Chapter 4: Bittersweet

89 10 0
                                    

From: Jackson-oppa

Aku ada di taman dekat rumahmu. Mari bertemu sekarang.

Nayeon tersenyum. Akhirnya, setelah lebih dari seminggu ia tidak mendengar kabar sama sekali dari kekasihnya itu, dia bisa melepas rindu. Ia mengambil jaket tipisnya dan keluar membawa ponsel.

"Oppa!"

Jackson menarik kedua ujung bibirnya.

"Oppa sudah lama menunggu? Kenapa tidak ke rumah saja?"

"Hanya menunggu sebentar, tidak apa-apa."

"Hm, Oppa sangat sibuk, ya? Setidaknya angkat teleponku, aku sangat cemas. Sempatkan mengirim pesan padaku. Atau mengirim foto. Atau—"

"Kau masih saja khawatir padaku,"

"Tentu saja. Oppa mana bisa menjaga diri sendiri?"

"Iya, aku memang tidak bisa menjaga diriku sendiri. Mian."

Mendengar nada bicara Jackson yang berubah, Nayeon bingung. "Ah, aku hanya bercanda, Oppa. Jangan dimasukkan hati."

"Tidak apa-apa, aku memang begitu." Jackson memandang sekeliling, "Mau berjalan-jalan di sekitar sini?"

Nayeon mengangguk. Selelah apapun itu, Nayeon tetap senang ketika bersama Jackson. Pernah suatu ketika, Nayeon pergi ke Busan untuk mengunjungi Jackson yang sedang libur pendek padahal dia sendiri baru pulang mendaki bersama teman-temannya.

"Kau cantik, seperti biasanya."

Entah sudah berapa kali lelaki itu mengatakannya, tapi pipi Nayeon selalu merona ketika mendengarnya. Kemudian, ia selalu berbisik pelan, "Gomawoyo."

Mereka berjalan beriringan dalam diam setelah itu. Tidak ada percakapan. Nayeon sendiri bingung ingin berkata apa, sedangkan Jackson menaruh fokus pada jalanan di depannya.

Lima menit berjalan, Jackson akhirnya bersuara. "Aku pergi setelah ini."

Nayeon mengernyit. "Kupikir Oppa sedang libur dan pulang ke sini. Kenapa cepat sekali?"

Jackson menggeleng pelan dan menghela napas sebelum menjawab kekasihnya itu. "Aku hanya menyempatkan diri bertemu denganmu. Kau pasti sangat merindukanku, kan?"

"Tidak bertemu Paman dan Bibi?" Nayeon merujuk pada orang tua Jackson.

"Aku akan bertemu mereka lain kali. Hm, Nayeon, aku harus pergi sekarang. Jangan merindukanku lagi, ya,"

Nayeon hanya tertawa kecil meski bibirnya memaksa mengucapkan protes pada kekasihnya itu.

"Jaga dirimu." Jackson mengacak rambut Nayeon pelan. Gadis itu menutup mata untuk menikmatinya: semilir angin malam dan kehadiran pujaan hatinya.

Namun, lelaki itu sudah berjalan menjauh ketika Nayeon membuka mata. Beberapa saat kemudian lelaki itu membalikkan badannya dan melambaikan tangannya untuk terakhir kali.

Love You | 좋아해 • im nayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang