Best Friend
Keberadaan Najla di Yogjakarta adalah untuk menghindari suaminya. Jelas, alasan itu tidak akan mungkin dia sampaikan kepada Bude Sari. Ia hanya bilang jika dirinya sedang menjalankan pekerjaannya dari kantor. Lagi pula Najla masih jarang sekali mengenal lebih dekat kota istimewa tersebut. Itu sebabnya juga ia datang seorang diri, tidak bersama Nafis. Najla juga berusaha memberikan pengertian bahwa pekerjaannya tersebut juga sudah mendapatkan izin dari Nafis.
Udara pagi di Yogyakarta kali ini sangat dingin, membuat Najla merasa masuk angin. Beberapa kali ia mual muntah, ia kira karena semalam ia tidur di ruangan ber ac kemudian udara pagi disana juga sangat dingin. Sari sudah menyiapkan wedang jahe hangat untuk keponakannya tersebut, berharap badan Najla bisa segera anget dan enakan. Ternyata resep wedang jahe buatan Marisa adalah resep turun temurun dari neneknya, sama persis dengan sekarang yang ia minum buatan Bude Sari.
"Dihabisin minumnya, biar badannya angetan, disini kalau pagi memang dingin banget sekarang, jadi kamu nggak usah pake AC tuh juga sudah cukup," ucap Bude Sari yang melihat Najla berkali-kali mual masuk angin,
"Iya nih Bude, kayaknya Nana masuk angin ini," jawab Najla sambil menikmati wedang jahe.
Berada di Yogyakarta membuat Najla ingin merasakan kearifan lokal disana. Dulu waktu ia masih kecil saat ia masih sering tinggal disana, ia suka sekali pagi-pagi ikut pergi ke pasar. Bude Sari bilang, ia juga masih sering belanja ke pasar dibandingkan pergi ke supermarket besar. Pagi ini, Najla ingin ikut bersama Bude nya untuk belanja ke pasar tradisional.
"Disini masih ada delman, Bude?" tanya Najla, pasalnya ia ingat dulu kemana mana lebih sering menggunakan kendaraan tersebut dibandingkan kendaraan pribadi.
"Udah jarang, paling nanti kalau dari pasar masih ada beberapa," jawab Bude Sari sambil ia mengunci pintu rumahnya.
"Nanti kalau ada, kita naik delman ya," pinta Najla dan Bude Sari mengiyakan.
Najla dan Bude Sari pergi ke pasar menggunakan ojek becak motor, itu juga atas permintaan Najla. Padahal di rumah ada motor dan mobil Pakde nya yang bisa digunakan, bagi Najla menggunakan kendaraan tersebut sudah sangat biasa, ia ingin mencoba hal baru yang jarang digunakan olehnya. Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di pasar tradisional. Bude Sari segera membayar tarif ojeknya kemudian masuk ke dalam pasar.
Riuh orang-orang saling tawar menawar membuat Najla senang, jarang sekali Najla bisa menikmati momen tersebut ketika berada di Jakarta. Bude Sari mengajaknya untuk berbelanja sayur, ikan segar, buah, dan terakhir Najla ingin membeli kue tradisional. Beruntung Najla tidak melupakan ponsel gengamnya, sehingga ia bisa mengabadikan setiap momen melalui gambar yang ia tangkap. Melihat orang menjual buah Apel, membuat Najla jadi ingat suaminya. Entah seperti apa keadaan suaminya sekarang, Najla sengaja menonaktifkan nomornya.
"Na" suara Bude Sari membuyarkan lamunan Najla.
"Bude udah selesai, kamu mau beli apa lagi?" tanya Bude Sari.
"Beli jajan dulu boleh Bude," jawab Najla kemudian keduanya mendatangi orang-orang yang menjual jajanan tradisional.
Najla memilih beberapa kue yang menurut ia familiar, sambil ia juga memilih beberapa kue yang sepertinya menarik untuk di coba. Selesai dengan semua belanjaan, Najla dan Bude Sari meninggalkan pasar. Kini keduanya sedang berada di luar pasar, menunggu delman kosong untuk mereka pulang.
"Bude Sari," sapa seorang laki-laki.
"Eh, Daffa, sama siapa?" tanya Bude Sari.
"Sama Ibu, tapi masih belanja di dalam, Bude Sari lagi nunggu apa disini?" tanya Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Agamaku ✔ [TAMAT]
Spiritual[SELESAI || Romance - Spiritual - Travelling] Bandara, menjadi salah satu tempat bersejarah untuk seorang Najla Hilyah Mumtazah. Meski hampir tiap bulan sekali mengunjungi bandara, tapi untuk saat itu sangat berbeda. Dimana dipertemukanya dia dengan...