Engagement
Najla menatap dirinya dari pantulan cermin rias yang berada di depannya. Ia barusaja di make up tipis untuk momen berharga dalam hidupnya. Ia juga sudah terlihat anggun menggunakan gamis dengan kombinasi brokat yang dipilihkan oleh Mamanya. Gamis simple berwarna biru muda yang membuatnya semakin bersinar. Salah satu warna kesukaannya sekaligus warna yang sama dengan hijab pertama yang ia kenakan saat bertemu dengan Nafis.
Acara lamaran ini hanya di hadiri oleh keluarga ini dari kedua keluarga. Acaranya pun hanya dilakukan di kediaman keluarga Najla. Sengaja Najla tidak ingin mengundang banyak teman ataupun keluarga besar. Untuk acara ini, ia hanya ingin lebih privat bersama keluarga inti saja.
Pukul 19.00 WIB, rombongan keluarga Nafis sudah tiba di rumah Adam. Rombongan langsung disambut hangat oleh keluarga Najla. Sesuai dengan konsep yang mereka usung, yakni minimalis. Ruang tamu dan ruang keluarga di rumah Najla sudah disulap sedemikian rupa sehingga tampak mewah. Dekorasi simple menjadi latar belakang untuk penukaran cicin calon pengantin.
Zayn turut hadir dalam acara lamaran tersebut, mengingat ia diberi amanah oleh kedua belah pihak untuk memandu acara. Ia lantas mulai membacakan susunan acaranya. Suasana yang sebelumnya riuh menjadi berubah khidmat ketika lantunan ayat suci al-qur'an dibacakan.
"Memasuki acara selanjutnya yaitu penyampaian maksud dan tujuan kedatangan keluarga besar Nafis kepada pihak keluarga Najla, kepada yang mewakili dipersilakan," ucap Zayn memandu jalannya acara.
Pihak keluarga Nafis yang diwakili oleh Reynaldy, mulai memberikan sambutan singkat. Setelah sambutan singkatnya selesai, dilanjutkan oleh Nafis secara pribadi.
"Assalamualaikum wr, wb. Saya Reynaldy selaku adik dari almarhum Papanya Nafis, mewakili keluarga besar, datang kemari untuk bersilaturahmi dengan keluarga Pak Adam. Bersamaan dengan itu, keponakan saya memiliki niat baik untuk melamar putri kedua Pak Adam yang bernama Najla Hilyah Mumtazah untuk menjadi istri dari keponakan saya yang bernama Nafis Algibran Narendra. Semoga niat baik kami diterima oleh keluarga Pak Adam. Untuk selanjutnya daya serahkan kepada keponakan saya, Nafis" sambutan singkat Reynaldy.
Setelah sambutan singkat Reynaldy ditutup, dilanjutkan oleh sambutan pribadi dari Nafis.
"Sebagaimana yang telah diwakilkan oleh Om saya, kedatangan saya besama keluarga disini mempunyai niat yang insyaallah baik, yaitu untuk beribadah melengkapi separuh agama saya. Saya Nafis Algibran Narendra bermaksud untuk melamar Najla Hilyah Mumtazah untuk menjadi istri saya. Bersama melakukan ibadah terpanjang hingga nanti sampai di Jannah-Nya. Apakah niat baik saya diterima?" tanya Nafis setelah menyampaikan niat baiknya.
"Masyaallah, sungguh mulia maksud dan tujuan keluarga Nafis kesini untuk melamar saudari Najla, menyempurnakan separuh agama. Apakah diterima niat baik saudara Nafis? kepada saudari Najla dipersilakan," pandu Zayn.
"Tanpa berpanjang kata, bersama dengan kalimat bismillahirrahmanirrahim, Najla menerima lamaran dari Nafis," jawab Najla dengan pandangan yang tertunduk ke bawah. Hatinya bergetar mengucapkan kalimat tersebut.
"Alhamdulillah" kata yang diucapkan semua keluarga setelah Najla menjawab lamaran dari Nafis.
"Alhamdulillah, semoga niat baik ini selalu diberi kemudahan dan kelancaran, aamiin ya rabbal alaamiin. Memasuki acara selanjutnya yaitu penyerahan seserahan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai simbol keseriusan dari pihak laki-laki," ucap Zayn memandu acara selanjutnya.
"Dipersilakan kepada Ibunda Nafis untuk memasangkan cincin dijari Najla begitupun memasangkan cincin di jari Nafis," pandu pembawa acara.
Usai pemasangan cincin kepada kedua calon mempelai, dilanjutkan dengan sesi foto-foto keluarga. Prosesi lamaran telah selesai dilakukan. Keluarga besar Nafis dipersilakan untuk menikmati hidangan makan malam. Najla merasa sangat senang, acara sederhana yang ia pilih tidak mengurangi kehangatan kedua keluarga yang saling mengakrabkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Agamaku ✔ [TAMAT]
Spiritual[SELESAI || Romance - Spiritual - Travelling] Bandara, menjadi salah satu tempat bersejarah untuk seorang Najla Hilyah Mumtazah. Meski hampir tiap bulan sekali mengunjungi bandara, tapi untuk saat itu sangat berbeda. Dimana dipertemukanya dia dengan...