Chapter 14

60 14 2
                                    

Beberapa hari kemudian kami memutuskan kembali ke ibu kota untuk melanjutkan pendidikan. Seperti biasa, aku menitipkan kunci rumah kepada Nona Sarah dan akan kembali secepatnya selagi sempat. Aku dan Angela berpamitan dan pergi menggunakan bis menuju ibu kota.

6 bulan berlalu dan kami berhasil naik pangkat menjadi sersan satu. Hari ini, Angela ingin menunjukan sesuatu kepadaku. Dia ngajak ke atap gedung untuk mendemonstrasikan hal tersebut.

Pertama, Angela menunjukkan sebuah pot dengan bunga yang sudah layu. Dia menaruh pot di tengah. Angela sedikit menjauh dan mengambil sebuah granat. Granat tersebut bentuknya tidak seperti pada umumnya. Bulat dengan bahan kaca. Aku bisa melihat cairan berwarna merah dari dalam benda tersebut.

Angela melemparkan granat tersebut ke arah pot dan meledak, ledakannya menimbulkan asap merah sesaat dan menghilang dalam hitungan detik. Aku terkejut dari efek asap yang diciptakannya. Bunga tersebut mengalami regenerasi. Dari yang awalnya layu mengalami perubahan dan akhirnya kembali seperti bunga yang sehat.

"Bagaimana?" tanya Angela.

"Luar biasa!" jawabku. "Bagaimana kau bisa melakukannya?"

"Di kelas Medic kami melakukan hal. Salah satunya melakukan eksperimen. Aku menggunakan ekstrak darahku sendiri dan mencampurkannya dengan serbuk originium yang biasa digunakan untuk penyembuhan. Dan inilah hasilnya. Aku menyebutnya dengan, Healing bomb."

Angela menjelaskan lebih lanjut. Alasan menggunakan ekstrak darahnya sendiri karena toleransi yang tinggi terhadap originium. Dia menggunakan darah tersebut untuk menetralisir efek samping originium yang bisa menyebabkan orang menjadi Infected. Dan alasan kenapa Angela menunjukan hal ini kepadaku karena dia belum pernah melakukan tesnya pada manusia yang punya intoleransi tinggi terhadap originium. Ini dikerenakan Angela hanya mencoba benda ciptaannya kepada orang yang toleransi dan infected. Hasilnya mereka bisa sembuh dari segala jenis luka luar, bahkan luka dalam.

"Kau yakin ini aman?"

Angela mengangguk dan menjawab, "Aku jamin, Luken. Setidaknya kau tidak akan menjadi infected."

Aku merelakan diri menjadi kelinci percobaannya. Aku berdiri di tempat pot tadi diletakkan. Angela mengambil granat kedua dan mulai melemparkannya. Benda tersebut mengenai lantai atap dan pecah. Menciptakan gas yang segera aku hirup. Sayangnya efek yang diberikan tidak seperti yang kuharapkan.

Aku merasakan sesak napas setelah menghirup benda tersebut. Aku terbatuk-batuk karena merasakan rasa sakit yang luar biasa di tenggorokanku. Tubuhku mendadak lemas dan terjatuh di lantai dengan satu tangan menahan sementara lainnya memegang leher. Pandanganku mendadak buram dan kian gelap. Aku pun pingsan.

Aku siuman. Hal pertama yang aku lihat adalah dada angela yang sangat besar dari arah bawah. Aku tergeletak dengan posisi kepala tiduran di paha Angela. Tubuhku terasa berat dan susah untuk digerakkan. Jadi yang bisa aku lakukan sekarang adalah berbicara.

"A-Angela, apa yang terjadi?"

Angela menunduk untuk melihatku. "Luken! Syukurlah kau sadar. Aku melihatmu tiba-tiba pingsan itu membuatku terkejut setengah mati. Bagaimana keadaanmu?"

"Tubuhku terasa berat dan tidak bisa digerakan."

"Ah... seperti dugaanku. Tenang saja, Luken. Efek samping tersebut hanya sementara." Angela menatap langit. "Tapi melihatmu kesakitan setelah menerima Healing Bomb-ku. Aku tidak akan menggunakan benda ini lagi." Nadanya terdengar sayu.

[Arknights FanFic] Wings of Steel, Part 1 (DROPPED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang