Separuh Agamaku - 16

5.7K 355 7
                                    

Pemegang Tahta Tertinggi

Sepulang dari Jerman, Nafis memutuskan untuk tinggal sementara di apartemen miliknya. Hal itu dikarenakan Amalia meminta mereka pulang ke rumah, ia ingin tinggal bersama anak-anaknya. Usai sholat subuh, Najla sibuk dengan ponselnya untuk mencari resep masakan yang cocok untuk sarapan. Sebagai pasangan baru menikah, Najla ingin berusaha memberikan yang terbaik untuk suaminya, sekalipun sebenarnya ia tidak begitu bisa memasak. Setiap harinya di rumah saja, ia tidak pernah mau ikut bergabung di dapur, sekarang ia baru menyesali hal itu.

Pagi ini, ia berada di apartemen sendirian, karena Nafis memilih untuk sholat berjamaah di masjid bawah. Ia segera pergi ke dapur untuk melihat isi kulkasnya, Najla baru sadar kalau dirinya kemaren hanya belanja makanan instan cepat saji. Itu semua ia siapkan karena memang dia tau kemampuannya dibidang memasak benar-benar nol. Hanya ada mie instan goreng dan beberapa butir telur, disana juga tidak ada nasi.

"Oh my god, terus apa ini yang bisa dimasak," keluh Najla.

Najla memilih untuk duduk di kursi island, ia kembali membuka ponselnya. Mencari resep untuk olahan telur sebagai menu sarapan. Melihat bahan yang dia punya hanya telur dan sosis, ia memutuskan untuk membuat omelet saja. Bumbu pun hanya ada gula, garam dan penyedap rasa. Beruntung juga ada sisa minyak yang entah itu ada dari kapan tau.

Najla kemudian menyiapkan bahan-bahanya, memecahkan tiga butir telur yang beberapa kali cangkangnya ikut masuk, sehingga ia harus berusaha mengeluarkannya. Setelahnya ia menyiapkan potongan sosis sesuai dengan tutorial yang ia tonton. Memasukan potongan sosis ke dalam telur yang sudah ia kocok, setelahnya memberikan bumbu. Najla yang tidak tau harus memberikan seberapa banyak, ia berikan asal saja, berharap takarannya itu tidak terlalu banyak.

Setelah semuanya selesai, Najla segera menyalakan kompor dan meletakkan Teflon di atasnya. Beberapa kali Najla melihat api kompornya, takut jika terlalu besar, setelah dimasukkan minyak beberapa saat kemudian memasukkan campuran telur dan sosis ke dalamnya. Najla mulai was-was karena sudah mulai berhubungan dengan minyak dan api. Saat mencoba membalik omeletnya, ternyata terlurnya justru sobek membuat bentuknya berantakan.

"Yahh, sedih banget, terus gimana dong ini, nggak jadi cantik," ucap Najla kesal.

Najla yang merasa gagal, memilih sekalian menghancurkan ometenya yang justru ia melihat itu sebagai telur orak arik seperti yang biasa Mamanya masak. Ia mulai sedikit tenang, karena ia bisa memberikan alasan jika Nafis menanyakan kenapa masakannya seperti ini, ia juga baru tau kalau cara membuat telur orak arik seperti itu. Najla menyajikan hasil masakannya ke dalam piring, sungguh sama sekali tidak menarik selera. Tapi ia berusaha percaya diri, Nafis harus mencoba masakannya yang ia buat penuh cinta, alias drama.

Najla kemudian mencoba mendial nomor suaminya, seharunya Nafis sudah selesai dari sholat. Tidak butuh waktu lama Najla menunggu Nafis menerima panggilannya. "Iya, sayang kenapa?" tanya Nafis melalui sambungan telefon.

"Kamu dimana?" tanya Najla sambil sesekali melihat hasil karyanya.

"Ini udah di depan, kenapa emang?" tanya Nafis lagi.

"Yaudah buruan masuk, aku ada sesuatu buat kamu," jawab Najla antusias, ia tidak sabar Nafis segera mencicipi masakannya.

Nafis masuk ke dalam unit mereka, ia melihat Najla sudah menunggunya di meja makan. Nafis juga melihat makanan di depannya membuatnya bertanya, untuk siapa makanan tersebut. "Kamu masak sayang?" tanya Nafis.

Najla tersenyum sambil menganggukan kepalanya, "Mau cobain nggak? Ya sebenernya aku nggak pede juga sih dengan masakan aku ini, tapi bolehlah kamu cobain, kalau nggak enak nggak papa nggak usah di makan, at least kamu cobain, please" pinta Najla.

Separuh Agamaku ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang