Chapter 2

170 17 2
                                    

Namaku Luken Goldwings. Aku tinggal disebuah kota kecil di negara Columbia. Di kota ini terdapat sebuah tanah lapang yang ditumbuhi berbagai macam jenis bunga. Tempat itu sangat spesial dan menjadi awal mula kecintaanku terhadap bunga. Aku biasa mengunjungi tempat tersebut bersama dengan ibu saat masih kecil.

"Ibu, lihat, bunga-bunganya sudah terlihat" Kataku sembari menunjuk hamparan padang bunga di depan. Aku menoleh ke atas untuk melihat Ibu. "Cepat, ibu. Aku ingin kesana!" Aku menarik lengan ibu.

"Hahaha, iya sayang. Sabar." Ibu mempercepat langkahnya agar bisa mengikutiku.

Kami tiba disana dan seperti biasa bunga-bunga tersebut seakan menyambut kedatangan kami. Angin bertiup membuat kelopak bunga yang berwarna warni bertebaran dilangit. Sungguh pemandangan yang sangat memukau.

Aku dan ibu biasa memetik bunga untuk dirangkai. Kami berjalan ke ladang bunga dengan penuh rasa mawas. Memastikan tidak ada bunga yang tidak terinjak karena ibu selalu berkata kalau kita menginjak bunga, mereka akan bersedih, dan aku tidak ingin hal itu terjadi. Setelah memetik berbagai jenis bunga yang indah, kami kembali ke pinggir ladang untuk merangkainya.

Ibu mengajariku bagaimana cara merangkai bunga. Kali ini kami merangkai bunga dengan bentuk mahkota. Dia merangkai bunga satu demi satu dan aku mengikutinya. Melihat dan meniru, rasanya begitu sulit untuk anak usia 6 tahun. Saat kami selesai merangkai, terlihat jelas kalau rangkaian milik Ibu lebih rapi dari milikku yang masih acak-acakan. Aku memakaikan mahkota bunga ke atas kepala Ibu begitu juga diriku. Setelah itu, kami berpelukan dan berfoto menggunakan smartphone sebagai kenang-kenangan.

Aku berlari ketengah ladang bunga melalui jalan setapak yang sudah dibuat sedemikian rupa agar pengunjung tidak menginjak bunga. Dari kejauhan ibu mengawasiku. Layaknya anak kecil pada umumnya. Aku berlari dan menari dengan sendirinya. Merasakan bagaimana hidup berdampingan dengan bunga-bunga indah ini.

"Kau menyukai benda menjijikan ini?"

Suara itu tiba-tiba muncul dan terdengar begitu saja. Suara itu terdengar berat dan mengerikan. Aku sontak berhenti ditempat dan mulai kebingungan mencari darimana asal suara itu berasal.

"Siapa disana?" tanyaku.

"Hihihi..." suara tersebut tiba-tiba terkekeh, "Anak kecil sepertimu tidak perlu tahu siapa aku. Cepat atau lambat, tubuhmu akan menjadi milikku."

Suara itu begitu mengintimidasi seakan menunjukan siasat jahat kepadaku. Tentu saja hal itu membuatku takut dan berusaha mencari keberadaan dimana asal suara itu berasal. Sampai ketika aku berbalik arah, sosok mengerikan muncul tepat dihadapanku.

Sosok makhluk mengerikan, dengan gigi dan taring tajam serta memiliki dua tanduk. Matanya merah menyala dengan raut muka kejam. Mulutnya terbuka dan lidah panjang menjulur dengan air liur yang menetes.

Hal itu membuat aku ketakutan dan terjatuh ke tanah. Aku berusaha mengerakkan tubuhku kebelakang sementara makhluk tersebut kian mendekat. Kedua tangannya menjulur kedepan seakan ingin mencekikku.

"Pergi! Jangan dekati aku!"

"Sayang!" tiba-tiba terdengar suara dari belakang.

Ketika menoleh, aku mendapati ibu sudah berada di belakang dengan menepuk pundak. Tentu saja aku segera menceritakan kejadian mengerikan tersebut kepada ibu.

Dengan nada tersenggal-senggal aku menceritakan tentang sosok makhluk misterius yang baru saja menampakkan dirinya itu. Tapi setelah aku balik menengok ke arah makhluk misterius itu, dia sudah menghilang tanpa jejak.

[Arknights FanFic] Wings of Steel, Part 1 (DROPPED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang