Dan benar saja, ketika kami kembali dikumpulkan di ruang aula, mereka menunjukan hasil tes dan itu sangat mengejutkan. Seperti yang dikatakan Sersan Mayor Mia. Kebanyakan yang selamat dari tes fisik tadi justru dianggap tidak lulus. Sebaliknya, orang-orang yang gagal dan sudah gugur terlebih dahulu dianggap lulus atas dasar pertimbangan banyak hal.
Masalah utama adalah pemegang ranking 1 dari tes tersebut. Dia tidak lain dan tidak bukan adalah diriku dengan nilai sempurna. Sersan Mayor benar-benar memasukanku dengan ranking pertama. Sungguh, aku memang ingin lulus dari tes ini. Tapi aku tidak berharap mendapatkan nilai sempurna.
"Itu.. kau bukan?" tanya seorang forte yang berada disampingku.
"I-iya.." Jawabku mengelus punggung leher.
"Selamat atas usahamu." Katanya. "Namaku, James Connor."
"Terima kasih, James."
"Bisa kau ceritakan bagaimana kau bisa lulus dengan nilai sempurna?"
"Aku juga ingin menanyakan hal yang sama."
"Luken!" Teriak Angela, "Bagaimana bisa kau mendapatkan nilai sempurna?"
"Aku sendiri tidak tahu, Angela. Sungguh!"
Tentu saja hal ini menuai banyak kritikan. Situasi aula mendadak ricuh. Tes kali ini dinilai tidak transparan dan hanya memilih orang-orang tertentu saja. Beberapa sempat menggunjing kalau tes ini hanya akal-akalan busuk penyelenggara.
Aku memilih diam daripada ikut-ikutan melancarkan aksi protes tersebut. Mereka mulai melakukan aksi vandalisme dengan melempar kursi ke arah layar hingga rusak dan aksi pengrusakan lainnya. Seseorang akhirnya keluar dari arah panggung. Dia mengambil sebuah pedang besar dan mengarahkanya ke depan.
"Diam semuanya!!!"
Pedang tersebut memunculkan petir merah dan ia tembakkan benda tersebut kedepan. Gelegar petir itu menyambar serta menimbulkan kebisingan luar biasa. Situasi mendadak sunyi ketika petir itu selesai bergemuruh. Itu tadi adalah serangan originium tipe petir, aku belajar hal itu dari buku. Kebanyakan pengguna originium akan menggunakan tongkat sihir, tetapi beberapa kasus, mereka bisa menggunakan senjata tajam sebagai alat untuk mengaktifkan kekuatan mereka.
"Semuanya!!! Tiarap!!!" Teriak dia.
"Luken, aku merasakan hal yang berbahaya akan datang."
"Angela, James. Tiarap!" kataku yang segera melakukan hal tersebut dan diikuti mereka berdua.
Hanya beberapa orang saja yang melakukannya, kebanyakan dari mereka tidak menggubris dan tetap berdiri. Serma Mia pun mengangkat satu kaki keatas dan berteriak, "Aku bilang, Tiarap!!! Bangsat!!!"
Sersan Mayor menghentakan kaki ke lantai kuat-kuat. Hentakan tersebut membuat gelombang petir yang langsung mengalir cepat lewat media tanah ke seluruh penjuru aula. Orang yang tidak tiarap akan langsung tersengat aliran petir dan seketika tumbang. Itu terjadi oleh hampir ke 10.000 orang yang ada di aula. Sementara mereka yang tiarap hanya merasakan sengatan kecil dan itu memberikan efek magnet, dengan kata lain. Kami semua dipaksa tiarap tanpa ada yang boleh berdiri selain dirinya.
"Lihat kalian, pecundang! Belum masuk militer sudah sok kuat kalian! Aku tidak butuh calon tentara yang tidak disiplin seperti kalian! Negara Columbia tidak butuh orang-orang tidak disiplin seperti kalian! Negara Columbia hanya butuh mereka yang taat dan siap mengabdi untuk negara!" Ujar Serma Mia. "Dengar kalian para bedebah-bedebah yang hanya menjadi beban negara! Di ruangan ini, suaraku adalah suara ibu pertiwi Columbia! Apapun yang aku katakan harus kalian lakukan! Mengerti?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Arknights FanFic] Wings of Steel, Part 1 (DROPPED)
FanficSumber Gambar: https://twitter.com/Mbah_Kojim/status/1270166120591273984?s=19 Peringatan: Cerita ini hanyalah fiksi penggemar, tidak ada hubungannya dengan cerita ofisial Sinopsis: Luken memutuskan menjadi tentara dan mengubur cita-citanya membuka t...