Sorry for typos and happy reading______________________________________
Sudah seminggu Jaesuk dirawat di rumah sakit. Selama seminggu itu pula tidak ada perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan pria paruh baya itu. Malah Dokter yang menangani pria Yoo mengatakan kepada keluarga pasien agar menyiapkan mental karena Yoo bisa saja sewaktu_waktu pergi meninggalkan mereka.
Pendengaran Yoo masih berfungsi dengan baik, hanya saja kini ia kesulitan bicara. Matanya membuka sempurna, tapi tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan.
Nyonya Yoon amat prihatin melihat kondisi suaminya, begitu pun dengan Seungho. Ibu dan anak ini setiap hari menghabiskan waktu, menemani Jaesuk di rumah sakit, mengajaknya berbicara, terkadang menceritakan lelucon.
Seungho ingat betul, sebelum ayahnya terjun ke dunia politik, dirinya dan sang ayah cukup dekat. Dulu ayah Yoo hanya karyawan di salah satu perusahaan yang pergi pagi, pulang ke rumah saat sore.
Meski keadaan ekonomi tak sebaik seperti sekarang, namun ketiganya sangat akrab, sering menghabiskan waktu bersama, menyaksikan acara-acara komedi di televisi.
Mengambil duduk didekat ayah, Seungho mulai bercerita lelucon dengan ibu Yoo yang setia menemani disisinya. Tangan ibu Yoo menggenggam erat tangan ayah Yoo.
Masa lalu terasa seperti terulang kembali. Dimana saat itu merupakan saat yang sangat membahagiakan bagi ketiganya. Sembari menceritakan lelucon, Seungho menitikkan airmata, begitu pun dengan ibu Yoo. Wanita itu tersenyum pilu dengan keriput tipis.
Jaesuk turut meneteskan air mata. Bibirnya sedikit bergetar masih dengan alat bantu pernafasan, pria Yoo nampaknya hendak menyampaikan sesuatu pada anak dan istrinya.Tahu ada yang ingin ayahnya sampaikan, Seungho mendekatkan diri pada ayah Yoo.
"Ayah, ada yang ingin ayah sampaikan?" Didekatkannya kuping ke bibir ayah yang terhalang oleh alat bantu pernafasan.
"Ma_ maaf. Sung_guh ma_af. A_ yah ber_sa_lah pa_da_mu, pa_da_i_bu_mu"
"Ayah_" tangis ibu Yoo kian pecah.
Meski dimata orang luar pria ini pria licik dan penuh taktik, namun baginya Jaesuk bukanlah pria jahat. Suaminya sangat bertanggung jawab pada ia, juga putranya.
Pernah suatu ketika, saat Seungho mengalami demam tinggi diusianya yang masih balita, pada saat itu tengah malam, sang suami dengan sigapnya membawa Seungho ditemani dirinya, menuju rumah sakit.
Saat itu hujan turun lebat dan mereka hanya memiliki satu payung, ayah Yoo memintanya hanya memayungi sang putra dan dirinya sendiri(nyonya yoon), sementara pria itu kebasahan dengan piyama tidur usangnya.
Tak peduli dengan tubuh basah, Jaesuk berupaya menyetop taksi yang lewat. Dengan satu tangan mengendong putra yang ia biarkan menyandar padanya. Mengingat kejadian itu kian membuat hati nyonya Yoon perih. Entah sejak kapan hubungan sang suami dan putranya meregang.
"Suamiku, haruskah kita minta maaf? Meminta maaf atas kesalahan yang sudah kau buat? Aku akan melakukannya. Bolehkah?" Tanyanya terisak.
Netra Seung-ho turut basah.
"Bu, biar aku saja yang melakukannya. Ibu disini saja, temani ayah"Tangan Jaesuk terangkat perlahan, hendak menghentikan putranya. Kepalanya menggeleng pelan dengan mata basah.
"Ayah, tolong maafkan aku. Selama ini aku sudah membenci ayah"
"Aku sungguh minta maaf, aku salah. Kembalilah sehat ayah. Ada banyak hal yang masih perlu kita lakukan. Ayah bahkan belum melihat cucu ayah."
"Tidakkah ayah ingin menimang cucu? Bertahanlah ayah! aku dan ibu, kami membutuhkan ayah"
![](https://img.wattpad.com/cover/229898423-288-k599313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My perfect couple [completed]✓
Fiksi PenggemarLee Seung Gi, pria dari keluarga kaya raya yang tahunya hanya berfoya-foya. Suatu ketika keluarganya bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal dunia. ketika ia mendapat fakta bahwa penyebabnya adalah keluarga Bae, ia pun mencari berbagai cara untuk...