PENGLARISAN 3 TALI POCONG

1.5K 140 8
                                    

Ambil hikmah dari sebuah cerita. Selalu terima kelebihan dan kekurangan dari pasangan kita.

Peringatan ! jika sudah membaca cerita ini, tolong jangan pernah bertanya tentang hal apa pun di dalam cerita. Rasa penasaran kalian hanya akan mengakibatkan trauma yang mendalam jika tahu kebenarannya.

By : Shepia

Johan adalah bapak dari 2 dua anak, Minah istrinya akhir-akhir ini sering uring-uringan karena uang belanja sering telat, dan tidak cukup untuk kebutuhan rumah mereka. pendapatan Johan sebagai pedagang buah di sekitar kampus di kota J. tidak cukup untuk biaya hidup keluarganya, dan lagi dagangannya sepi karena musim hujan.

Malam itu, Johan dan Minah kembali bertengkar. Ekonomi kelaurga mereka sedang di uji Tuhan.

"Opo cukup sak munu kui, Mas" (Apa cukup segitu, Mas) Kata Minah sambil membanting tiga lembar uang puluhan.

"Sabar to Dek, dagangan sepi udan terus" (Sabar Dik, dagangan lagi sepi karena hujan)

"Biyen jarene kate mbahagiakno, buktine malah ngejak soro!" (Dulu katanya mau bahagiain, buktinya malah ngajak sengsara) Umpat Minah kesal.

Johan diam, ia berpikir bagaimana caranya menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

"Isin Mas, terus-terusan utang nang Bulek Nah." (Malu Mas, terus-menerus berhutang pada Bibi Nah) Lanjut Minah, Lek Nah mempunyai toko kecil tempat Minah tiap kali berhutang, tetangga rumah tempat Johan dan Minah mengontrak.

"Terus aku kudu piye?" (Terus aku harus bagaimana?) Tanya Johan dengan suara tinggi.

"Pikiren dewe, samean lanang Mas." (Pikir sendiri, kamu laki-laki Mas.) Sahut Mina berlalu sambil menggendong anak kedua mereka.

Johan menyusul Mina ke kamar, malam itu mereka kembali bertengkar Johan meluapkan emosinya pada Mina. Sedangkan Mina hanya menangis, ia di salahkan karena terlalu menuntut, Mina hanya ingin jatah uang hariannya.

Pagi saat Johan bangun dari tidurnya, ia tidak mendapati Mina Istrinya. Mina pergi ke rumah orang taunya ia sakit hati dengan perkataan Johan waktu mereka bertengkar semalam.

Johan sedang melamun waktu berkerja, ia memikirkan Mina yang pulang ke rumah orang tuanya beserta kedua anak mereka.

"Ngopo kowe ngelamum wae?" (Ngapain kamu melamun saja) Sapa Suhar membuyarkan lamunan Johan, sambil menepuk punggung Johan.

"Dagangan bosok kabeh, bojo kabor pisan" (Dagangan busuk semua, istri juga kabur) Sahut Johan lesu.

Tak lama mereka berdua terlibat pembicaraan serius. Suhar menyarankan Johan pergi mencari syarat penglarisan.

Johan yang terlena dengan mulut manis Suhar, mulai berpikir untuk menempuh jalan pesugihan lewat penglarisan dagangannya.

Bapak dua anak itu takut jika Mina Istrinya menceraikannya, Johan tidak kuat menghadapi ujian kehidupan. Ia iri dengan kesuksesan orang lain, hatinya mulai bimbang.

Jauh di dalam hatinya, Johan juga ingin menikmati harta duniawi. imannya telah goyah, siang itu Johan membereskan semua dagangannya.

Setelah itu Johan pergi mencari alamat rumah seorang dukun, yang ditulis Suhar lewat secarik kertas. Suhar lebih dulu sukses dengan usaha rumah makannya.

Tiba di rumah dukun yang di maksud Suhar, Johan di mengutarakan niatnya untuk mencari uang dengan cara mudah.

Dukun itu terkekeh ketika mendengar keinginan Johan, "Iso ! pokok awakmu sanggup karo syarat'e" (Bisa ! asal kami sanggup dengan syaratnya) Ucap si Dukun santai. Lalu si dukun mulai menjelaskan semua syarat-syarat yang harus Johan penuhi.

A Thread By ShepiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang