15

310 28 0
                                    

"Ya, geser! Sedikit lagi, sedikit ke kanan! Ya, begitu. Stop!"

"Sayang, yang ini bagaimana? Kau memesannya?" Selembar kertas diperlihatkan Soo-ji yang berisikan daftar nama barang.

Pria yang tadinya sibuk memberi perintah pada para karyawan, kini beralih memperhatikan lembar kertas yang disodorkan padanya. Dibacanya nama perusahaan pendistribusi barang yang tertera diatas secarik kertas.
"Eoh. Bantu aku menerimanya, sayang."

"Baik"

**

Soo-ji kembali pada kurir yang telah menunggu disebelah kanan truk bermuatan sedang. Ia menghampiri pria tersebut dan terlihat sedikit bercakap padanya. Setelah percakapan singkat, kardus berisi muatan pun diturunkan.

Soo-ji sendiri kini mulai berfokus pada apa yang tertulis di lembaran kertas bertinta hitam. Dia hanya perlu memberi tanda check list pada setiap barang yang masuk. Hal terakhir yang ia lakukan adalah membubuhkan tanda tangan.

Suami tercintanya saat ini sedang berada di dalam, mengatur para pekerja menata dekorasi.

Beberapa pekerja terlihat mondar_ mandir, keluar_ masuk meletakkan barang pesanan.

Ini sudah merupakan hari ke tiga, di  mana mereka selalu sibuk seperti ini. Bahkan pada hari pertama, jauh lebih sibuk.

Tak lama setelah barang berupa peralatan dapur itu didatangkan ke toko. Kembali lagi satu truk penuh muatan terparkir di depan toko, tempat dimana Sooji sedang berada.

Seorang pria bertubuh tegap tampak turun dari truk penuh muatan. Kali ini truk lebih besar dan tinggi. Pria pengantar barang mengatakan maksud kedatangan. Usai mendapat izin, kembali kardus_perkardus dibawa masuk. Sooji mengamati, memastikan barang yang dibawa masuk sesuai dengan yang tertera di nota.

"Sayang, bagaimana? Kau lelah?"

Seunggi yang hampir seluruh tubuhnya dipenuhi peluh, menghampiri. Pria ini pasti sudah bekerja sangat keras, sampai wajah lelahnya begitu kentara.

Sooji tersenyum pada pria yang berstatus suaminya. Ia menyeka keringat sang suami dengan handuk yang dikalungkan oleh pria tersebut pada leher.

"Harusnya aku yang tanya padamu, Tidakkah kau kelelahan? Haruskah kita sambung nanti?"

"Tidak, ini sudah tanggung."

Tatapan penuh cinta bersamaan senyum terukir indah diberi Seunggi  pada istrinya yang masih menyeka keringat, "Terima kasih, sayang. Aku akan segera kembali."

Ia kembali ke tempat dimana tampak para pekerja sedang menata ruangan luas berlantai kilau. Beberapa bagian kini tampak berdebu serta terkena bekas tapak sepatu.

Sooji kembali memperhatikan para pekerja yang tengah hilir mudik meletakkan barang berdus_dus. Sesekali wanita itu meminta para pekerja untuk lebih berhati-hati meletak. Ia tidak ingin nantinya isi yang ada didalam malah rusak akibat kesembronoan para pekerja yang meletak secara kasar.

*

Setelah berjam_jam bekerja, akhirnya Seunggi bisa merasakan kalau ruangan tempatnya berpijak saat ini, sudah sedikit mirip rumah makan. Pasalnya dua hari sebelumnya tempat ini jauh lebih berantakkan daripada sekarang. Dimana saat itu barang-barang saling tumpang tindih, tergeletak tak beraturan.

Meski tidak bisa dikatakan baik, setidaknya tempat ini sudah tak terlalu kacau. Meja, kursi, sudah tersusun rapi di sudut ruangan, agar tidak menghalangi jalan para pekerja yang keluar_masuk mengangkut barang pesanan. Dapur kini sudah terisi berbagai peralatan yang diperlukan.

Karena sedari awal, keduanya telah merencanakan dekor pribadi, jadinya Seungzy tidak menyewa petugas jasa untuk mengatur dekorasi. Dari pernak-pernik yang akan menjadi penghias ruangan, sampai dengan segala jenis alat makan yang akan digunakan, mereka menentukannya sendiri.

My perfect couple [completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang