JANUR LELAKU AKSORO TANPO JIWO

851 82 3
                                    

Setelah menempuh perjalanan jauh dan bergonta ganti kendaraan. Akhirnya aku sampai di sebuah desa kecil, tempat di mana aku akan menjumpai seseorang. Seseorang yang belum pernah kutemui, hanya mendengar namanya saja, sudah membuatku penasaran dengan semua cerita yang akan kudengar sendiri dari orang tersebut.

Letak tempat pertemuan dengan orang itu ada di warung kopi dekat pasar desa. Jam di tangan masih menunjukkan pukul 4 lebih 12 menit saat itu, sambil menunggu orang itu datang kupesan segelas kopi panas untuk membunuh waktu.

Saat itu pengunjung warung kopi tidak begitu banyak, mungkin karena hari sudah sore dan cuaca sedang turun gerimis lebat.

Beberapa saat kemudian muncul seorang lelaki yang baru saja memasuki warung. Tubuhnya ringkih seperti orang sakit-sakitan, dengan potongan rambut pendek serta kaos lusuh di padu dengan jeans biru yang mulai pudar warnanya. Lelaki tersebut mulai mengedarkan pandangannya ke dalam warung, tatapan matanya dingin tanpa cahaya kehidupan.

Lelaki bernama Kasrun tersebut mulai berjalan pelan ke arahku, sambil mengibaskan baju basahnya karena air hujan.

Kasrun : permisi, apakah sampeyan Sasa?

Tanya Kasrun menghentikan langkahnya di ujung meja, sambil terus memandang ke arahku dengan penuh selidik.

Aku : ah, Kang Kasrun yah? Iya, saya Sasa dari Jakarta.

Jawabku sambil mengulurkan tangan perkenalan pada lelaki kurus di hadapanku saat itu.

Setelah ia menyambut uluran tanganku, kang Kasrun mulai duduk pada kursi kayu di depanku.

Ibu pemilik warung datang membawa kopi tawar panas, setelah ibu pemilik warung tersebut meletakkan segelas kopi panas di meja depan Kang Kasrun. Seluruh pengunjung warung tiba-tiba segera bangkit dari tempat duduk mereka lalu keluar setelah berpamitan pada kang Kasrun.

Terus kupandangi lekat-lekat sosok lelaki kurus yang duduk di depanku saat itu, di umur yang kutahu masih 35 Tahunan tersebut, kang Kasrun nampak lebih tua dari dugaanku. Sorot mata yang mulai pudar namun, menjadikan dirinya satu-satunya saksi hidup atas banyaknya cerita yang kutulis.

A Thread By ShepiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang