Hari ini ada peragaan kostum di sekolah Cempaka dan Adit. Jadi untuk seluruh siswa dibebaskan memakai pakaian apapun.
Cempaka dipaksa teman-temannya untuk memakai gaun ketat sepaha, gila ngak tuh? Tapi di sini Cempaka terlihat menawan sekali.
"Kok gue ngerasa kayak cewek penggoda ya pake ginian?" Beberapa kali ia harus menurunkan bagian bawah gaun agar tidak terlalu mengekspos paha putihnya. Untung kakinya mulus kalau buluk bisa diejek satu sekolah dirinya.
Sedangkan di sisi lain, Adit juga dipaksa teman-temannya untuk memakai kostum macam anak culun. Pakai kaca mata bulat, tas punggung dinaikkan, kemejanya dikancingkan hingga membuatnya hampir sulit bernafas dan rambut belah tengah.
"Woi...! kalian niat amat ngerjain gue," bentak Adit pada teman-temannya yang asik nyengir itu.
"Ngak apa-apa kali Dit, sekali-kali lo tampil begini napa," Jawab Ragil menepuk bahu Adit penuh semangat.
"Kampret lo semua, untung gue ganteng," ujarnya narsis.
Ya begitulah Adit, dalam hal apapun selalu membanggakan ketampanannya yang tidak seberapa itu.
"Cuy tuh siape yak? Seksi bener, wih mana baha nya mulus lagi," oceh Rohim dengan mata tak lepas memandang lurus koridor arah sang gadis yang sedang berjalan mendekati mereka.
"Mana?" Adit yang doyan cewek tentu saja terpancing juga, "eh iye, wih mulus bener!" Aditya berdecak kagum.
"Eh kok kayak kenal?!" Alan mengerutkan kening memperjelas penglihatannya.
"CEMPAKA!" Sontak Adit berteriak nyaring. "TUTUP MATA KALIAN," perintah Adit heboh pada teman-temannya yang mengagumi Cempaka.
Cempaka yang berdiri tak jauh dari mereka megerutkan kening penuh tanya.
"Kenapa tuh orang?" Tanya Cempaka pada ketiga temannya.
"Biasa Adit mah, kalau ngak ribut bukan Adit namanya,"jawab Lili seadanya yang diamini oleh kedua temannya yang lain.
Di ujung sana Adit masih mencak-mencak memarahi Rohim.
"Rohim lo bener-bener mau gue colok tuh mata, gue bilang tutup ya tutup!" Geram Adit menutup paksa mata Rohim.
Rohim pasrah menutup mata dengan telapak tangannya, ia tak ingin memancing di air bening eh air keruh, maksudnya tidak mau memancing kemarahan Aditya.
Adit meninggalkan teman-temannya, ia berlari mendekati Cempaka. Setelah dekat, Aditya segera melepaskan hoodi nya.
"Eh, mau ngapain?" Tolak Cempaka penuh waspada melihat pergerakan Aditya.
"Ini bahaya Cempaka!" Ujar Adit gusar.
"Apanya yang bahaya Dit?" Tanya Cika, menatap bingung Aditya.
"Iya apa yang bahaga? Ada bom gitu? Mau gempa buni?" Tanya Indri.
Adit tak menjawab satupun pertanyaan teman-teman Cempaka. Ia malah menarik lengan Cempaka untuk membawa gadis itu berlari menjauhi kerumunan mata laki-laki yang menatap Cempaka penuh minat.
"Eh Dit, mau lo bawa kemana Cempaka?" Indri,Lili dan Indri mengejar Aditya yang membawa lari Cempaka.
Begitu juga Alan, Ragil, Rohim dan Rafli. "Bos jangan bawa kabur anak orang bos," teriak mereka sambil melambaikan tangan berharap Adit memdengarnya.
"Iya Dit itu anak gadis orang." Timpal Ragil.
Adit berbalik sebentar. "BOCOT LO PADA!!" Teriaknya.
"Dit lo kenapa sih? Aduh... ," langkah Cempaka terseok-seok saking tak beraturannya Adit menginbangi langkah pemuda itu.
"Adit ih..,!" Cempaka berusaha melepas genggaman tangan Adit namun tetap tidak bisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/226637512-288-k40578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JURNAL SMA
Humor"Adit, bayar duit kas!!!" cukup nyaring suara itu hingga wajah Aditya pengestu memerah malu dilihat semua orang apalagi adik tingkat yang memang lagi berjubel di kantin pada saat jam istirahat seperti sekarang ini. "Lo bisa ngak sih nagihnya nanti n...