Buah Perbuatan

96 12 7
                                    

Keadaan sering kali mengajak berdamai dengan hasil perbuatan yang seharusnya kau tuai”.
🍀🍀🍀

Ayo vote dan komen dong. Follow juga wattpad author. Semangat author adalah notif dari kalian.
Follow instagram @silvi.hime dan @dedesatria__
Salam manis dari author yang manis, xixi.

###

Kehidupan bisa berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam waktu sekejap. Keluarga yang dipenuhi dengan harta berlimpah, kini tersisa rumah mewah itu saja. Para pekerja sudah dipulangkan dengan pesangon seadanya.

Tak hanya itu, para karyawan berdemo untuk meminta gaji dan uang pesangon. Semua karyawan mengundurkan diri karena tak ingin terjebak dalam perusahaan yang sudah valid.

‘Kami minta uang gaji dan pesangon!’

‘Betul itu!’

‘Ya!’

Tak tahan mendengar suara para karyawan itu, Jordan berteriak, “Diam ...!”

Tak lagi terdengar suara keluhan mereka. Satu persatu kertas karton bertuliskan ‘Mana gaji kami?’ dan segala keluhan lainnya turun dari atas kepala mereka.

“Saya akan bayar gaji dan memberikan uang pesangon. Beri saya waktu dua hari,” ucapnya dan terduduk di kursi kerjanya seraya memijat dahinya.

“Huu ...,” sorak mereka semua dengan perasaan kecewa.

Setelah kepergian para karyawan itu, Jordan memikirkan segala cara agar ia dapat membayar mereka semua. Satu per satu asetnya telah habis terjual. Hanya tersisa mobil dan rumahnya saja.

Mengeluh dengan keadaan saja tidak akan berpengaruh dengan apa yang sudah terjadi. Tak ada gunanya duduk dan merenung. “Aku harus menjual semua mobil yang kupunya,” putusnya setelah memikirkan tak ada jalan lain.

Daripada harus mendekam dalam penjara, lebih baik Jordan kehilangan segalanya. Tanpa meminta persetujuan Zeline, Jordan akan menjual mobil miliknya dan Zeline.

“Saya akan menjual kedua mobil milik saya. Tidak ada kendala apa pun, kalian bisa cek di rumah saya. Datang saja pukul empat sore,” jelasnya kepada seseorang di seberang telepon.

❤❤❤

“Papah gak bakat jadi aktor srimulat. Jadi, gak usah nge-prank dengan hal yang gak lucu sama sekali,” ucap Zeline tak percaya saat mendengar Jordan akan menjual mobilnya.

Jordan kehabisan akal untuk menjelaskannya. “Kamu tunggu saja orang yang akan mengurus penjualannya datang. Lebih baik mobil yang Papah jual untuk membayar seluruh karyawan. Kita masih punya rumah, Zeline,” terangnya berusaha membuat anaknya mengerti.

Nara, Arkan, dan Sera hanya diam mendengar perdebatan penjualan mobil antara Jordan dan Zeline. Mereka bertiga tidak ambil pusing atas dampak dari kesalahan yang dilakukan. Selama ini, mereka sudah banyak menghamburkan uang untuk segala hal yang tidak penting.

Different [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang