13.a

298 31 1
                                    


Lelah tapi puas, perasaan inilah yang tengah dirasakan Seunggi dan Sooji. Beberapa hari ini mereka masih menikmati jalan-jalan pasca pernikahan, alias bulan madu yang tak seperti dibayangkan kebanyakan orang.

Seunggi dan Sooji tidak menghabiskan bulan madu dengan berpergian ke luar negeri ataupun berkunjung ke tempat wisata yang biasa didatangi para pengantin baru. Mereka hanya mengunjungi tempat yang mereka inginkan.

Setelah pernikahan yang mereka lakukan di kuil Donghwa, keduanya mulai menyambangi satu persatu daerah wisata yang berada disisi selatan gunung palgongsan, sekitar 22 km timur laut Daegu. Di mana
Ini menjadi kali pertama bagi keduanya pergi bersama dengan status baru, yakni sebagai pasangan suami istri.

Terlalu asik dengan bulan madu, mereka bahkan lupa pada malam pertama yang biasa dilakukan oleh pasangan pengantin baru.

Seunggi bahkan tidak pernah membahasnya. Dia seakan lupa kalau mereka sudah boleh melakukannya. Entahlah. Mungkin mereka masih ingin menunda. Ya, mungkin.

Sangyeob dan Sungrok sudah kembali ke Seoul setelah upacara pemberkahan selesai. Namun, berbeda bagi Seungzy. Beberapa hari ini mereka masih betah berada di Daegu. Rencananya siang nanti mereka baru akan melanjutkan perjalanan ke tempat wisata lain, diluar Daegu tentunya.

"Sayang, kau lelah?" Tanyanya sembari mengusap peluh yang ada di kening Soo-ji.

Saat ini mereka berada di puncak gunung Pal Gong San. Dengan mengenakan pakaian khusus yang biasa dikenakan para pendaki.

"Lumayan." Senyumnya menatap Seunggi. Kepalanya sedikit mendongak, membiarkan sang suami menyeka peluhnya, "Lelah, tapi aku puas. Akhirnya bisa melihat matahari terbit."

"Kau benar" dia ikut tersenyum. Turut merasakan hal yang sama. Tujuan mereka sepagi ini tiba dipuncak gunung memang tidak lain adalah untuk menyaksikan terbitnya sang surya.

Tidak sia-sia usaha yang Seungzy lakukan. Mereka berhasil tiba dan kini sedang menikmati bagaimana sesaat lagi sinar mentari akan terbit.

Pasangan ini memilih menjadikan batu yang ada disekitar sebagai alas duduk. Mengeluarkan air mineral dari tas punggung masing-masing, meneguknya. Tak lupa dengan roti kemasan yang menjadi sarapan mereka pagi ini. Makan sembari pandangan mengarah pada mentari pagi.

Seunggi fokus pada tujuannya, memandang pemandangan alam yang sebagian besar berwarna hijau. Sementara, Sooji mengunyah roti miliknya. Wanita ini juga turut menyaksikan mentari, hanya saja sesekali mencuri pandang pada wajah suaminya. Dia tersenyum sumringah.

Seunggi mengetahui ulah sang istri, namun ia pura-pura tidak tahu. Dengan senyum terpasang dibibir, ia tetap fokus memandang karunia yang maha besar itu.

Berada disana sekitar 45 menit, mereka kembali menuruni gunung. Bukan hanya mereka, melainkan banyak pendaki lain juga melakukan hal yang sama. Pergi pagi dengan tujuan melihat mentari muncul. Lalu kembali menuruni gunung ketika sudah merasa puas menyaksikan keindahan alam dari tempat tertinggi.

"Sayang, aku mencintaimu" ujarnya dengan kaki yang terus melangkah, menuruni gunung dengan dibantu tongkat khusus pendaki berbahan stainless_yang pada bagian bawah sengaja didesain runcing untuk menancap ke tempat berpijak.

Seunggi tersenyum. Hari masih pagi dan dia sudah mendapat satu pengakuan cinta. Ini adalah kebahagian tersendiri buatnya. "Terima kasih, aku juga mencintaimu, Istriku." langkahnya terhenti sejenak hanya untuk menyamakan langkah dengan Sooji.

Tatapan cinta dan wajah bahagia terpancar dari mereka. "Pagi ini kau sangat cantik" Bisiknya ditelinga Soo-ji. "Aku sangat ingin menciummu." Senyuman usil diperlihatkan pada wanita yang berada disebelahnya. "Tapi, untuk saat ini mari kita lupakan. akan kita lakukan dilain waktu." Ujarnya kini tanpa berbisik.

My perfect couple [completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang