Chapter 10: Nice Day

68 6 2
                                    

From: Jinyoung-sunbae

Bisa bertemu sekarang?

Nayeon menatap layar ponselnya sekali lagi.

Ya. Tidak. Ya. Tidak. Ya. Tidak.

"Hei, aku mau pulang. Kau pulang sekarang atau nanti?"

Gadis itu menghela napas dan menatap laki-laki di depannya. "Kau pulang duluan saja, Seongwoo."

***

"Kau tidak pulang bersama Seongwoo?"

"Bukannya Sunbae ingin bertemu denganku?"

Jinyoung mengusap tengkuknya. "Sebenarnya, aku ingin minta maaf."

Nayeon mendengarkan.

"Jangan khawatir. Mulai saat ini dia tidak akan mengganggumu, aku berjanji. Dan, um... aku juga tidak akan mengganggumu," Jinyoung melirik Nayeon yang tidak terusik, "tidak ada rapat dalam dua minggu ini."

Keheningan menyelimuti mereka. Nayeon menatap langit yang mulai berubah warna, sedangkan Jinyoung diam-diam mencuri pandang beberapa kali ke arah gadis itu.

"Suzy-sunbae memang jahat."

Namja bermarga Park itu mengangkat alisnya. Tiba-tiba saja?

"Seongwoo sudah memberitahuku. Aku sebenarnya tidak ingin ikut campur, tapi... ya, Suzy-sunbae memang jahat."

Jinyoung hanya tertawa kecil.

"Aku tidak tahu seberapa Sunbae sakit hati, tetapi saranku jangan berlarut-larut."

"Aneh tidak kalau aku tidak sakit hati?"

Nayeon menoleh. "Eh, aneh. Tapi tidak buruk juga."

"Mungkin aku dengannya memang tidak ditakdirkan bersama. Ya sudah."

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian tertawa. "Benar juga. Aku tidak akan sekuat Sunbae jika aku berpisah dengan kekasihku."

"Jangan berpisah kalau begitu."

Nayeon mengangguk-angguk. "Tentu saja! Kekasihku orangnya sangaat baik."

Jinyoung tersenyum kecut.

"Sunbae, aku ingin mengatakan sesuatu, tapi jangan tersinggung, ya?"

"Memangnya ingin bilang apa?"

"Tidak jadi," Nayeon menggeleng, "Nanti Sunbae tersinggung."

"Aku janji tidak akan."

Setelah menimbang-nimbang beberapa detik, Nayeon akhirnya bersuara. "Aku tidak pernah menduga Sunbae bisa seperti ini. Maksudku, aduh, bagaimana ya?"

Seulas senyum timbul di wajah Jinyoung. "Seperti apa?"

"Lebih terbuka. Aku mengira Sunbae tidak akan berbicara sebanyak ini di pertemuan informal. Juga... aku sedikit terkejut mendengar Sunbae meminta maaf—eh, jangan marah,"

"Aku tidak marah. Mungkin aku memang terlampau jarang meminta maaf. Jarang mengakui kesalahanku sendiri. Aku hanya memikirkan diriku sendiri kebanyakan waktu."

"Tidak apa-apa, kok. Diri kita sendiri juga perlu dipikirkan. Tapi, jika Sunbae mulai menyisihkan lebih banyak waktu untuk memedulikan orang lain juga, itu akan lebih baik," Nayeon mengangkat kedua ujung bibirnya, "Hm, sepertinya aku harus pergi sekarang, Sunbae. Aku akan ketinggalan bus kalau tidak bergegas."

"Mau kuantar pulang?"

***

Nayeon membawa kotak yang sudah dibungkus kertas kado itu dengan gembira. Hadiah itu untuk Youngjae. Dua hari lagi dia berulang tahun.

Setelah menolak tawaran Jinyoung tadi, Nayeon pergi untuk mencari sepasang sepatu hitam. Iya, hadiahnya itu adalah sepatu. Sepatu yang dibelinya memang tidak terlalu mahal, tetapi sesuai dengan kebutuhan Youngjae. Nayeon masih ingat bagaimana kesalnya Youngjae ketika bercerita tentang sepatunya yang hilang sebelah.

Gadis itu menghentikan langkahnya begitu sampai di kantor jasa pengiriman barang. Setelah selesai dengan urusan administrasi dan memastikan kepada petugas bahwa barang itu akan sampai di alamat penerima dua hari lagi, Nayeon berjalan keluar dengan senang hati.

Youngjae pasti suka dengan hadiahnya.

Dalam perjalanannya menuju halte bus, Nayeon menemui beberapa kedai makanan. Karena suasana hatinya sedang bagus hari ini, ia mampir ke beberapa tempat untuk membeli makanan kesukaan Mina dan Momo terlebih dahulu.

Sampai di halte, seorang perempuan—yang sepertinya lebih muda dari Nayeon—menghampirinya. Ia mengambil satu batang bunga dari keranjang yang sudah hampir kosong dan memberikannya pada Nayeon. "Mawar gratis untuk hari ini. Silakan,"

"Wah, terima kasih banyak!"

Perempuan itu tersenyum. "Semoga hari Eonni menyenangkan!"

Sure, what a nice day it is!

Love You | 좋아해 • im nayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang