Hei Tayo

25 5 1
                                    

"Bangun-bangun kita telat." Indri menepuk-nepuk temannya satu persatu untuk membangunkan mereka.

"Eegggh," Cika menepis tangan Indri dqri tubuhnya.

"Ih bangun udah jam 7,"

Cempaka membuka matanya yang masih lengket.

"Jam berapa?" Cempaka balik lagi membenamkan wajahnya ke bantal yang masih menggoda untuk ia tiduri.

"Jam 7." Indri yang kesal meninggalkan mereka untuk bergegas ke kamar mandi.

"HAH!!"

Cempaka membelalakan matanya melihat arah jam dinding yang tergantung cantik di kamar Lili.

"Li, Ka bangun udah jam tujuh lewat," Cempaka menepuk tubuh kedua temannya dengan lebih keras.

Gadis itu berlari menuruni ranjang. Ia membuka tasnya untuk mengeluarkan perlengkapan mandi. Setelah itu Cempaka berlari ke kamar mandi.

"Cepetan dong In," Cempaka mengedor-ngedir pintu kamar mandi yang masih ada Indri di dalamnya.

"Hm shang-bar," jawab Indri yang terdengar tidak begitu jelas karena masih dipenuhi busa pasta gigi di mulutnya.

Cika dan Lili yang masih mengantuk hanya berdiri di belakang Cempaka. Cika sedang bersandar di tembok menumpuhkan ke ngantukannya dengan mulut menguap lebar.

Cempaka menyandarkan tubuhnya di pintu kamar mandi.

Brukk

Tubuh Cempaka terjungkal ke dalam kamar mandi dengan posisi kepalanya pas mengenai keramik kamar mandi.

"Eh sorry Cem yaampun lo ngak apa-apa?" Indri membantu Cempaka yang meringis mengusap jidatnya.

Sepertinya kening Cempaka benjol karena terlalu keras terjatuh. "Ngak apa-apa." Cempaka masuk kamar mandi lalu menutupnya dengan masih meringis.

Indri mengusap belakang kepalanya merasa tak enak.

***

"HEY TAYO... HEY TAYO DIA BUS KECIL LUCU MELANGKAH MELOMPAT,"

Pokoknya pagi ini lagu-lagu 'Hey Tayo' itu seakan menjadi pengiring hari. Sudah sebesar ini tontonan mereka masih bis bis bisa bicara itu. Kepala Cempaka rasanya masih nyeri apalagi mendengar teriakan Adit yang paling nyaring bernyanyi Tayo.

"HEY TAYO... HEY TAYO DIA BUS KECIL LUCU MELANGKAH MELOMPAT,"

Adit berjoget-joget di depan papan tulis.

"Dit ada cewek cantik," Rohim menepuk-nepuk bahu Adit yang masih asik bernyanyi dengan sapunya.

"Hah mana?" Tanya Adit yang berhenti mendadak melihat kanan kiri.

"Itu," tunjuk Rohim keluar kelas.

Beberapa langkah dari kelas mereka ada adik kelas yang sedang berjalan menunduk. Cantik memang.

Adit segera ke depan pintu. "Cuit cuit cewek cantik minta pin BB dong," teriak Adit tak terlalu keras tapi masih bisa di dengar oleh remaja cantik itu.

Rohim dan Alan menatap Adit. "Emang BBM masih ada Bos?" Tanya keduanya berbarengan.

Adit menoleh pada temannya berpikir sejenak. "Iya lupa BBM kan jaman SMP yak!"

"CEWEK CANTIK MINTA NOMOR WA DONG." Teriak Adit lebih nyaring.

Cempaka hanya mendengus lalu menyandarkan kepalanya di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cempaka hanya mendengus lalu menyandarkan kepalanya di meja. Sudah tahukan kalau seorang Aditya Pangestu adalah tipe fuckboy dan buaya darat.

"Dit Dit lewat lagi lewat lagi," Alan menepuk kencang lengan Adit melihat gadis tadi yang akan melewati kelas mereka.

Adit, Alan dan Rohim saat ini sudah duduk nyaman membawa kursih masing-masing di depan pintu kelas mengakibatkan kesulitan bagi yang ingin memasuki kelas.

"Hai." Adit menyapa sok kalem sekali wajahnya dibuat seimut mungkin. Iya inilah kebiasaan mereka jika ada adik kelas cantik lewat.

Yang disapa menunduk menyembunyikan wajanya yang ketakutan. Ia melangkah cepat melewati Adit dan teman-temannya yang masih terus menggoda.

"Minggir!!!" Cempaka dan Indri ingin ke toilet tapi jalan diblokir pasukan tak jelas ini.

Adit menoleh dan cengengesan melihat tampang dingin Cempaka. "Eh tuan putri, mari tuan putri," Adit mengangkat kursih kayunya menyilakan Cempaka lewat sama halnya dengan Rohim dan Alan yang berlagak sebagai ajudan membukukkan tubuh mempersilakan Cempaka dan Indri lewat.

Cempaka mendelik. "Gila."

Adit hanya tersenyum makin manis.

"Wah sih Adit beneran suka Cemapak," Rohim spontan bersuara.

"Ngak!" Adit menoleh ke Rohim dan tetap mengelak. Laki-laki itu memanggul kursihnya kembali ketempat duduk.

"Gemesin ya kamu, sini aku bungkus," Alan menggoda Adit dengan memanyun-mayunkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gemesin ya kamu, sini aku bungkus," Alan menggoda Adit dengan memanyun-mayunkan bibirnya.

"Rese lo! Ih adiknya sih Gilang bungkus jangan-jangan?!" Jawab Adit dengan memukul kepala Alan cukup kencang.

"Anjink, najis." Alan bergidik ngeri membayangkan sih predator fetish kain jarik itu sebagai kakaknya.

"Hahahha." Rohim dan Adit tertawa nyaring melihat ekspresi Alan bergidik ngerih.

***

Setelah dari toilet Cempaka dan Indri bergegas kembali ke kelas.

Cempaka duduk mantap di kursihnya.

"Selamat pagi anak-anak!" Bu Riri masuk kekelas mereka.

Semua murid menjawab dengan kata yang sama. "Selamat pagi bu!"

Cempaka melihat bu Riri kali ini bu Riri tidak sendirian malainkan dengan seorang remaja laki-laki.

"Kalian kedatangan murid baru. Delon ayo kenalkan diri kamu." Suruh bu Riri pada remaja laki-laki yang mengikutinya itu.

Sih laki-laki bernama Delon itu mendekati bu Riri berdiri di depan semua murid kelas XII IPA 1. "Perkenal nama saya Delon Juni pindahan dari SMA Purnama."

"SALAM KENAL DELON." Sambut semua anak kelas XII IpA 1 serentak.

Cempaka melihat laki-laki itu dengan detail ia merasa kenal atau pernah bertemu tapi dimana ya?

"Delon kamu duduk di samping Indri ya!" Bu Riri menunjuk bangku sebelah Indri yang memang kosong. Indri duduk tepat di belakanv Cempaka dan Adit.

Delon tersenyum melihat Cempaka yang dibalas sama oleh Cempaka.

Bersambung....

JURNAL SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang