Keesokan harinya, Baekhyun menepati janji... Pagi pagi sekali ia sudah rapi dan segar...
Ia benar benar semangat untuk pergi menjenguk istri dari perdana mentri Lee...
Jaraknya memang tak jauh, karena masih berada di ruang lingkup kerajaan...
Dengan ditemani 2 pengawal dan 3 dayang Kerajaan ia berjalan riang sembari senyum yang tak henti hentinya terulas di bibir Cherry nya...
"Hei... Bukankah aneh jika aku tak tau nama kalian berlima?, aku bosan memanggil kalian dayang dan prajurit atau pengawal...", ucap Baekhyun seketika menghentikan langkah riangnya lalu menghadap pada kelima pengikut setianya...
"Ah... Jeoseonghabnida Hee Bin... Cukup panggil kami dayang saja... Tak di benarkan jika Hee Bin memanggil nama kami saat kami bertugas", jawab salah satu dayang membuat lagi lagi Baekhyun mendengus kesal.
"Cih... Banyak sekali aturannya... Tak ada yang menuruti kemauanku", kakinya ia hentakkan beberapa kali kemudian berlalu terlebih dahulu meninggalkan rombongannya...
Para dayang dan prajurit melirik satu sama lain kemudian menunduk takut... "Jeosonghabnida Hee Bin", ucap mereka serempak kemudian bergegas menyusul sang Hee Bin.
.
.
.
Chanyeol sedang menyesap teh hijau kegemarannya di temani hamparan rerumputan memanjakan mata.
Kedua panglimanya senantiasa menemani sang raja setelah mereka melakukan tugasnya...
"Jongdae-ah... Apa segala pekerjaan kita disini sudah terselesaikan?", tanya Chanyeol membuka pembicaraan.
"Ye... Belum sepenuhnya yang mulia, kita masih harus memantau wilayah timur laut", ucap Jongdae sopan.
"Tak bisakah aku pulang lebih dulu?, entah mengapa pikiranku tak tenang kala teringat tentang istana", perkataan sang raja membuat kedua panglimanya tertawa Dalam hati...
'Ah... Orang jatuh cinta', ucap mereka serempak sekali lagi dalam hati.
"Jeoseonghabnida yang mulia, jika yang mulia mengkhawatirkan Hee Bin... Kami jamin para pengawal serta dayang istana akan menjaga serta melayani Hee Bin dengan sangat baik", ucap Jongdae sekali lagi, membuat Chanyeol menatap kepada salah satu panglimanya itu seolah bertanya 'bagaimana kau bisa tau?', dan sang panglima hanya menunduk menyembunyikan senyum gelinya.
"Siapa yang memikirkannya ?!!!", ucap sang raja tak terima, padahal benar itu yang ia sedang galau kan.
Sehun yang sedari tadi terdiam dan tertawa tanpa suara menyadari jika sang raja agung sedang di landa rindu kepada kekasih hatinya.
"Apa apaan wajah menunduk kalian dengan bahu bergetar itu?, kalian menertawakanku?!", ucapan sang raja membuat keduanya gelagapan dan segera mengubah wajah tersenyum geli mereka menjadi datar kemudian mengangkat wajah tertunduknya.
"Jeoseonghabnida yang mulia... Kami tidak", kemudian membungkuk hormat hingga kepala mereka menyentuh lantai sebagai tanda permintaan maaf mendalam.
"Cih... Bisa bisanya, siapkan tandu... Hari ini aku pulang!", maka hanya kata 'ye', yang mampu mereka ucapkan jika sang raja sudah memerintah... Terlebih sang raja sudah lebih dulu pergi meninggalkan tempat minum teh.
"Hyung... Yang mulia semakin seram kala di mabuk asmara", ucap Sehun sembari menatap tubuh kokoh Chanyeol yang kian lama kian menghilang...
Tak...
"Aw... Yak... Mengapa hyung memukulku?!", ucap Sehun tak terima...
"Salahkan mulut kurang ajarmu yang seenaknya berucap... Kau bisa di-",
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Raja// END √ (DIBUKUKAN)
HorrorBOOK INI SUDAH TIDAK DI PERJUAL BELIKAN YA!! JIKA ADA PIHAK YANG MEMPERJUAL-BELIKAN BOOK PERMAISURI RAJA DALAM BENTUK FISIK MAUPUN E-BOOK ATAU APAPUN ITU SEGERA DM ATAU KIRIM PESAN DI SINI. Kisah seorang Raja bengis tanpa hati yang tak memiliki per...