Chapter 22: No More

50 3 0
                                    

"Seongwoo!" Nayeon berlari kecil ke arah lelaki itu. "Apa yang telah kau katakan ke Rosé?"

Seongwoo membuang napas. "Kenapa? Kau ingin menyalahkanku lagi?"

"Kau sudah keterlaluan, Seongwoo. Ada apa denganmu?"

Seongwoo menatap Nayeon tajam. "Ada apa denganku? Huh. Seharusnya aku yang bertanya padamu. Ada apa dengan dirimu, Nayeon?"

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak perlu tersenyum jika kau tidak baik-baik saja. Kenapa kau menutupi semuanya? Untuk siapa kau berbohong?"

Nayeon mengerutkan keningnya. "Aku tidak paham apa—"

"Bagus. Bersikaplah seolah tidak pernah terjadi apa-apa, Im Nayeon." Seongwoo menekankan nama Nayeon. "Kau sudah tidak perlu aku, bukan? Tidak lagi. Aku juga tidak perlu dirimu."

Nayeon menyusul Seongwoo yang berjalan pergi. "Bicarakan pelan-pelan. Maafkan aku jika terlalu keras padamu, tetapi yang kau lakukan sudah melampaui batas, Seongwoo."

"Nayeon!" Seongwoo meninggikan nada bicaranya. "Sudah kubilang kalau kau bisa mempercayaiku sebagai teman, tapi kau tidak pernah melakukannya dan memendam perasaanmu sendiri. Kau pura-pura bersikap riang dan melihatmu seperti itu membuatku sakit. Sekarang, kau menyalahkanku karena aku telah menghukum orang yang membuatmu seperti itu?"

"Aku sungguh baik-baik saja—"

"Lihat? Kau mulai lagi. Aku capai, Nayeon. Jangan temui aku lagi."

Nayeon menahan lengan Seongwoo, tetapi lelaki itu menangkisnya hingga Nayeon jatuh. Seongwoo melangkah menjauh tidak peduli.

Wendy yang melihat kejadian tersebut segera meneriaki Seongwoo. "Hei, Ong Seongwoo! Berhenti!"

Usahanya itu tidak berhasil menarik perhatian Seongwoo. Gadis itu pun beralih menolong Nayeon. "Kau tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa, Sunbae."

***

"Suzy eottae?"

Dia sudah minta maaf padaku. Aku dan dia sudah usai."

"Jinyoung, kau itu kebiasaan, ya! Tatap orang yang sedang bicara denganmu."

Jinyoung mengalihkan fokusnya dari ponsel ke gadis di hadapannya. Namun, setelah berkata singkat, sudah? ia kembali sibuk dengan gawainya.

"Astaga, percuma saja." Wendy melirik kesal. "By the way, kudengar kau sekarang dekat dengan Nayeon. Benar?"

Jinyoung meletakkan ponselnya dan menjawab, "Hanya sebagai teman saja."

"Oh, good for you then. Setidaknya, sebutanmu cuek kepada rekan kerja tidak akan terdengar ketika lulus nanti." Wendy tertawa kecil.

"Hm."

"Orang ternyata bisa berubah dengan cepat, ya. Selama ini dia dekat sekali dengan Nayeon, tapi hari ini dia tampak kesal sekali. Aku tidak paham kenapa dia bersikap begitu. Kasihan Nayeon."

Gerutuan Wendy yang lirih itu tertangkap pendengaran Jinyoung. Lelaki itu bertanya heran, "Siapa? Jisoo?"

Wendy melirik Jinyoung. "Seongwoo. Sepertinya dia sangat marah pada Nayeon. Meski begitu, aku tidak membenarkan dia meneriaki Nayeon di koridor seperti tadi. Pasti sangat memalukan. Untung saja belum ada yang datang."

"Apa yang dia katakan?"

Wendy mengangkat bahunya dan beranjak dari duduknya. "Aku pergi duluan, ya, Jinyoung. Terima kasih untuk traktirannya!"

"Eh, apa?"

Gadis itu hanya tertawa dan mengedipkan sebelah matanya sebelum kemudian pergi. Jinyoung yang sudah terbiasa dengan tingkah temannya itu pun melangkah menuju meja pemesanan.

Meskipun makanan yang dibeli di kantin harusnya dibayar di awal ketika memesan, Bibi Yang, salah satu pegawai di kantin, sudah hafal dengan kebiasaan Wendy (serta Seulgi dan YoungK) yang melimpahkan tagihannya kepada Jinyoung ketika mereka makan bersama. Jinyoung sendiri tidak terlalu terganggu, toh mereka jarang-jarang makan bersama dan porsi makan tiga temannya itu tidak banyak.

Setelah membayar, Jinyoung mengecek jam tangannya dan berpikir sebentar. Ia lalu mengeluarkan ponsel untuk menelepon seseorang.

"Selamat malam, Sunbae. Memesan makanan juga?"

"Tidak, aku sudah makan."

Sang penanya membalas jawaban Jinyoung dengan anggukan ramah kemudian melanjutkan memesan. Jinyoung memasukkan gawainya ke saku dan bertanya, "Kau ada rencana setelah ini?"

"Aku akan pulang setelah makan, Sunbae. Kenapa?"

Jinyoung diam sebentar kemudian menjawab tanpa menolehkan kepalanya, "Aku sudah bilang pada Nayeon akan mengantarnya pulang, tapi ada yang harus kuurus sekarang. Kelasnya selesai sepuluh menit lagi—"

"Aku akan mengantar Nayeon kalau begitu, Sunbae. Jangan khawatir."

"O-oh. Terima kasih."

Love You | 좋아해 • im nayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang