PROLOG

20.5K 1.1K 65
                                    

P E R F E C T L O V E
A story by @Lusiangelina

P E R F E C T L O V EA story by @Lusiangelina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


XXX

Sakit ketika perasaan mu bertepuk sebelah tangan.

Menyakitkan ketika seseorang yang begitu tulus kita cintai berlalu begitu saja tanpa memandang kearah mu.

Hanya dianggap sebuah bayangan semu. Samar tak terlihat.

Diabaikan, tak dianggap dan dilirik hanya sebentar. Layaknya orang asing yang tak di kenal. Atau layaknya seseorang yang memang tak pantas untuk di perhatikan.

Lila, menatap hancur pada mata hitam legam itu. Terbungkam tak bersuara. Hingga akhirnya Air matanya luruh dengan merasakan luka terlalu dalam. Begitu sesak.

" Maaf...Lila"

Lila menahan isakannya. Menahan rasa pedih pada hatinya. Sangat menyakitkan. Sungguh-sungguh menyakitkan.

" Maaf sekali lagi. " Dada lila semakin sesak ketika pria itu-suaminya meraih tangan wanita yang disisi suaminya dan menggenggamnya begitu erat. Seolah mengatakan bahwa Lila bukanlah apa-apa di bandingkan wanita itu.

Matanya terpejam. Tersirat akan rasa putus asa.

" Apakah semuanya telah usai? "

" Ya. "

Lila mengangguk, tersenyum lembut dengan hati terluka. Air matanya mengalir. Menunjukan pada Dewa bahwa Lila benar-benar terluka.

" Aku pikir aku tak akan sendirian lagi. Tetapi, Mas benar-benar tidak akan pernah bisa mencintai ku. "

" Lila...."

" Aku akan berusaha menerimanya. Jika memang ini keputusan mu. Baiklah. "

Lila memutar tubuhnya.

Pergi?

Akan kemana dia?

Akan pulang pada siapa Lila?

Karena, Lila hanya sendiri.
Tak ada kedua orang tua. Tak ada kerabat yang dekat. Paman? Apakah Lila sanggup merepotkan pamannya? Tidak.

Tak ada seorang pun yang akan memeluknya ketika dia menangis. Tak ada seorang pun yang akan melindunginya.

Lila menatap hitam langit malam melalui balkon.

Ayah?

Inikah yang kau katakan bahwa aku akan di lindungi?

Kau salah.

Aku hanya wanita muda yang telah tersakiti. Kali ini pada siapa aku harus mengadu? Pada siapa aku harus menangis? Tak ada kau disini. Aku seorang diri. Hampa dan penakut.

Terlanjur Mencintai || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang