Chapter 11

133 16 6
                                    

Kami berdua membuat jarak dan kuda-kuda persiapan menyerang. Peraturannya sederhana, Sersan Mayor dilarang menggunakan kekuatan originium, dan yang mendapatkan 5 sayatan ke tubuhnya, dia yang kalah.

Aku dan Serma Mia mulai menerjang. Kami mengayunkan pisau secepat yang kami bisa. Aku awalnya memilih untuk menangkisi setiap serangan yang ia lancarkan. Baik pisauku atau miliknya, setiap ingin menyentuh tubuh, lawan selalu berhasil menahan atau menangkisnya.

Tiga point pertama langsung dipegang oleh Sersan Mayor Mia. Dia melihat celah di seranganku dan menerjang. Sayatan tersebut berhasil mengenai leher, dada, dan perut. Sebelum dia melayangkan serangan ke empat, aku menungkak perutnya agar kami berdua sama-sama menjauh.

Itu berhasil menyelamatkan diriku untuk sesaat. Tapi Serma lebih gesit dalam hal bangun dan kembali menyerang. Aku yang baru setengah berdiri langsung menyeruduk tubuhnya. Memastikan dia tidak menyerang punggung, aku menangkap pergelangan tangan kanan dia yang membawa pisau.

Aku ingin melayangkan sayatan pertama tapi berhasil ditahan oleh tangannya. Dalam posisi tubuhku berada diatasnya dengan kedua tangan tidak bisa bergerak. Aku menggunakan kepala untuk menyerang. Dia juga melakukan hal yang sama. Kedua kening kami berbenturan cukup keras.

Rasa pusing muncul seketika, disaat aku lengah, pegangan di tangan kanannya terlepas sehingga dia menghujampan pisau tersebut ke bawah ketiak. Belum selesai sampai disitu, dia menggunakan ekornya untuk dililitkan ke leherku. Ekor yang besar itu mampu mengangkat dan melemparkan tubuhku sejauh beberapa meter. Aku mendarat dengan muka terlebih dahulu menghantam matras.

Aku mulai merasakan letih dan sakit disekujur tubuh. Berusaha berdiri, aku melihat Serma Mia sudah mencapai batasnya juga. Dia tidak lagi selincah sebelumnya. Aku rasa benturan kepala kami memberikan efek kepadanya. Meski begitu, aku sendiri juga mulai kelelahan.

"Ein. Berikan aku dua puluh persen."

"Jangan salahkan aku jika kau hilang kesadaran."

Aku merasakan sesuatu seperti disuntik ke otakku. Kekuatan itu mulai mengalir ke sekujur tubuh. Aku segera bangkit dan menyerang. Dilain pihak, Sersan Mayor Mia juga melakukan serangan. Kali ini aku bisa membaca serangannya. Tangannya segera aku kunci dan melakukan tusukan ke arah perut. Poin pertama untukku.

Belum selesai sampai disitu, serangan kedua dan ketiga aku lancarikan ke area leher dan dada. Dengan begini kami impas. Sebelum melancarkan serangan keempat. Dia menjulurkan tangannya untuk menutupi mukaku. Aku menangkap tangan tersebut dan menggigitnya. Itu membuat dia kehilangan kesempatan untuk melancarkan serangan.

Serma Mia memutuskan untuk menarik tangannya, tapi karena gigitanku cukup kuat, itu akan menahannya sementara waktu. Tapi dia seakan tidak kehabisan akal. Ia menarik tubuhku dan mengkunci leher. Itu membuat gigitanku lepas.

Baik Sersan Mayor Mia dan aku berada di posisi tidak bisa menyerang satu sama lain. Aku melihat ekornya mulai melancarkan aksi. Aku membuat peruntungan gila. Aku mencondongan badan kedepan, itu membuat dia terangkat. Aku melompat dan membantingkan tubuh kearah belakang. Itu membuat Sersan Mayor Mia jatuh ke lantai sekaligus menerima beban tubuhku.

Ekornya adalah kekuatan sekaligus kelemahan baginya. Ekor dia yang besar pasti membuatnya kesulitan untuk tidur secara terlentang. Dan bantingan tadi membuat ekornya tergencet dan sensasi sakit akan menjalar keseluruh punggungnya.

Karena kesakitan, Serma Mia pun membalik badannya. Melihat kesempatan itu, aku menangkap ekornya dan melakukan serangan keempat. Belum sampai serangan kelima, dia menarik ekor tersebut dan mencambukannya ke wajahku.

[Arknights FanFic] Wings of Steel, Part 1 (DROPPED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang