masih ada kemungkinan dia ditandai musuh He Renxin yang lainnya, setidaknya dia tidak akan menjadi sasaran Xian Chunhua. Ia masih belum ingin mati.

Hidup menjadi selir ternyata memang sulit. Ketika ia sudah menghindari kematian dengan tidak mendekati raja, malah datang lagi masalah yang baru.

Sepanjang perjalanan kembali ke kediamannya, Fang Shuqing terus memikirkan perkataan Selir Gou. Ia mengira-ngira siapa yang akan menargetkan dirinya.

Ah, iya juga. Ada selir yang satu itu.

-----

Maaf baru update lagi setelah sekian lamaa :(

Sempet gak kepikiran mau nulis apa lagi (writer's block...)

Tapi pokoknya guys, aku harap kalian tetep enjoy baca ini!!!

Ashes of the SilkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang