12

266 35 3
                                    


Sorry for typos and happy reading

______________________________________

Setelah hampir dua bulan berada di negeri Paman Sam, akhirnya Seunggi kembali ke negara asalnya.
Kerinduan selama ini yang ia pendam, ia pikir akan segera tersalurkan. Dengan taksi ia pun  meninggalkan bandara yang menghantarnya pulang ke hunian.

Begitu tiba dilobi utama, rasa bahagia memuncaki hati. Pria energik itu melangkah cepat dan memasuki pintu lift. Ia tak sabar untuk menemui wanita yang selama hampir dua bulan terakhir hampir membuatnya gila karena merindu. Sayangnya saat mencari sosok berharga itu di unit apartment, dia tidak berhasil menemukan.

"Sooji aku pulang. Ini aku, sayang. Kau ada dimana?" Koper yang dia bawa diletaknya didepan pintu kamar.

"Sooji. Bae Sooji." Pintu kamar sebelah diketuk.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Seunggi memutuskan masuk. Namun, hasilnya sama. Yang ia temukan hanya ponsel wanita itu. Lalu kemana Soo-ji pergi? Kenapa dia pergi tanpa membawa ponsel? Mungkinkah dia diculik?

Tanpa berpikir lagi, bergegas Seunggi keluar dari unitnya. Berlari menuju pintu lift. Saat pintu terbuka ia melihat sosok cantik itu dengan surai yang diikat asal. Mengenakan kaos putih dengan celana panjang hitam. Sosok itu kaget dengan kehadirannya dan hanya berdiam ditempat.

Seunggi 'lah yang menggandeng tangannya keluar dari lift. Membawanya dalam pelukan. "Kau pergi kemana saja? Kenapa tak bawa ponsel? Kau membuatku cemas" berondongnya.

Dekapan erat ia berikan dengan bibir mengecup puncak kepala Soo-ji.
Wanita itu terlihat masih kaget, ia tidak bereaksi. Tangan kanannya masih memegang kantong plastik yang berisi beberapa makanan instan. Sepertinya Soo-ji barusan pergi berbelanja di mini market terdekat.

Sooji membiarkan satu lengannya ditarik perlahan Seunggi. Pria itu menekan sandi unit apartment dan masuk bersamanya. Di ruangan miliknya, Seunggi kembali mendekapnya erat. Mengecup bibirnya. Seunggi terlalu merindukan wanitanya. Dia ingin melepas hasrat di jiwa.

Sooji mendorong tubuhnya agar sedikit menjauh. Mengunci bibir pria itu dengan telapak tangan. Kantong plastik yang barusan ia bawa, ia jatuhkan begitu saja. "Tunggu dulu, aku perlu tahu, selama ini apa saja yang telah kau lakukan. Kenapa tidak pernah memberiku kabar" matanya menatap Seunggi. Sooji butuh penjelasan.

"Maaf tidak memberimu kabar." Ucapnya, dengan raut wajah merasa bersalah.

"Maaf? Bisa kakak beritahu padaku, apa maksudnya?" bola mata Sooji berputar. Memandang lekat wajah Seunggi. Takut akan dugaannya benar. Siapa tahu pria ini memilih bersama wanita yang akan dijodohkan padanya.

"Tidak. ini tidak seperti dugaanmu. Aku tidak bersamanya. Maaf. Aku tak tahu bagaimana menjelaskannya padamu. Hanya_ (Seunggi memberi jeda pada kalimatnya) bisakah kau percaya padaku?"

"Kak_ masih haruskah kita bermain rahasia? Ini bukan masalah percaya atau tidak. Aku hanya tidak suka kakak merahasiakan sesuatu dariku. Hanya itu." ia menepis tangan Seunggi yang menahan kedua bahunya. Berjongkok mengambil bungkusan yang tadi ia jatuhkan. Setelahnya melangkah menuju dapur.

"Baik. Akan ku beritahu. Tapi, berjanjilah padaku, setelah kau tahu, tolong jangan jauhi aku." Berucap dengan nada suara rendah. Seunggi khawatir saat tahu kenyataan Soo-ji akan meninggalkannya.

"Hanya ceritakan saja. Setelahnya biarkan aku putuskan. Apa 'tak bisa?"

"Sooji_" kau berubah.

Sooji memilih tersenyum. Urung menyeduh mie instan yang rencananya akan ia santap setiba di unit apartment. Mengayun langkah, ia duduk di sofa. Seunggi mengikutinya. Sengaja tidak mengambil posisi duduk bersama. Melainkan setengah berlutut di hadapan wanitanya.

My perfect couple [completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang