PENUNGGU SUMUR TUA BELAKANG RUMAH

824 89 6
                                    

Sebelum membaca cerita ini, aku ingin mengingatkan kalian agar selalu menjaga lisan. Kita tidak pernah tahu jika, terkadang perkataan kecil yang kita anggap sebagai candaan akan berdampak besar dalam diri kita.

Sekali lagi aku tekankan, bahwa cerita ini sering kali terjadi di sekeliling kita. Terus dekatkan diri pada sang pencipta agar kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

Dan nantinya cerita ini akan aku jadikan sebuah cerbung panjang, lewat Sri yang menjadi tokoh utama dalam cerita.

Mari kita masuk ke dalam cerita yang sebenarnya.

===

Sore itu, Sri yang tiga hari lalu telah melangsungkan pernikahan keduanya bersama Abas mulai menempati rumah peninggalan orang tua Abas.

Rumah tua yang terlihat sudah lama tidak di huni tersebut, nampak kotor dengan banyaknya sarang laba-laba serta tumpukan debu di seluruh bagian lantai dan dinding rumah.

"Tak buatin kopi dulu yah Mas?" Kata Sri setelah mereka sampai di rumah yang akan mereka tempati untuk waktu yang sangat lama.

"Ndak usah Sri, Mas harus jemput pelanggan di pasar." Jawab Abas, kemudian bergegas keluar rumah menuju mobil pickup tuanya.

"Apa Ndak istirahat dulu toh Mas, kita kan baru pindahan." Kata Sri sedikit menahan kepergian suaminya sore itu.

"Kita baru saja menikah, pasti banyak kebutuhan yang harus di beli. Kamu bersih-bersih rumah saja dulu, nanti Mas bantu kalo sudah pulang."

"Yasudah kalo itu maunya Mas," jawab Sri kemudian mencium punggung tangan Abas.

Setelah kepergian suaminya, Sri tak lantas membersihkan rumah yang nampak kotor, ia duduk di kursi berdebu sambil memikirkan sesuatu.

Saat ia sedang berdekatan dengan suaminya, perasaan Sri kepada Abas sangat besar. Bahkan jika Abas menyuruh Sri untuk berlutut dan mencium kakinya, Sri akan langsung melakukannya tanpa keberatan sedikitpun.

Namun jika Sri jauh dari Abas, ia seakan merasakan perasaan aneh yang menjalar di seluruh badannya. Suatu perasaan yang mengganjal dalam hatinya, tanpa bisa ia ungkapkan lewat kata-kata.

Masih dalam posisi yang sama, Sri yang saat itu duduk termenung mulai mengingat-ingat kembali masa lalunya. Sebelum menikah dengan Abas, Sri sudah menikah dengan Agus  pria pilihannya.

Pernikahannya dengan Agus tidak berlangsung lama, hanya dalam 7 hari setelah menikah dengan Agus pernikahan mereka kandas. Ingatannya mulai memutar ulang sebuah memori kecil saat pertama kalinya ia berjumpa dengan Abas.

#flasback

Saat itu, tepatnya dua hari setelah pernikahan dengan Agus. Sri berbelanja di pasar, pada saat Sri sudah selesai berbelanja mulai menenteng tas berisi sayuran hendak pulang. Suasana pasar saat itu penuh sesak oleh pengunjung yang berjubel, hingga akhirnya Sri terjatuh akibat seseorang menabraknya.

Orang itu adalah Abas, yang kebetulan lewat sambil memikul satu karung jagung manis menerobos kerumunan pengunjung pasar yang berjubel di jalan. Karena kebiasaan pengunjung pasar akan berjalan pelan sambil melihat-lihat barang atau sayuran bagus yang berjejer rapi di sepanjang jalan.

Sri yang saat itu terjatuh segera bangkit dari posisinya, kemudian ia mulai marah-marah kepada Abas karena bajunya kotor akibat terjatuh yang sebabkan oleh Abas.

"Ndak usah pegang-pegang. Kalo jalan itu matanya di pake, jangan pakai dengkul." Cerocos Sri di depan Abas, ia tidak memperdulikan banyak pasang mata dari pengunjung yang memperhatikan dirinya.

Meski Abas sudah meminta maaf, Sri tetap saja marah dan parahnya Sri keceplosan memaki Abas dengan suara keras. Tentunya, siapa pun lelaki jika di sepelekan oleh perempuan akan sakit hati, begitu juga dengan Abas, meski dari luar pemuda itu nampak tersenyum sambil meminta maaf dengan tulus, jauh dalam hatinya memendam rasa kesal pada Sri.

A Thread By ShepiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang