Laras
Najla dan Nafis tidak tau, apakah jalan yang ditempuh merupakan jalan yang sering disebut sebagai taaruf. Mereka melakukan pengenalan lebih dalam, keduanya bertukar CV layakanya yang dilakukan oleh pasangan yang hendak melakukan taaruf. Nafis menjelaskan semua yang ada pada dirinya melalui proposal yang ia berikan kepada Najla, begitupun sebaliknya.
Adam selaku kepala keluarga, semenjak kedatangan Nafis yang meminta izin untuk mengenal putrinya lebih dekat, ia tidak tinggal diam. Ia meminta Thariq untuk mencari tahu bagaimana latar belakang laki-laki yang ingin mendekati putrinya. Ia tidak ingin salah pilih menitipkan putri kesayangannya it uke tangan laki-laki yang salah. Ia ingin memastikan bahwa laki-laki tersebut memang yang terbaik untuk Najla, yang akan menjadi pendamping hidup di duni hingga nanti di Jannah-Nya.
Sebaliknya, Najla juga sering di ajak main bersama keluarga Nafis, di kenalkan kepada anggota keluarga lainnya. Dari situ juga Najla tau lebih mengenai latar belakang keluarganya yang mayoritas adalah non muslim. Najla tidak mempermasalahkan hal itu, yang akan membimbing dan bertanggung jawab atas dirinya adalah Nafis bukan seluruh keluarganya.
Pagi ini, Najla harus bersiap-siap pergi ke bandara lagi, sesuai dengan agenda yang disetujui, hari ini akan dilakukan survei lokasi projek pembangunan resort yang ada di Bali. Tim yang berangkat tidak terlalu banyak, keseluruhan ada 12 orang dari kedua pihak perusahaan. Dari kemaren Nafis menawarkan untuk menjeput Najla agar bisa ke bandara bersamaan, namun Najla menolak. Najla tidak ingin nantinya ada gosip miring antarar dirinya dengan Nafis yang tersebar di kantor.
"Laras," panggil Najla saat melihat Laras yang juga baru sampai di bandara.
Laras hanya menatapnya datar, tidak menjawab panggilannya, bahkan Najla menanyakan kabar pun tidak dijawab. Najla merasa ada yang berbeda dari sikap Laras. Masih pagi, Najla tidak ingin overthinking dengan Laras. Hari ini ia harus fokus dengan pekerjaannya. Najla memilih untuk duduk di kursi tunggu yang agak jauh dari tempat Laras, tidak tahu kenapa Laras seperti menghindar darinya. Dering pesan masuk di hp Najla membuatnya langsung mengambil benda pipih tersebut.
Pesan singkat masuk dari Diva. "Entahlah, Laras tahu dari mana kalau kemaren lo ada di Bali sama Nafis. Yang gue tahu dia marah karena kedekatan lo dengan Nafis. Masih ingetkan gue pernah bilang, Laras menyukai Nafis. Lo jaga diri baik-baik ya, gue takut dia macem-macem lagi sama lo,"
Najla bertanya-tanya membaca pesan dari Diva, dari mana orang-orang kantor tau kalau kemaren dia berada di Bali bersama Nafis. Ia tidak mengunggah momen kebersamaannya disana. Seperti biasa, ia hanya memposting beberapa potret pesona tempat yang ia kunjungi. Najla langsung menekan tombol panggil ke nomor Diva, tanpa menunggu lama, Diva mengangkat panggilannya.
"Ya, kenapa Na?" tanya Diva.
"Lo bilang Laras tau kalau gue kemaren di Bali sama Nafis, cuma dia atau banyak yang tau?" tanya Najla penasaran.
"Ya lo tau Laras kan, oh ya, lo pasti ngikutin instagramnya Nafis kan? kemaren dia buat instastory yang tempatnya sama kayak di instastory lo, gue nggak tau ya, cuma Laras cerita ke banyak orang kalau lo disana berdua," jelas Diva.
"Gila, gue nggak ngeh lagi sama instastorynya Nafis," balas Najla.
"Pantesan banget dari tadi gue nyapa dia, dia nggak respon dong, ini aja kita tadi sampe nya bareng, tapi dia milih duduk jauh dari gue, nggak ngerti deh gue sama dia," tambah Najla.
"Yaudah intinya hari-hati aja sama Laras, dan nanti sepulang lo dari Bali, gue mau lo ceritain kenapa lo bisa di Bali sama Nafis, nggak mau tau, lo harus cerita sama gue," ucap Diva memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Agamaku ✔ [TAMAT]
Spiritual[SELESAI || Romance - Spiritual - Travelling] Bandara, menjadi salah satu tempat bersejarah untuk seorang Najla Hilyah Mumtazah. Meski hampir tiap bulan sekali mengunjungi bandara, tapi untuk saat itu sangat berbeda. Dimana dipertemukanya dia dengan...