XXVIII - Beban Pikiran Bertambah

4.7K 406 61
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku masih setia di kamar dengan segala pemikiran yang masih belum bisa aku hilangkan. Semuanya berserakan dan membuat aku mengingatnya secara acak.

Dalam situasi seperti ini, pasti Jessie dan Emma menjumpaiku dan menenangkan pikiranku. Aku kangen mereka. Mereka ada niat gak ya pindah ke sini? Kerinduanku sudah gak bisa ditoleransi lagi. Aku rindu Jessie yang cerewet. Aku rindu Emma yang mulutnya pedas kayak boncabe.

Aku meraih ponselku. Jariku langsung aktif membuka kunci dan mencari aplikasi chatting.

Ma Bitches❤

Razka: BITCH!!!

Tak perlu menunggu lama, mereka sudah membalas pesanku.

Jessie: Yes bitch!

Emma: Wassap bitch.

Razka: Miss you guys!

Jessie: Ahhh me too babe😘

Razka: Kalian gak ada niat datang ke sini?

Emma: Nanti tunggu kami sukses ya sayang.

Jessie: Iya, duitku masih kurang kalau mau terbang ke sana.

Emma: That's right. Aku masih nabung.

Jessie: Buat apa?

Razka: Buat nikah, yakan Emma?

Jessie: LOL, Razka ada benarnya.

Emma: Enak aja! Kalau nikah, cari yang kaya lah! Biar dia yang modalin nikah, aku cuma bisa nikmati tubuh dan uangnya aja LOL.

Jessie: Duh! Kelihatan siapa bitch yang sebenarnya.

Emma: Setan!

Razka: vc yuk, aku kangen.

Jessie: Yuk!

Tiba-tiba saja, Jessie menelponku. Tanpa banyak tanya aku langsung menjawabnya. Terlihatlah wajah Jessie di sana. Dia sedang memanggil Emma. Beberapa detik kemudian, Emma sudah bergabung. Terlihatlah wajah kami bertiga di layar.

"Razka! Ya ampun! Makin kurus," sambar Jessie.

"Iya, kamu gak dikasih makan?"

Aku menundukkan kepalaku. Melihat badanku yang memang makin kurus. Gak kurus-kurus banget, pokoknya beda saat aku di California terlihat agak berisi.

"Banyak pikiran," jawabku seadanya.

"By the way, gimana kabar kamu sama Fachry?" tanya Emma.

Tiba-tiba saja aku terdiam mendengar pertanyaan Emma barusan. Aku ngajak mereka telponan buat lupain masalah, tapi mereka malah buat aku ngingatnya lagi.

"Baik-baik aja, kenapa?"

"Ya ampun, aku kangen tau sama Fachry," sambar Jessie.

Love Me Like You Do [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang