22

8.7K 1K 385
                                    

HAREUDANG... HAREUDANG... HAREUDANG...

Nyatanya kalian rame kalo masuk konflik hiks...

Keknya tiap chapter kudu ada konflik nih hehew... Setuju nggak ?????

Btw... Yang nangis sini kita peyuk ramai ramaiiii...

Ehe... Akoh nepatin janji yak, double up... Dalah happy reading ❤❤❤

.

.

.

Di tengah kegaduhan yang terjadi di istana Joseon....

Para pengikut setia Silla justru tengah berpesta merayakan keberhasilan atas siasat licik mereka...

Kebahagiaan sangat terasa... Pujian pujian kepada sang putri menggema di seluruh ruang megah yang menjadi markas mereka...

"Hidup yang mulia putri Bae seu jie... Panjang umur yang mulia putri mahkota Silla!!!"

"Manse... Manse... Manse..."

Tangan mereka yang tengah memegang gelas berisi tuak mereka angkat tinggi sembari berteriak menyalami sang putri kemudian meminumnya bersama...

"Kami tak salah mengabdikan diri pada yang mulia putri mahkota... Kami bangga menjadi pengikut Silla... Hidup Silla!!!" Ucap salah satu tetua dengan senyum sangat lebar mengapresiasi kebanggaannya.

"Jaya... Jaya... Jaya..." serempak menyahut dengan semangat.

"Ahahaha... Sedikit lagi... Sedikit lagi Joseon akan hancur... Mereka akan menerima kehancuran berkali kali lipat dari kehancuran yang dialami Silla bertahun tahun silam!!!" ucap Seujie berbangga diri akan pencapaiannya.

"Ye putri Seujie... Kami percaya anda mampu... Kita akan menghancurkan Joseon... Selangkah lagi" sahut Tetua itu percaya diri...

"Bagaimana dengan wanita itu?... Apa wanita tua itu benar benar mati putri?" tanya salah satu dari mereka penasaran.

"Aku yakin ia mati, saat aku meninggalkannya, ia sudah tergeletak tak berdaya dengan mulut penuh cairan beserta busa yang banyak keluar, ahaha... Malang sekali wanita tua itu" tak ada penyesalan atau belas kasih kala mengatakan tentang kematian... Bukankah sangat tak beradap tingkah mereka?

Di ruang sempit dengan pencahayaan minim, dua orang yang sedari tadi menguping hanya mampu mengepalkan tangannya...

Sehun dan Minho...

Tak ingin di kendalikan oleh amarah menggebu, Minho dan Sehun segera pergi dari wilayah Silla dan menuju ruang rahasia yang terletak tak jauh dari sana.

.

.

.

Sedang di istana... keadaan sang raja Joseon sangat tak baik baik saja... Chanyeol kini menangis seorang diri di kamarnya... Kamar miliknya dengan sang ratu tercintanya.

Ia merenung seorang diri... Semua pergi. Semua akan menghilang darinya.

"Hiks... Baekhyun-ah... Mianata... Mianhandago.... Sarange Baekhyunee... Kau tak akan sendiri... Aku sudah berjanji akan bersamamu. Aku berjanji tak akan ada yang bisa memisahkan kita, bahkan kematian sekalipun!!! Ketika hari dimana kau pergi... Aku akan ikut bersamamu... Hiks... Kita akan bahagia dan kembali bertemu di kehidupan selanjutnya... Pegang janjiku hiks..." derai air mata yang begitu deras menjelaskan betapa perih dan sesak Yang dirasa amat sangat menyiksa dirinya...

Permaisuri Raja// END √ (DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang