Terasa Berbeda

132 24 8
                                    

“Dulu saling bertukar kabar, kini berubah menjadi sukar. Keadaan selalu menampar dengan kenyataan di luar dugaan”.
🌸🌸🌸

Suasana rumah itu tidak berubah sejak semalam. Zeline masih saja kesal dengan kehadiran Alice secara tiba-tiba. Ia tidak mau Alice mengambil kebahagiaannya di rumah ini.

Zeline memutuskan untuk segera membersihkan diri dan pergi ke luar untuk bersenang-senang. Ia tidak akan betah jika hanya diam di rumah saja.

“Apa kau di dalam, Kak? Boleh aku masuk?” tanya Sera yang berdiri di depan pintu Zeline.

“Masuk saja,” jawabnya.

Sera masuk dengan senyum yang begitu sumringah. Tangannya sudah membawa satu buah paper bag polos berwarna merah muda. “Lihat apa yang kubawa, Kak. Ini hadiah dari Kak Alice,” jelasnya.

Zeline meraih paper bag itu. Ia segera membuka kotak yang ada di dalamnya. Sebuah jam tangan dengan merk Michael Kors MK5735 berwarna silver dengan kombinasi rosegold terlihat begitu indah. Zeline mengambil jam tangan itu dan melihat surat-surat di bawahnya dan memastikan jika jam tangan itu asli.

“Itu asli, Kak. Kak Alice juga memberikan yang sama untukku,” ungkap Sera, “dia sangat baik sekali.”

Zeline tidak terima mendengar ungkapan Sera barusan. Ia tidak suka ada yang memuji Alice di depannya. Ia segera merapikan kembali jam tangan itu dan menyerahkannya kepada Sera. “Untukmu saja atau jika nanti Alice kembali, kembalikan saja pada dia. Aku masih mampu untuk membelinya,” ujarnya.

“Serius gak mau?” goda Sera seraya menyenggol lengan kakaknya itu berulang kali.

“Kita masih punya banyak uang untuk membeli sesuatu. Apa kamu tau uang yang dia punya berasal dari mana?” cecar Zeline.

Sera tidak pernah memikirkan dari mana uang Alice berasal. Gadis SMA itu hanya memikirkan jika dirinya harus menerima pemberian seseorang. Terlebih, Alice tetaplah kakaknya. “Mungkin Kak Alice kerja,” simpulnya dengan polos.

“Memang kamu tau pekerjaan dia? Gimana kalau dia suka main sama suami orang?” terka Zeline dengan begitu menyudutkan Alice.

Sera sempat teringat dengan beberapa sinetron yang ia tonton, ucapan kakaknya bisa jadi benar. Tapi, ia tidak bisa langsung yakin dengan itu semua. “Gak tau. Yang penting Sera dapat hadiah,” ucapnya dan ke luar membawa jam tangan itu lagi.

“Gue benci sama lo, Alice,” ucap Zeline sendiri.

❤❤❤

Aroma petrikor masih begitu terasa. Alice memasukkan tangannya di saku depan hoodie yang ia kenakan. Mencari udara segar di pagi hari sangatlah pas.

Alice mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Memandang lepas bangunan-bangunan yang begitu padat di bawah sana. Ia berniat untuk mengabadikannya.

 Ia berniat untuk mengabadikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Different [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang