Kembali Teringat

238 38 15
                                    


"Hidup selalu berdampingan dengan masa lalu. Meski begitu, hidup harus berjalan sesuai waktu. Sekadar mengenang tanpa harus kembali mengulang".
✨✨✨

Langit yang semula jingga, kini sudah terlahap habis oleh gulita. Selepas mengecek bahan produksi di butik, Alice segera pergi ke sebuah kafe yang tidak jauh dari butiknya. Alice mengedarkan pandangan mencari keberadaan seseorang yang mengajaknya bertemu.

Alice POV

Tidak biasanya Rey mengajak bertemu. Biasanya, pria itu akan mendatangiku tanpa merencanakan sebuah pertemuan. Sampai mataku menangkap punggung yang tidak asing dalam hidupku. "Rey ...," lirihku sambil menepuk bahunya.

Ia menoleh. Menampilkan senyumnya seperti biasa. Aku langsung duduk tanpa perlu diperintah. "Sorry lama. Ada apa, Rey? Tumben banget."

Rey tampak mengeluarkan ponsel dari saku jas yang ia kenakan. "Gue sengaja ajak ketemu di sini sekalian makan malam bareng. Ada sesuatu yang mau gue tanya, Lice."

Aku menganggukan kepala, menunggunya memberi tahu sesuatu. "Suatu masalah, Rey?"

Sambil menunjukkan layar ponselnya yang sudah menyala dengan sebuah gambar, Rey berkata, "Gue tadi iseng aja buka IG. Gue menemukan sebuah akun yang menurut gue aneh. Coba lo liat. Gue gak asing aja."

Aku mengambil ponsel Rey. Mengamati sebuah akun yang menunjukkan penjual outfit online. Yang membuatku merasa janggal, model yang terlihat seperti tidak asing dengan rancangan butikku.

"Dia ambil gambar butik gue, Rey," ucapku.

Rey kembali mengambil ponselnya. Jemarinya dengan lihai terus menggesek layar itu dengan ibu jarinya. "Gue dapet nomor adminnya, nih. Lo mau gimana?"

Aku berpikir sesuatu sebelum membuat keputusan. "Biar aja, Rey. Kualitas kami sudah jelas berbeda. Berdebat dengan orang itu sia-sia saja," ucapku, "kalau rezeki tidak akan salah tangan, 'kan?"

Rey POV

Aku bisa saja membantu Alice untuk membawa akun aneh itu pada jalur hukum. Dengan baiknya, Alice membiarkan saja. Waktu sudah berjalan hampir empat tahun lamanya, sulit untuk menolak pesona Alice.

"Iya, Lice. Kalau butuh bantuan langsung telefon aja, ya. Gue mau balik ke kantor." Setelah mengatakan itu, aku segera beranjak dari kursi meninggalkan Alice yang masih ingin tetap di kafe. Tidak lupa, aku membayar pesanan kami berdua.

Tanpa sepengetahuan Alice, aku selalu mencari tahu tentang masa lalunya. Tapi, semuanya terasa sulit. Kepingan hidup Alice seolah sulit aku temukan seperti puzzle yang berantakan.

Author POV

Setelah Rey pergi, Alice berkata jika masih ingin tetap di kafe. Wanita itu dengan santai menikmati alunan musik yang dinyanyikan oleh penyanyi kafe. Lagu milik Last Child dengan judul "Sekuat Hatimu", mampu menghipnotis pikurab Alice.

🎶🎶🎶
....
Peluk hati kecil yang penuh dendam ini
Ajari tuk menghapus sebuah rasa benci
Biarkan kasih lembutmu sentuh hatiku
Ubah aku jadi buah hati yang dulu
....
🎶🎶🎶

Different [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang