Rencana

110 21 33
                                    

“Setelah lelah berlari dan letih mencari, seseorang pasti akan kembali”.
🍂🍂🍂

Harap follow sebelum membaca.
Vote dan komen itu gratis. Membaca itu mudah.

🙏🙏🙏

Suara milik Grey akan selalu menyambut Alice setiap pagi. Bukan karena lapar, Grey memang suka membuat kebisingan jika merasa bosan.

Alice mempersiapkan segala keperluan untuk tiga hari menjelang kepulangannya nanti. Ia rasa, tidak ada salahnya untuk kembali pulang. Tanpa orang tua, ia tidak akan pernah ada.

Sebuah koper berwarna navy sudah tersiap di atas Queen Size milik Alice. Beberapa tumpukan pakaian sudah siap untuk ditata di dalam koper. “Tinggal pesan tiket,” ucap Alice seraya menatap kopernya.

Alice duduk di depan meja kerjanya. Ia membuka laptop dan berusaha melanjutkan sedikit pekerjaannya yang belum sempat terselesaikan. Sejak kemarin, ia memang belum sama sekali mengecek laptop karena lelah seharian berkeliling kota.

Seperti ada yang janggal. Seperti ada orang yang sudah membuka laptopnya dan mencari file-file penting milik Alice. Dari bekasnya, orang itu terlihat membuka file yang sedang Alice kerjakan. Alice segera memeriksa pekerjaannya.

Wajah Alice berubah seketika. File yang sudah ia buat hilang? Sementara, ia harus segera kembali ke Lampung untuk keluarganya. Mimpinya? Apa harus terbengkalai? File itu berisi proposal yang harus diserahkan kepada Pak Arga besok.

“Gue harus gimana? Pasti Pak Arga bakal kira gue main-main sama event ini,” ucap Alice sendiri. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya besok.

Alice berlari turun ke bawah menemui Pak Tejo. “Apa kemarin ada seseorang yang memainkan laptop saya di meja taman, Pak?”

“Waduh, Non. Saya tidak lihat siapa-siapa. Saya pun di sini saja kemarin,” jawab Pak Tejo, “ada apa memangnya, Non?”

“File penting saya hilang, Pak. Tolong cek CCTV taman sekarang, Pak,” pinta Alice yang teringat dengan rumahnya yang sudah dilengkapi banyak CCTV.

“Baik, Non.” Pak Tejo segera bergegas menuju ruang khusus untuk melihat rekaman CCTV.

Alice mengikuti Pak Tejo. Ia juga ingin tahu siapa orang yang berani membuat ulah.

Dengan cekatan, Pak Tejo mulai mengecek satu per satu layar komputer dan mencari data hari kemarin. Ia mulai teringat jika ada sesuatu yang janggal dan mengganggunya kemarin.

“Saya baru ingat, Non. Tidak lama setelah Non dan Mas Randi pergi, saya merasa ada orang yang menggangu saya. Awalnya saya pikir itu hanya anak-anak kecil yang iseng,” ungkap Pak Tejo.

Alice mengangguk. “Sekitar pukul dua mungkin, Pak,”  unggahnya.

Pak Tejo dan Alice mulai fokus dengan rekaman CCTV yang dimulai pukul dua. Video itu belum menunjukkan sesuatu yang aneh. Sampai, seseorang sedang berjalan mengendap-endap di taman. Tubuhnya memperlihatkan dia adalah seorang wanita. Namun sayang, wajahnya tertutup oleh kain hitam dan ia mengenakan kaca mata hitam.

Different [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang