Rumah Baru
Hari ini, Najla sudah sibuk di rumah orang tua nya. Iya, sebelum Nafis berangkat ke kantor, dia terlebih dahulu mengantarkan Najla kesana terlebih dahulu. Sore nanti, akan diadakan tasyakuran rumah baru Thariq dan Ayu. Beruntungnya mereka, rumah baru yang dibeli bertetanggaan dengan rumah orang tua nya. Sebenarnya Najla merasa iri karena Kakaknya bisa tetap tinggal tak jauh dari orang tua nya. Sekaligus Najla juga senang karena rumah Kakaknya tak jauh dari rumah orangtuanya, membuat Najla bisa lebih mudah mengunjungi keponakannya. Sedari pagi, Najla tidak sibuk dengan persiapan tasyakuran, justru dia sibuk bermain dengan bayi cemul bernama Kenzidan itu.
"Kak Thariq kenapa bisa dapet rumah ini sih Ma?" tanya Najla pada Marisa yang sedang menyiapkan minuman.
"Kenapa sih? kamu kaya nggak rela banget gitu Kak Thariq tinggal deket sama Mama Papa," jawab Marissa.
"Bukan nggak rela Ma, aku suka kok Kak Thariq deket sama Mama, cuma kenapa nggak Nana aja yang dapet info rumah ini lebih dulu, biar Nana juga tinggal deket Mama," balas Najla.
Meski sebelumnya Najla sering cekcok dengan Mama nya, terlebih waktu Najla masih sering travelling. Sebenarnya Najla sangat dekat dan manja dengan Marisa. Sedari kecil tak pernah jauh dari orang tuanya, tiba-tiba setelah menikah harus ikut dengan suaminya,membuat Najla masih berat untuk jauh dari orang tua nya.
Pukul 17.41 WIB, seharusnya Nafis sudah pulang dari kantor. Tapi Najla belum juga mendapat pesan dari suaminya. Persiapan sudah selesai di lakukan, dan tasyakuran akan dilaksanakan setelah sholat Maghrib.
"Na, Nafis nggak lupa kan kalau sekarang ada acara?" tanya Marisa.
"Enggak lah Ma, orang tadi pagi juga udah Mama wanti-wanti kan supaya dateng ke sini, tau sendirilah jalanan macet kalau jam pulang kerja," jawab Najla.
"Siapa tau tiba-tiba lupa saking sibuknya," balas Marisa
"Enggak Ma ..." kata Najla terpotong karena mendapat panggilan masuk dari suaminya.
"Nihh, yang Mama cari udah hubungi Nana," kata Najla kemudian mengangkat panggilannya.
"Assalamualaikum Sayang, udah dimana?" tanya Najla.
"Waalaikumussalam, ini udah di depan rumah, kamu pulang ke rumah Papa dulu ya bentar. Aku harus mandi dulu kan," jawab Nafis dari sambungan telepon.
"Ya udah tunggu bentar, aku langsung pulang," balas Najla kemudian panggilan terputus.
Najla langsung mengantar Kenzi yang anteng di dalam stroller kepada Mama nya. Ia harus pulang terlebih dahulu untuk menjemput Nafis, ia juga harus mempersiapkan pakaian suaminya. Najla segera bergegas meninggalkan rumah kakak nya tersebut. Hanya butuh waktu dua menit berjalan, Najla sudah sampai di rumah orang tuanya.
Terlihat mobil Nafis sudah terparkir di depan rumah. Najla segera masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan suaminya. Memang rumahnya sedang sepi, karena keluarganya sudah berkumpul di rumah baru Thariq. Najla langsung masuk ke dalam kamarnya, terdengar suara air di dalam kamar mandi. Najla segera menyiapkan baju ganti untuk suaminya. Sengaja Najla memilih baju koko berwarna abu-abu sesuai dengan gamis yang ia kenakan sekarang.
Nafis keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang mengikat ditubuhnya. Membuat Najla yang melihatnya terlonjak kaget. Pemandangan itu sebanrnya sudah terbiasa ia lihat, tapi tidak tahu mengapa, ia selalu deg-degan melihatnya. Nafis yang menyadari kehadiran istrinya di kamar melemparkan senyuman pada Najla.
"Udah aku siapin baju kokonya, langsung dipake ya By," ucap Najla berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Kenapa mukanya merah gitu sih?" tanya Nafis yang sengaja menggoda Najla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Agamaku ✔ [TAMAT]
Spiritual[SELESAI || Romance - Spiritual - Travelling] Bandara, menjadi salah satu tempat bersejarah untuk seorang Najla Hilyah Mumtazah. Meski hampir tiap bulan sekali mengunjungi bandara, tapi untuk saat itu sangat berbeda. Dimana dipertemukanya dia dengan...