Chapter 18: Remedy

78 6 0
                                    

"Wah, Eonni memasak banyak sekali malam ini," Momo tersenyum senang. Ia segera meraih alat makan dan mengambil beberapa hidangan.

"Makanlah yang banyak. Mina juga."

Mina mengangguk dan mulai menyendok makanannya.

"Aku ingin bilang terima kasih untuk kalian. Terima kasih sudah membantuku melalui ini semua. Kalian tidak perlu canggung lagi untuk membahas Jackson-sunbae. Kita harus membuat Rosé bahagia, bukan?"

Momo terbatuk pelan. "Eh, tiba-tiba sekali, Eonni?"

"Lagipula semuanya sudah terjadi. Jackson-sunbae juga sudah meminta maaf dan aku rasa aku sudah bisa menerimanya. Aku perlu berdamai dengan masa lalu."

Mina tersenyum senang. "Aku setuju."

"Aku benar-benar penasaran siapa yang memberi Eonni bunga beberapa hari lalu. Semenjak itu, Eonni ceria sekali. Jangan-jangan Eonni sudah punya kekasih lagi, ya?" Momo menyelidik.

Nayeon tertawa kecil. "Tidak. Sudah kubilang, seseorang memberikannya agar suasana hatiku membaik, bukan untuk melamarku."

"Seongwoo?" Momo penasaran. "Tapi dia bukan orang yang seperti itu. Tidak mungkin."

"Tidak usah dipikirkan." Nayeon melanjutkan makannya, sementara Momo masih menebak-nebak.

"Eonni sudah bilang ke Paman dan Bibi Im?"

"Belum. Mereka akan terkejut jika aku mengatakan kalau Jackson-sunbae dan Rosé bertunangan. Aku akan bilang kalau aku berpisah dengan Jackson-sunbae dulu dan berita pertunangannya menyusul. Kalian jangan memberitahu mereka dulu."

"Iya. Eonni coba bicara pelan-pelan saja." Mina menanggapi.

"Woozi, ya?"

Nayeon terkekeh. "Kau masih saja menebak?"

Momo merengut.

"Oh ya, Youngjae sudah dengar tentang pertunangan Rosé?"

Mina mengangguk. "Iya, Oppa sudah tahu—sejak malam itu. Dia sangat khawatir dengan Eonni."

"Mau menelepon Youngjae?" Nayeon menawarkan. "Supaya dia iri dengan makan malam kita hari ini,"

Momo tertawa. "Haha, ide bagus. Aku akan mengambil ponsel."

Mereka akhirnya menghubungi Youngjae melalui panggilan video. Dalam beberapa detik, panggilan itu tersambung.

"Lihat, Youngjae." Momo memamerkan makanannya.

"Astaga, kalian meneleponku untuk memperlihatkan itu? Aku ada seminar setengah jam lagi."

"Masih setengah jam, tidak apa-apa."

"Iya, Momo. Tapi, aku jadi lapar. Kau tidak kasihan padaku, huh? Omong-omong, ada acara apa sampai makan besar seperti itu?"

"Nayeon-eonni punya pacar baru,"

Nayeon melebarkan matanya. "Sudah kubilang tidak, Momo!"

Mina tertawa kecil. "Nayeon-eonni sedang senang hari ini, Youngjae-oppa. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya lagi."

Youngjae terlihat terkejut, tetapi juga senang. "Aigoo, benar Noona punya kekasih?"

Nayeon menggeleng tegas. "Tidak! Momo hanya menyebarkan gosip."

"Haha, begitu. Oh ya, aku belum sempat mengucapkan terima kasih untuk hadiah ulang tahunku. Terima kasih, Noona. Pas sekali di kakiku."

"Eh," Mina menatap Youngjae. "Aku baru ingat kalau Oppa ulang tahun minggu lalu."

"Aku juga."

"Tidak apa-apa. Jangan lupa siapkan hadiah untukku ketika aku pulang, oke?"

Mina dan Momo mengeluarkan wajah cemberut bersamaan. Nayeon dan Youngjae tertawa melihatnya. Sebagai ucapan ulang tahun yang terlambat, Mina, Momo, dan Nayeon menyanyikan lagu ulang tahun untuk Youngjae. Setelah itu, Momo kembali ke topik pembicaraan yang menariknya sedari tadi.

"Lihat bunga itu, Youngjae? Seseorang memberikannya kepada Nayeon-eonni. Menurutmu dari siapa? Pasti dari kekasihnya! Eonni saja yang tidak mau mengaku."

"Kau tidak percaya padaku, Momo?"

Momo meringis. "Maaf, Eonni. Tapi, Eonni tidak memberitahuku."

"Memangnya dari siapa, Noona?" Youngjae ikut-ikutan bertanya.

"Kalau kuberitahu, jangan menggodaku, ya?"

Mina yang sedari tadi hanya menyimak perdebatan Momo dan Nayeon pun ikut mengangguk antusias seperti Momo ketika Nayeon bilang begitu.

"Jinyoung-sunbae."

"EH?"

Love You | 좋아해 • im nayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang