Keraguan

149 20 10
                                    

“Untuk kesekian kalinya, aku ragu jika tak akan pernah diterima apa adanya.”-Alice Mika Jovanka.
🍂🍂🍂

Manusia sering kali membuat sebuah perkiraan. Lagi-lagi, semesta selalu punya kenyataan. Jordan dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah tergeletak di lantai. Ia dinyatakan memiliki penyakit jantung dan asma.

Nara yang selalu setia berada di samping suaminya. Wanita itu terus berdoa agar Jordan cepat sadar. Ia terus menelungkupkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain terus berdoa.

Meski kecewa, Alex dirundung rasa bersalah. Andai saja ia mau menuruti permintaan papahnya, Jordan tidak mungkin seperti ini. Alex menyandarkan kepalanya di bahu istrinya, Renata.

Zeline dan Sera duduk di samping Nara. Mereka berdua berusaha menguatkan mamahnya yang tak henti menangis.

Berbeda dengan Arkan, remaja itu lebih memilih berdiri di samping jendela ruang inap. Ia memilih menatap hamparan kota Jakarta yang terlihat dari lantai tiga tempat papahnya dirawat. Pikirannya sangat kalut saat ini.

Ruangan itu belum juga terisi oleh perbincangan. Hanya terisi suara isak tangis kecil yang berusaha ditahan.

❤❤❤

Alice baru saja selesai berganti pakaian. Setelah kepergian Randi tadi, ia segera mengganti pakaian dan duduk menikmati senja dari balkon kamarnya. Hati Alice mendadak resah, ia tidak tenang sekarang.

Saat layar ponselnya menyala dan berbunyi singkat, Alice segera mengeceknya. Ia yakin, pasti ada sesuatu yang terjadi.

089541*******
Papahmu sedang dirawat di sebuah rumah sakit. Diagnosis menyatakan beliau terkena serangan jantung dan gangguan pada sistem pernapasannya. Pulang Alice, mamah selalu menunggumu.

Alice terkejut. Bagaimana bisa papahnya terkena serang jantung? Ia merasa sangat cemas dengan keluarganya di Lampung. Ingin sekali ia melakukan penerbangan sore itu juga. Lagi-lagi, kejadian saat dia diusir masih sangat terasa.

“Mungkin saja, aku harus terbiasa. Seperti senja, pergi dan datang sesukanya tanpa memikirkan siapa yang kecewa karena kepergiannya,” gumam Alice seraya menatap langit yang semakin jingga itu.

❤❤❤

Masalah tidak hanya datang pada Alice. Pikiran Rey sangat kalut sore itu. Setelah pertemuannya dengan gadis yang sudah dua minggu ini dekat dengannya, ia dibuat uring-uringan sendiri.

Siang tadi, Rey diajak bertemu oleh gadis yang ia pikir baik hati. Sudah dua minggu ini, Rey mencoba untuk mencari pacar seperti saran yang Alice berikan.

“Hi, Rey! Lo lama banget, sih,” sapa gadis yang sudah menunggunya di sebuah kafe.

Different [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang