Chapter 30: Your Favorite

52 6 0
                                    

Nayeon menyandarkan punggungnya dan menyeruput kopinya. Ia tidak mengira kalau dia akan bekerja sampai malam begini. Sehari lagi, acara dengan skala besar akan digelar di kampus.

"Kau tidak capai, Nayeon?"

"Tentu saja aku capai."

Seongwoo memberikan tas kertas berisi makanan kepada Nayeon. "Aku baru membelinya di luar."

Nayeon memandang Seongwoo tidak percaya. Ia kemudian memukuli bahu lelaki itu. "Bisa-bisanya kau keluar sebelum waktu istirahat. Kau ini, ya,"

"Geuman, geuman." Seongwoo menggeser badannya. "Aku membelikan makanan favoritmu, tetapi kau malah memukuliku begini."

Nayeon menggerutu. "Lihat, kandidat ketua saja bekerja keras menyiapkan acara ini."

"Joshua dan Woozi baru saja datang, sedangkan aku sudah di sini sejak tadi sore."

"Tapi kau tidak melakukan apa-apa."

Seongwoo tertawa kecil. "Baiklah, aku minta maaf. Sekarang, kau makanlah."

Nayeon mengeluarkan ponselnya dan memeriksa pesannya. "Aku akan makan bersama yang lain. Pesanannya sudah sampai. Kau bantu aku membawanya."

Seongwoo mengikuti Nayeon yang sudah beranjak dari duduknya.

"Eunwoo, Minho, kalau kalian tidak sibuk, bisa tolong kami membawa makanan untuk yang lain?"

Selesai mengambil dan membagikan makanan, mereka pun berpisah. Seongwoo dan Nayeon duduk di lobi. Nayeon akhirnya memakan makanan dari Seongwoo.

"Boleh kami bergabung?"

Nayeon mengangguk. "Silakan."

Seongwoo melirik Joshua dan Woozi yang duduk di sebelahnya. "Seperti tidak ada tempat lain saja."

"Hei," Nayeon menatap Seongwoo sebal.

"Daripada kalian berdua saja seperti sepasang kekasih, lebih baik kami bergabung." Joshua membuka kotak makanannya.

"Apanya yang lebih baik?" Seongwoo menggerutu.

Mengabaikan lelaki di sampingnya, Nayeon bicara pada Joshua dan Woozi. "Semangat untuk besok. Harusnya kalian tidak usah ke sini hari ini."

"Terima kasih, Sunbae. Kami memang berniat membantu hari ini, apalagi Jinyoung-sunbae tidak ikut. Kasihan jika Nayeon-sunbae yang mengatur semuanya sendiri."

"Iya, ditambah lagi dengan anggota yang malas-malasan saja."

Seongwoo melirik Joshua yang tertawa menyindirnya. "Kau ini,"

"Benar, bukan? Buktinya, kau keluar untuk membeli makanan saat yang lainnya masih bekerja. Untuk Nayeon ternyata."

Nayeon tersenyum canggung.

"Oh, untuk Nayeon-sunbae. Joshua-hyung sudah marah-marah sendiri ketika melihat Seongwoo-sunbae keluar tadi."

"Kau baru datang pukul sembilan, sedangkan aku sudah di sini sejak pukul empat." Seongwoo membela dirinya sendiri.

"Sudah, sudah. Kenapa kalian ribut sekali, sih?"

***

"Maaf sudah marah-marah padamu, Seongwoo. Aku lelah sekali tadi. Aku bahkan belum berterima kasih untuk makanannya."

"Sudah kuduga kau akan menyesal marah kepadaku."

Nayeon tertawa kecil. "Terserah kau saja mau berpikir bagaimana. Intinya, terima kasih untuk makanan dan tumpangannya."

"Sama-sama, Nayeon-gongjunim." Seongwoo tersenyum. "Segeralah tidur. Besok kau harus bangun pagi-pagi sekali. Oh ya, jangan lupa mimpikan aku."

"Tidak mau." Nayeon tertawa. "Sudah, pulanglah. Hati-hati mengemudinya."

"Siap, Nayeon-gongjunim! Selamat malam."

"Haha, selamat malam juga, Seongwoo-wangjanim."

"Oh, jadi aku pangeranmu?"

Nayeon berdecih. "Sudah, cepat pergi sana."

Seongwoo tersenyum dan melajukan mobilnya, sementara Nayeon melambaikan tangannya.

***

Nayeon melihat aula yang ramai itu dengan bangga. Waktu yang ia luangkan sebanding dengan hasil yang dicapainya.

"Selamat,"

Nayeon membalikkan badannya. "Oh, Jinyoung-sunbae."

"Ini untukmu." Jinyoung memberikan sebuket bunga untuk Nayeon. Buket bunga yang sama persis dengan yang diberikannya pada Nayeon saat mengantarnya pulang dulu.

"Terima kasih." Nayeon menerimanya. "Tapi, untuk apa, Sunbae? Aku tidak ikut mencalonkan diri menjadi ketua."

"Kau sudah bekerja keras sebulan terakhir, Nayeon." Jinyoung tersenyum. "Momo dan Mina bilang kau sangat menyukai bunga yang kuberikan dulu. Aku baru sempat membelinya hari ini."

"Kapan mereka bilang begitu? Ya ampun, maaf sekali membuat Sunbae jadi repot-repot membelikannya untukku. Aku—"

"Kau senang, bukan?"

"Ya?" Nayeon menatap lelaki di sampingnya. "Y-ya."

"Geuromyeon,dwaesseo. Jangan meminta maaf lagi."

Love You | 좋아해 • im nayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang